5 Pebasket Prancis yang Membela San Antonio Spurs sebelum Wembanyama

Tony Parker merupakan pebasket berkebangsaan Prancis pertama yang membela San Antonio Spurs. Ia sangat mentereng sebagai point guard hebat yang membawa banyak kesuksesan. Parker berhasil membentuk salah satu big three terbaik dalam sejarah NBA bersama Tim Duncan dan Manu Ginobili.

Tony Parker sendiri bermain selama 17 musim (2001--2018) dengan mencatat 1.198 pertandingan pada musim reguler. Ia mencatat torehan yang fantastis dengan rata-rata statistik yang baik serta empat gelar juara dan belasan penghargaan individu,. Kiprah cemerlang Parker mungkin menjadi menjadi alasan San Antonio Spurs gemar mendatangkan pemain asal Prancis.

Setelah Tony Parker, Boris Diaw layak disebut sebagai pebasket Prancis terbaik di San Antonio Spurs. Ia juga bermain sangat apik sebagai salah satu pemain kunci di samping big three San Antonio Spurs. Ia memiliki peran aktif ketika Spurs juara NBA pada 2014.

San Antonio Spurs sendiri merupakan tim terlama yang dibela Boris Diaw. Pemain berposisi power forward ini mencatat 331 laga pada musim reguler selama 4,5 musim (2011--2016). Akan tetapi, kiprah Diaw di San Antonio masih kalah mentereng dengan kiprahnya saat membela Charlotte Bobcats.

Pada NBA Draft 2005, San Antonio Spurs memilih Ian Mahinmi di urutan ke-28. Namun, Mahinmi baru menandatangani kontrak profesional bersama mereka pada 2007. Sebab, ia lebih dahulu menghabiskan kontraknya bersama EB Pau-Orthez.

Kiprah Mahinmi di Spurs tak terlalu hebat. Pemain berposisi center ini lebih banyak menghabiskan waktunya di tim G League, Austin Toros. Mahinmi hanya mencatatkan 32 laga pada musim reguler untuk Spurs dalam kurun waktu 2 tahun (2007--2009).

Nando de Colo dikenal sebagai salah satu pemain terbaik Prancis yang berlaga di EuroLeague. Sebab, ia menghasilkan banyak prestasi, baik untuk individu maupun tim. Akan tetapi, kariernya di NBA tak begitu mentereng.

Nando de Colo hanya menjalani 2 musim di NBA, yakni bersama San Antonio Spurs (2012--2014) dan Toronto Raptors (2014). Saat berkiprah di San Antonio, De Colo kalah saing dengan seniornya, Tony Parker. Oleh karena itu, ia hanya bisa mencatat 98 laga pada musim reguler.

San Antonio Spurs merupakan tim terakhir yang dibela Joffrey Lauvergne sebelum kembali ke EuroLeague. Momen tersebut terjadi selama semusim (2017--2018). Sayangnya, pemain berposisi center ini tak begitu mentereng di Spurs.

Ia hanya mencatatkan 55 pertandingan pada musim reguler. Dari catatan pertandingan tersebut, Lauvergne menorehkan rata-rata 4,1 poin, 3,1 rebound, dan 0,7 assist per laga. Itu merupakan catatan terbaik keduanya di NBA setelah catatannya di Denver Nuggets (2014--2016).

Harapan besar penggemar bola basket Prancis dan San Antonio Spurs jelas ada di benak Victor Wembanyama saat ini. Ia diharapkan bisa bersinar dan membawa nama Prancis makin harum di NBA. Selain itu, permainan apik yang nantinya ditunjukkan Wembanyama bisa membuat koneksi San Antonio Spurs dan Prancis makin lancar.