Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Menilik Transformasi Mental Jorge Martin di MotoGP

potret Jorge Martin (commons.wikimedia.org/Liauzh)
Intinya sih...
  • Jorge Martin mengalami masa suram karier di MotoGP, termasuk cedera fisik dan tekanan mental.
  • Kekalahan dalam perebutan gelar juara dunia 2023 membuat Martin kehilangan motivasi dan tertekan secara mental.
  • Martin mendapat bantuan psikolog olahraga Xero Gasol yang membantunya pulih secara mental dan kembali meraih prestasi tertinggi.

Perjalanan karier Jorge Martin di MotoGP tak mudah. Juara dunia 2024 ini pernah melewati masa suram. Martin pernah cedera parah secara fisik dan pernah begitu terpuruk secara mental.

Saat melakoni musim 2021, misalnya, Martin mengalami kecelakaan parah pada seri Portugal. Akibatnya ia harus menjalani beberapa kali operasi. Kesempatan untuk tampil maksimal pada musim debutnya pun sirna.

"Aku pernah dioperasi 15 sampai 20 kali. Semuanya membuatku menderita, tapi itulah yang membawaku sampai di posisiku saat ini," ujar Martin dilansir Corsedimoto.

Namun, momen terburuk Martin justru datang usai menjalani musim 2023. Sejatinya Martin tampil mumpuni musim itu. Ia bisa bersaing memperebutkan titel juara dunia melawan Francesco Bagnaia. Sayangnya, Martin harus kalah karena banyak melakukan kesalahan sendiri.

Memasuki awal musim 2024, Martin tertekan secara mental. Ia menjalani episode paling rendah dalam karier balapnya. Beruntungnya, Martin bisa bangkit hingga akhirnya meraih prestasi tertinggi. Bagaimana kisahnya? Simak ulasannya berikut ini!

1. Kalah pada 2023, Jorge Martin terpuruk secara mental

Jorge Martin kehilangan motovasi usai kalah dalam perebutan gelar 2023. Martin melakukan kesalahan fatal saat terjatuh pada seri Valencia. Padahal, seri tersebut adalah balapan pamungkas dalam penentuan gelar musim itu.

Martin mengakui kekalahan dan harus puas sebagai runner-up. Namun, di dalam lubuk hatinya, Martin menyesal melakukan banyak kesalahan dan takut mengulanginya. Dampaknya fatal, ia tertekan secara mental dan kehilangan semangat.

"Begitu banyak momen buruk. Setelah akhir musim lalu, pada Januari (2024), aku sangat menderita secara psikologis. Aku sampai tak ingin balapan lagi karena begitu banyak hal yang aku takuti," kata Martin dilansir Corsedimoto.

Martin hanya mengaspal untuk sekadar menunaikan kewajiban kontraknya. Ia sama sekali tak menikmati saat memacu Desmosedici. Ketakuan melakukan kesalahan selalu membayangi.

"Aku tak tahu kenapa ketakutan itu muncul. (Mungkin karena pada 2023) Aku menjalani musim yang fantastis tapi aku tak menang. Aku merasa aku tak akan pernah bisa secepat musim lalu, atau aku tak akan pernah menang lagi, atau aku tak akan pernah merebut kejuaraan," ungkap Martin dikutip Crash.

2. Ada peran psikolog olahraga dalam tranformasi mental Jorge Martin

Keadaan Jorge Martin tentu mengkhawatirkan. Beruntungnya, orang di sekitarnya bertindak cepat dengan mencari bantuan yang tepat. lbert Valera, Manajer Martin yang juga mewakili Aleix Espargaro, memperkenalkan Martin dengan Xero Gasol.

Xero Gasol adalah psikolog olahraga yang terbiasa bekerja dengan atlet, khususnya di bidang sepak bola. Martin dan Xero pertama kali kontak pada seri Catalunya. Setelahnya, mereka berkolaborasi untuk memperkuat mental, keyakinan, dan kepercayaan diri Martin.

