Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Max Verstappen saat menjalani pekan balap GP China 2024
Max Verstappen saat menjalani pekan balap GP China 2024. (commons.wikimedia.org/ Liauzh)

Intinya sih...

  • Max Verstappen tetap memperkuat Red Bull di Formula 1 2026

  • Isack Hadjar dipromosikan dari Racing Bulls untuk bergabung dengan Verstappen di Red Bull

  • Liam Lawson berhasil mempertahankan kursi balapnya di Racing Bulls untuk musim depan

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Red Bull dan Racing Bulls telah menetapkan susunan pembalap untuk menghadapi Formula 1 2026. Max Verstappen tetap memperkuat Red Bull musim depan. Pembalap berkebangsaan Belanda itu akan bertandem dengan Isack Hadjar yang dipromosikan dari Racing Bulls. Ini membuat Yuki Tsunoda kehilangan kursi balap di tim yang berbasis di Milton Keynes, Inggris.

Sementara itu, Liam Lawson bakal menjalani musim keduanya bersama Racing Bulls. Pembalap asal Selandia Baru itu akan berbagi garasi dengan Arvid Lindblad yang merupakan pembalap debutan pada musim depan. Lalu, apa saja faktor yang mendorong Red Bull dan Racing Bulls memilih susunan pembalap seperti itu untuk menghadapi musim depan?

1. Max Verstappen akan menjalani musim kesebelas bersama Red Bull di Formula 1 2026

Max Verstappen tak melangkah pergi dari Red Bull selepas Formula 1 2025. Pembalap berusia 28 tahun itu akan menjalani musim kesebelas bersama tim yang dipimpin Laurent Mekies pada 2026. Ini bukanlah hal yang mengejutkan mengingat Verstappen punya kontrak dengan Red Bull hingga pengujung 2028.

Verstappen sempat dirumorkan akan meninggalkan Red Bull pada akhir musim ini. Mercedes dikabarkan tertarik untuk merekrut Verstappen menyusul performa RB21 yang kurang oke pada paruh pertama Formula 1 2025. Namun, tim berjuluk Silver Arrows tersebut memilih mempertahankan George Russell dan Kimi Antonelli untuk mengarungi kejuaraan musim depan.

Keberadaan Verstappen di Red Bull merupakan elemen penting bagi tim. Pengalamannya selama memperkuat Red Bull diharapkan bisa membantu dalam menghadapi ketatnya persaingan tahun depan. Apalagi, Formula 1 akan menerapkan regulasi baru mulai 2026.

Selain itu, posisi Verstappen yang lebih senior di tim dapat menjadi kesempatan berharga bagi Isack Hadjar. Meski menjadi rival saat beradu cepat di lintasan, Hadjar bisa mempelajari serta mendapat masukan dari Verstappen pada musim perdananya di Red Bull. Hal ini akan membantu Hadjar beradaptasi dengan tim agar dapat menorehkan hasil terbaik.

2. Isack Hadjar mendapat kesempatan memperkuat Red Bull pada musim keduanya di Formula 1

Isack Hadjar melengkapi skuad Red Bull di Formula 1 2026. Pembalap berpaspor Prancis itu terikat kontrak dengan tim hingga akhir tahun depan. Promosi yang Hadjar peroleh dilandasi oleh sejumlah faktor.

Performa Hadjar pada musim perdananya di Formula 1 terbilang oke. Meski sempat mendapat kritikan pascainsiden pada formation lap di GP Austrailia, Hadjar mampu meningkatkan penampilannya saat mengemudikan mobil VCARB 02. Finis ketiga di GP Belanda merupakan hasil terbaik yang diraih Hadjar sejauh ini. Hingga GP Qatar, Hadjar menduduki peringkat kesepuluh di klasemen pembalap lewat perolehan 51 poin.

Faktor lain yang memengaruhi keputusan Red Bull untuk mempromosikan Hadjar adalah performa Yuki Tsunoda. Pembalap asal Jepang itu memperkuat Red Bull sejak GP Jepang 2025 setelah tim memutuskan menurunkan Liam Lawson kembali ke Racing Bulls. Namun, Tsunoda tak berhasil memenuhi ekspektasi tim. Ia hanya mampu menorehkan 30 poin selama mengemudikan RB21 hingga GP Qatar.

Situasi tersebut jelas menempatkan Tsunoda dalam posisi sulit. Di sisi lain, performa Tsunoda yang jauh dari kata memuaskan menaikkan peluang Hadjar untuk mengisi kursi balap kedua di Red Bull. Alhasil, Red Bull mengambil keputusan mempromosikan Hadjar secepat mungkin.

