5 Pemain NBA Ini Tidak Menyerah walaupun Mengalami Cedera Parah   

Derrick Martell Rose, lahir di kota Chicago pada tanggal 4 Oktober 1988. Sejak kecil Rose sudah mencintai basket, dan pernah mengatakan bahwa inspirasinya bermain basket datang dari Michael Jordan. Kecintaannya terhadap basket, membuat dirinya berusaha keras berlatih hingga pada akhirnya masuk NBA pada tahun 2008, dan dipilih oleh Chicago Bulls, dari sanalah karirnya berawal.

Di tahun pertamanya, 2009, Rose langsung membuktikan bahwa dirinya merupakan talenta terbaik di angkatannya. Dengan catatan statsitik permainanya mencapai 16,8 angka, 3,9 rebound, dan 6,3 assist per pertandingan, Rose terpilih menjadi Rookie of The Year 2009. Bahkan di tahun ketiganya di NBA, dia berhasil mengalahkan nama-nama besar seperti LeBron James, Kobe Bryant, dan Kevin Durant dalam perebutan gelar Most Valuable Player (MVP) 2011.

Namun itu semua tak berlangsung lama, setelah menjalani musim terbaiknya, pada musim 2012 cedera parah menghantam Rose. Dia mengalami robek pada anterior cruciate ligament (ACL) yang mengharuskannya istirahat total dalam satu musim. Setelah pulih dari cedera, performanya tidak pernah sama, justru badai cedera kemudian datang menghampiri, seperti cedera lutut kanan, ankle, dan retak tengkorak. Rose kemudian pun berpindah-pindah tim, hingga akhirnya sekarang menjadi pemain bagi New York Knicks.

Jika pemain lain mungkin memilih pensiun, tidak dengan Rose. Walaupun telah mengalami puluhan cedera selama karirnya di NBA, dia memilih bertahan dan percaya dengan diri sendiri bahwa semuanya mampu dia dilewati. Hal tersebut pun terbukti dengan catatan statistik permainan yang membaik, selain itu dia pun menjadi salah satu pemain yang berperan besar dalam membawa Knicks menuju Playoff  2021.

Pemain bertubuh jangkung, dan kurus kelahiran 29 September 1988, di Washington D.C. ini merupakan salah satu pemain terbaik di NBA, dan calon kuat peraih cincin juara di musim 2020/2021. Selama karirnya dia pernah mendapatkan gelar MVP, serta 2 kali menjadi juara NBA bersama Golden State Warriors. Namun, saat menjadi pemain Warriors, dirinya mengalami cedera yang berisiko mengakhiri karirnya sebagai pebasket.  

Pada Juni 2019, ketika Warriors melawan Toronto Raptors, Durant yang hendak melakukan dribble kemudian tersungkur dan segera meraba-raba kaki bagian belakang sembari meringis kesakitan. Dirinya kemudian segera memanggil tim medis untuk membantunya berjalan. Setelah diperiksa, ternyata Durant divonis mengalami cedera Achilles, salah satu momok bagi para atlet. Pengalaman telah membuktikan bahwa cedera tersebut membuat beberapa pemain tidak lagi mampu menunjukkan performa terbaiknya, seperti Kobe Bryant, atau DeMarcus Cousin.

Namun Durant tidak patah semangat, dengan tetap mengikuti anjuran dokter, latihan keras, dan tidak memaksakan untuk comeback, perlahan tapi pasti kakinya sudah pulih. Dan itu terbutki dengan catatan statistik permainannya yang tetap baik dengan 26 angka, 5 assist, dan 7 rebound.

Shaun Patrick Livingston adalah mantan pemain NBA yang terakhir bermain bagi Golden State Warriors. Berkat dirinya, Warriors mampu menjadi juara NBA sebanyak 3 kali. Dirinya pada saat itu berperan menjadi veteran dan pemain cadangan yang mampu mencetak 20 angka per game.

Karir Livinsgton berakhir manis dengan Warriors, berbeda kisahnya pada saat dirinya masih merintis karir di NBA.  

Livingston muda memilih melewatkan masa kuliahnya untuk langsung masuk ke NBA. Pada tahun 2004 NBA draft, dirinya dipilih oleh Los Angeles Clippers. Namun awal musimnya tak berjalan baik, selama 3 musim bersama Clippers dia melewatkan 101 games akibat cedera. Dan pada musim ke 4, cedera terparah sepanjang sejarah NBA terjadi. Livingston jatuh dengan cara yang janggal pada saat melakukan lay up, yang mengakibatkan tempurung lututnya bergeser, dan beberapa ligamen di bagian lutut sobek sepenuhnya.

Setelah pulih dari cedera dirinya berpindah-pindah tim, cederanya membuatnya sulit untuk mengeluarkan performa terbaik. Namun hal tersebut tidak mematahkan semangatnya hingga akhirnya dia berlabuh di Warriors, dan menjadi pemain penting di sana. Tanpanya, Warriors tidak akan menjadi juara NBA.

Zach LaVine adalah pemain NBA yang saat ini membela Chicago Bulls. Dirinya pernah menjadi juara NBA Slam Dunk Championship sebanyak 2 kali, dan saat ini dikenal sebagai pencetak skor elit di kalangan pemain NBA. Padahal dirinya pernah mengalami cedera serius di bagian lututnya.  

Sebelum menjadi pemain Bulls, dirinya bermain untuk Minnesota Timberwolves. Pada 4 Februari 2017, dirinya bertabrakan dengan pemain Pistons saat itu, Andre Drummond. Akibatnya lututnya mengalami cedera, anterior cruciate ligament (ACL) nya sobek, dan dirinya diharuskan istirahat total dari musim tersebut.

Namun tak disangka, setelah mengalami cedera ACL, permainan LaVine justru makin eksplosif dan agresif. Hal ini karena metode pemulihan yang tepat, dan mindset positif yang dia terus jaga. Sehingga cedera ACL yang biasanya menjadi momok bagi atlet, terlihat tidak berpengaruh terhadap performanya.

Rondo adalah pemain basket profesional asal Amerika Serikat yang membela Los Angeles Clippers untuk musim 2021. Sebelumnya dia telah beberapa kali pindah tim, dan walaupun sudah memasuki usia yang dianggap tua, jasanya masih diinginkan oleh banyak tim. Adapun sebelum bermain di Clippers, dirinya paling dikenal ketika menjadi point guard Boston Celtics, karena bersama dengan Kevin Garnett, Ray Allen, dan Paul Pierce, dirinya mampu menjadi juara NBA tahun 2008.

Namun pada saat di Boston bukan hanya juara saja yang didapat, akan tetapi cedera parah juga pernah. Tepatnya pada tahun 2011 ketika Celtics bertanding melawan Miami Heat pada semifinal wilayah tahun 2011. Pada saat berebut bola dengan Dwyane Wade, dirinya terjatuh dan sikunya tertimpa oleh tubuh Wade sehingga sikunya mengalami dislokasi. Tetapi Rondo tidak menyerah, dia bahkan mampu kembali ke pertandingan, dan lebih banyak menggunakan tangan kanannya untuk bermain.

Mereka semua bukanlah pemain basket sembarangan. Apapun yang terjadi tidak akan menghalangi mereka untuk melanjutkan permainan yang mereka cintai. Termasuk ketika cedera parah datang menghampiri.