Merekap 10 Musim Perjalanan Aprilia di MotoGP, Ada Peran Espargaro

Aprilia pernah hengkang dari MotoGP pada akhir 2004. Baru pada 2015, pabrikan motor asal Italia ini kembali berlaga di kelas premier. Sejak itu, Aprilia terus bertumbuh jadi salah satu motor mumpuni di lintasan.
Namun, perjalanan Aprilia tak mudah. Dari pertama kali comeback hingga merengkuh podium pertamanya, Aprilia butuh waktu 7 tahun. Sepanjang 2015 hingga 2024, Aprilia mengalami episode naik turun.
Perubahan pembalap, datangnya figur penting, dan inovasi jadi kunci tranformasi di Aprilia. Bagaimana kisah perjalanan Aprilia di MotoGP selama 10 tahun terakhir? Simak ulasannya berikut ini!
1. Lima tahun awal yang penuh tantangan
Ketika Aprilia kembali ke MotoGP pada 2015, pabrikan Noale tak menyusun tim pabrikan sendiri. Aprilia mengandalkan kerja sama dengan tim Gresini untuk mengelola tim balapnya. Kolaborasi ini nantinya bertahan selama tujuh tahun.
Dari sisi motor, saat itu Aprilia mengandalkan mesin Superbike RSV4 sebagai basisnya. Mesin ini sangat kompetitif di ajang World Superbike. Hanya saja, mesin ini ternyata tak bisa bersaing di MotoGP. Tak heran jika Aprilia terseok-seok.
Di lintasan, pabrikan Noale diperkuat Alvaro Bautista dan Marco Melandri, yang lalu diganti Michael Laverty dan Stefan Bradl. Hasil terbaik Bautista dan Bradl hanya sesekali finis sepuluh besar. Pada 2016, Aprilia mencoba mesin baru yang lebih ringan dan kompak. Hasilnya, Bautista dan Bradl sempat finis P7.
Memasuki musim 2017, keduanya diganti Aleix Espargaro dan Sam Lowes. Espargaro sudah bisa finis enam besar di Qatar dan Aragon yang merupakan finis terbaik Aprilia hingga saat itu. Sayangnya, pada 2018, Aprilia tak mengalami kemajuan. Hasil balapnya bahkan menurun dari musim sebelumnya. Pada 2019, Espargaro bertandem dengan Andrea Iannone. Hanya Iannone yang bisa finis P6.