3. Liam Lawson berhasil mempertahankan kursi balapnya di Racing Bulls untuk berkompetisi di Formula 1 2026

Kebersamaan Liam Lawson bersama Racing Bulls kembali berlanjut pada 2026. Pembalap berusia 23 tahun itu terikat kontrak dengan tim yang dipimpin Alan Permane hingga akhir tahun depan. Ada faktor yang memengaruhi keberhasilan Lawson mengamankan satu kursi balap di Racing Bulls.

Lawson sempat memperkuat Red Bull pada dua balapan awal Formula 1 2025. Sayangnya, ia harus kembali ke Racing Bulls setelah Red Bull memilih mempromosikan Yuki Tsunoda untuk bertandem dengan Max Verstappen. Situasi tersebut rupanya tak membuat Lawson gentar.

Pembalap bernomor mobil 30 itu justru berhasil mencatatkan poin lebih banyak dari Tsunoda di klasemen pembalap. Hingga GP Qatar, Lawson berada di peringkat ke-14 dengan mengoleksi 38 poin dari 23 seri balap yang telah digelar. Ia unggul 5 poin atas Tsunoda.

Performa Lawson yang lebih oke ketimbang Tsunoda membuat manajemen senior Red Bull dan Racing Bulls terkesan. Meski membutuhkan waktu untuk mengambil keputusan, pihak tim percaya pada potensi yang dimiliki Lawson. Mereka menilai Lawson punya respons yang baik terhadap keputusan Red Bull menurunkannya ke Racing Bulls di GP Jepang 2025 dengan pencapaian di lintasan.

4. Arvid Lindblad menjejakkan kaki sebagai pembalap debutan di Formula 1 2026 bersama Racing Bulls

Racing Bulls akan memiliki pembalap baru saat menjalani Formula 1 2026. Arvid Lindblad akan menjadi rekan setim baru untuk Liam Lawson tahun depan. Sama seperti Lawson, Lindblad terikat kontrak dengan tim hingga akhir musim depan.

Lindblad bukan sosok asing pada skuad Red Bull. Pembalap berkebangsaan Inggris tersebut merupakan anggota Red Bull Junior Team yang bergabung sejak 2021 ketika dirinya berusia 13 tahun. Salah satu prestasi terbaiknya adalah menduduki peringkat ketiga di klasemen Formula 4 Italian Championship 2023 ketika memperkuat Prema Racing.

Saat ini, Lindblad menjalani berkompetisi di Formula 2 bersama Campos Racing. Berstatus sebagai debutan, Lindbald menduduki posisi keenam lewat perolehan 121 poin. Lindblad juga sempat turun saat sesi latihan pertama (FP1) Formula 1 2025 GP Inggris dan Meksiko.

Red Bull sangat percaya terhadap talenta Lindblad. Mereka bahkan sampai mengajukan dispensasi kepada FIA agar Lindblad memperoleh superlicence sebelum berulang tahun ke-18. Red Bull melakukan ini supaya mereka bisa mempersiapkan Lindblad dengan memberinya uji coba mengemudikan mobil Formula 1.

Meski belum menjadi penantang titel juara di Formula 2, Red Bull tak mau membuang waktu untuk mempromosikan Lindblad ke Formula 1. Kecepatan murni, kualitas memberikan masukan, dan kematangan saat berada di lintasan maupun di luar lintasan cukup untuk meyakinkan Red Bull. Pada akhirnya, mereka memberi kesempatan Lindblad berkarier di Formula 1 bersama Racing Bulls.

5. Yuki Tsunoda tetap berada di skuad Red Bull sebagai pembalap cadangan pada 2026

Yuki Tsunoda tak mendapat kursi balap di Formula 1 2026. Walau begitu, pembalap asal Jepang itu masih akan berada di paddock kejuaraan musim depan. Tsunoda mengemban tugas sebagai pembalap cadangan di Red Bull dan Racing Bulls.

Kondisi tersebut setidaknya memberi kesempatan Tsunoda untuk mempersiapkan diri jika ada kursi kosong pada 2027. Dalam beberapa waktu terakhir, Tsunoda telah dikaitkan dengan sejumlah tim, salah satunya Aston Martin. Tim yang berbasis di Silverstone, Inggris, tersebut menjalin kemitraan dengan Honda mulai tahun depan. Di sisi lain, Honda merupakan pihak yang mendukung karier Tsunoda di Formula 1.

Tidak mengherankan apabila isu Tsunoda merapat Aston Martin begitu santer dalam beberapa waktu terakhir. Bukan tidak mungkin, Tsunoda berpeluang bergabung ke tim tersebut jikalau Red Bull tak memberinya kursi balap pada 2027. Apalagi, kontrak Fernando Alonso akan rampung pada akhir 2026.

Red Bull dan Racing Bulls telah mengisi kepingan susunan pembalap Formula 1 2026. Banyak pihak kini menantikan performa kedua tim pada musim mendatang. Akankah mereka mampu menorehkan hasil terbaik? Menarik untuk ditunggu bersama!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team