Tak bisa dimungkiri, Thailand adalah salah satu negara di Asia Tenggara yang memiliki pembalap yang kompetitif. Beberapa pembalapnya mampu masuk ke kejuaraan dunia Grand Prix.
Tak hanya bersaing, para pembalap asal Negeri Gajah Putih itu bahkan mampu mendulang poin. Sejak 2006, pembalap Thailand silih berganti meramaikan gelaran Moto3 dan Moto2. Siapa saja mereka?
Ratthapark Wilairot lahir di Chonburi pada 14 April 1988. Ia merupakan pembalap Thailand dengan karier yang panjang di kejuaraan dunia Grand Prix.
Wilairot memulai debutnya di kelas 250cc pada 2006. Meski hanya sebagai pembalap wildcard, Wilairot mampu finis di urutan ke-10 pada GP Jepang. Hasil yang memuaskan ini membuka jalannya untuk berlaga semusim penuh pada 2007. Ia digandeng tim Thai Honda PTT SAG. Tahun ini, hasil terbaik yang diraih Wilairot adalah finis urutan ke-8 di GP Inggris.
Pencapaian terbaik pembalap yang biasa disebut Feem ini terjadi pada 2009. Ia bisa dua kali finis di urutan ke-5. Pada klasemen akhir, ia mampu catatkan 81 poin, tertinggi sepanjang kariernya.
Capaian Wilairot terus berlanjut. Pada 2010, ia hampir naik podium di GP Belanda. Sayangnya, ia akhirnya finis di urutan ke-4 di belakang Andrea Ianone, Tonia Elias, dan Thomas Luthi.
Meski sering menuai poin, perjalanan karier Wilairot tidak selalu mulus. Pada 2013, setelah menjalani beberapa seri balapan, ia memutuskan untuk pensiun. Posisinya kemudian digantikan Thitipong Warokorn.
Namun, itu bukan akhir kariernya di Grand Prix. Pada 2014 dan 2015, ia tetap tampil beberapa kali di Moto2 sebagai wildcard. Pada 2016, Wilairot kembali balapan semusim penuh di Moto2 dengan tim Idemitsu Honda Team Asia. Sayang, ia tidak bisa menghasilkan performa terbaik. Ini menjadi musim terakhirnya di Moto2.
Thitipong “Ting Note” Warokorn lahir di Chonburi pada 27 Januari 1989. Ia adalah pembalap Moto2 penerus dari Ratthapark Wilairot.
Warokorn debut di kelas Moto2 pada 2013 di GP Indianapolis. Ia berperan sebagai pembalap pengganti Wilairot, yang sebelumnya memutuskan pensiun dari ajang kejuaraan dunia Grand Prix. Tergabung dalam tim Thai Honda PTT Gresini Moto2, musim ini ia hanya membalap sebanyak enam kali.
Musim balap 2014 menjadi tahun pertama Warokorn berlaga satu musim penuh. Ia masuk skuad tim APH PTT The Pizza SAG Racing Team. Hasil terbaiknya hanya finis ke-21 di GP Malaysia. Formasi tim ini berlanjut di tahun 2015. Namun, tetap, Warokorn belum mampu menuai poin. Hasil terbaiknya cuma finis ke-18 di GP Indianapolis.
Apiwat Wongthananon lahir di Chonbury pada 2 Februari 1994. Karier balapnya di kejuaraan dunia Grand Prix terbilang singkat. Wongthananon hanya berperan sebagai pembalap wildcard.
Debut balapannya dimulai pada 2011 di Moto2 GP Malaysia. Ia direkrut tim Thai Honda Singha SAG. Namun, di percobaan pertamanya ini, ia gagal finis.
Wongthananon kembali mendapat kesempatan berlaga setelah 7 tahun berselang. Pada 2018, ia mendapatkan dua kali wildcard di Moto3 pada GP Thailand dan GP Malaysia. Hampir mendapat poin, hasil terbaiknya finis ke-16 di Sirkuit Buriram. Ia tergabung dalam tim VR46 Master Camp Team.
Nakarin Atiratphuvapat lahir di Khon Kaen pada 17 Januari 1996. Ia adalah pembalap penuh waktu di kelas Moto3 untuk musim 2017 dan 2018.
Bergabung dengan Honda Team Asia, Atiratphuvapat mencatatkan 16 poin di klasemen akhir 2017. Hasil balapan terbaiknya terjadi di Sirkuit Brno, GP Ceko. Start dari urutan ke-15, Atiratphuvapat mampu finis posisi ke-10.
Torehan poin ini berlanjut di tahun berikutnya. Pada 2018, ia berhasil finis di posisi ke-8 pada GP Valencia. Sebelumnya, hasil kualifikasi Atiratphuvapat memang bagus. Ia mampu start dari urutan ke-2 di belakang Tony Arbolino.
Somkiat Chantra adalah pembalap muda Thailand yang berbakat. Ia lahir di Chonbury pada 15 Desember 1998.
Pembalap bernomor 35 ini memulai debut balapnya di kelas Moto3 sebagai wildcard di GP Thailand. Ia langsung membuat kagum. Start dari urutan ke-24, Chantra mampu finis di posisi ke-9. Ia pun berhak mengantongi tujuh poin.
Terang saja, hasil ini memikat tim Idemitsu Honda Team Asia. Tahun 2019, Somkiat Chantra membalap semusim penuh di kelas Moto2. Selama musim balap ini, ia berhasil dua kali finis di peringkat sepuluh besar. Di GP Argentina, Chantra finis ke-10. Lalu, di GP Thailand, ia finis di posisi ke-9.
Pada 2020 dan 2021, Somkiat Chantra tetap dipercaya Honda Team Asia. Pada klasemen akhir musim 2021, ia mampu koleksi 37 poin, terbanyak selama kariernya. Hasil ini ia dapatkan berkat beberapa kali finis di posisi 15 besar di GP Prancis (finis posisi ke-12), GP Catalunya (P9), GP Assen (P11), GP Styria (P8), dan GP Austria (P5). Di GP Austria ini pula, Chantra bisa mencatatkan lap tercepat pertamanya.
Tahun 2022 nanti Chantra masih membawa bendera Honda Team Asia. Ia akan tetap berpasangan dengan pembalap Jepang, Ai Ogura.
Keminth Kubo lahir di Thailand pada 21 Mei 1999. Ia adalah pembalap muda yang membela skuad VR46 Master Camp Team di ajang balap CEV Moto2 European Championship.
Pada 2021, Kubo debut sebagai pembalap wildcard di gelaran kejuaraan dunia Moto2 pada GP Catalunya. Pada 2022 nanti, pembalap bernomor 81 ini akan berlaga semusim penuh. Ia akan memperkuat Yamaha VR46 Master Camp Team. Kubo nantinya berpasangan dengan pembalap asal Spanyol, Manuel Gonzalez.
Thailand memang salah satu negara di Asia Tenggara yang memiliki pembalap kompetitif pada kejuaraan dunia Grand Prix. Dengan pembalap muda seperti Somkiat Chantra dan Keminth Kubo, mungkinkah Thailand akan segera miliki pembalap yang berlaga di kelas MotoGP?