Mereka berkomunikasi rutin, baik secara langsung maupun melalui konferensi video. Xero berperan penting dalam transformasi yang dialami Martin. Saat Martin sedang mengalami masa-masa sulit, seperti ketika terjatuh pada seri Jerman, ia berkonsultasi dengan Xero. Xero sukses menolong Martin memilih versi terbaik dari dirinya.

"Tahun ini aku banyak berkonsultasi dengan psikolog, Xero, yang telah membantuku mengatasi rasa takut kalah. Sekarang aku berkendara untuk mendapatkan kebahagiaan ketika menang, bukan untuk rasa takut kalah," ujar Martin dilansir Motorsport-total.

3. Jorge Martin memperbaiki kepercayaan diri

Perlahan, tetapi pasti, Jorge Martin kembali ke performa terbaiknya. Rasa kepercayaan dirinya bangkit. Motivasinya yang sempat hilang pun datang lagi. Martin kini menikmati setiap proses yang ia lewati.

"Akhirnya aku bisa mendapatkan motivasiku kembali. Aku tak hanya melihat tentang hasil akhirnya, tetapi juga prosesnya. Menikmati prosesnya adalah kunci," kata rider bernomor 89 ini dikutip Crash.

Tak hanya secara piskologis, Martin juga memperbaiki sisi spiritualitasnya. Ia semakin percaya bahwa berdoa adalah salah satu upaya terbaik untuk menenangkan diri. Berkontemplasi menolongnya menjadi lebih baik.

"Aku banyak bermeditasi, yang menurutku adalah salah satu bentuk berdoa. Aku menemukan kembali keyakinanku terhadap sesuatu yang lebih besar. Aku rasa aku diberkati. Berdoa itu seperti berbicara pada dirimu sendiri, mencoba untuk menjadi orang baik, mencoba untuk memberi, menerima, dan aku pikir itu hal yang sangat kuat," kata Martin dikutip Crash.

4. Kekompakan di Pramac Racing jadi tambahan motivasi

Pada 2024, Jorge Martin yang merupakan rider andalan tim Pramac Racing sejatinya memasuki masa yang unik. Mereka disokong penuh oleh Ducati, tetapi musim ini adalah terakhir kalinya mereka bekerja sama. Pramac Racing akan menjadi tim satelit Yamaha mulai 2025.

Begitu juga dengan posisi Martin dalam tim. Ini merupakan tahun terakhir kolaborasi mereka. Martin bakal memperkuat tim Aprilia mulai 2025. Kendati begitu, atmosfer di garasi tim Pramac Racing justru makin solid. Hal itulah yang menambah motivasi Martin untuk merebut hasil terbaik.

"Aku melihat sebagai sebuah tim, kami telah menciptakan ikatan yang lebih kuat. Dalam balapan ini, kami berjuang untuk hal yang sama. Kami tahu setelah tahun ini semua akan berbeda, banyak hal yang akan berubah, dan ini yang menyatukan kami. Tim ini menjadi unik dan tidak akan ada lagi, inilah yang memberi kami kekuatan," kata Martin dilansir Corsedimoto.

5. Jorge Martin bertransformasi menjadi juara dunia MotoGP

Musim ini, Jorge Martin menunjukkan emosi yang berbeda. Baik di dalam maupun di luar lintasan, Martin bersikap lebih tenang. Hasil balapnya yang konsisten menjadi bukti nyata.

Martin naik podium sebanyak 16 kali dari 20 main race yang dilombakan. Ia menang 3 main race dan 7 sprint race. Dalam semusim ia mengoleksi 508 poin, sebuah angka yang bahkan melampaui jumlah 11 kemenangan main race milik Franceco Bagnaia.

Jorge Martin menjelma sebagai juara dunia MotoGP. Ia kini menjadi pembalap utama yang harus dikalahkan pembalap lain. Pada 2025, bisakah Martin mempertahankan gelar?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ryan Budiman
EditorRyan Budiman
Follow Us