Merlihat Apocalypse, Arena Skateboard Indoor di Malang Raya

Adalah Heru Tri Cahyono, warga Kota Malang yang menginisiasi pembangunan arena skate park indoor tersebut. Ia menceritakan bahwa awal membangun arena tersebut, tak terpikir sedikitpun nantinya bakal dibuka untuk umum. Pembangunan arena tersebut hanya untuk tempat bermain bagi sang anak. Pasalnya, sang anak memang sangat senang bermain skateboard dan sejak pandemik COVID-19 melanda, sang anak kesulitan menyalurkan hobinya lantaran arena permainan skateboard banyak yang tutup. Tetapi saat pembangunan sudah mulai berjalan ternyata banyak respons positif dari para pecinta skateboard. 

"Terus terang, awalnya saya tidak memiliki ekspektasi apapun selain hanya untuk menyenangkan anak saja. Tetapi kemudian banyak yang merespons agar arena ini dibuka untuk umum. Akhirnya karena sudah banyak peminatnya, maka kami putuskan untuk membuka untuk umum," paparnya, Selasa (28/9/2021). 

Setelah memutuskan dibuka untuk umum, kemudian dirinya berusaha memaksimalkan pembangunan arena skate park tersebut. Utamanya untuk kualitas dan kelengkapan obstacle yang ada. Setelah melalui sejumlah pertimbangan, akhirnya ia memutuskan menggandeng dalah satu vendor khusus, yakni Motion untuk membangun skate park tersebut. Hasilnya, dalam waktu 2,5 bulan, skate park tersebut selesai dengan kualitas bagus dan berbagai fasilitas.

"Awalnya saya berancana hanya membangun dengan luasan 600 meter persegi saja. Tetapi karena responsnya bagus dan diputuskan akan dibuka untuk umum, maka kami maksimalkan pembangunan dengan luas 1000 meter persegi," tambahnya. 

Tidak hanya itu saja, Heru mengakui bahwa berdasarkan keterangan dari vendor yang mengerjakan, Apocalypse merupakan skatepark terlengkap dari sisi obstacle. Serta merupakan arena skate indoor pertama dengan luas mencapai 1000 meter persegi. Selain itu, ada juga satu obstacle yakni area untuk latihan skill ekstrem lompatan yang jatuhnya tepat ditumpukan busa.

"Konsep yang dibawa ini memang street style. Jadi arena ini bisa mengakomodir para pemain skateboard pemula, menengah hingga pemain profesional," sambungnya. 

Untuk bisa merasakan sensasi bermain skateboard maupun BMX di Apocalypse, pengunjung hanya perlu membayar Rp20 ribu saja. Dengan harga tersebut, mereka bisa bermain sepuasnya sesuai jam operasional, yakni pukul 08.00-20.00 WIB. Salah satu hal unik yang dilakukan di Apocalypse adalah adanya aturan bahwa setiap jam waktu salat, maka permainan sementara dihentikan dan disediakan musala untuk beribadah berjamaah. 

"Kami ingin bahwa apa yang sudah ada ini tidak hanya sekedar untuk bermain-main saja. Tetapi juga membawa manfaat dan memberi nilai positif kepada sesama," katanya.

Sementara itu, Bagus Idris, salah satu pengunjung asal Sidoarjo mengakui bahwa selama dirinya menekuni skateboard mulai tahun 2014, baru kali ini menemukan skate park dengan fasilitas lengkap. Bahkan arena tersebut menurutnya tergolong mewah lantaran obstacle yang disediakan beragam dan dengan tingkat konstruksi yang bagus dibanding beberapa skate park lain. 

"Sejauh yang pernah saya rasakan, baru Apocalypse ini yang paling nyaman. Konstruksi bangunannya kuat, halus dan bagus sekali. Kemudian arenanya dibuat indoor, jadi saat main tidak perlu khawatir kalau turun hujan maupun kepananasan. Untuk harga Rp 20.000, apa yang ditawarkan Apocalypse sudah lebih dari cukup," pungkasnya.