10 Pembalap yang Pernah jadi Juara di MotoGP dan Superbike

Makoto Tamada mengawali kariernya sebagai pembalap Superbike di musim 1999 pada balapan di sirkuit Sugo, Jepang. Penampilannya pun tak mengecewakan dan berhasil meraih posisi ke-10. Dari musim 1999 hingga 2002, ia hanya berlaga di ajang GP Jepang saat membalap di Superbike dengan prestasi terbaiknya adalah dua kemenangan di musim 2001 dan sekali menang setahun berselang.

Prestasi tersebut membuat ia dilirik Honda untuk mengarungi musim 2003 bersama tim Pramac. Musim debutnya pun lumayan mulus dengan raihan podium di gelaran GP Brazil.

Semusim berselang yang kali ini membela Honda Camel prestasinya meningkat dengan raihan dua kemenangan pada GP Brazil dan balapan kandang di GP Jepang. Tamada berkompetisi di MotoGP hingga musim 2007, sebelum kembali ke Superbike pada tahun 2008.

John Kocinski merupakan juara dunia di kelas 250cc pada musim 1990 dan langsung promosi ke MotoGP semusim berselang. Musim debutnya dilalui dengan cukup impresif berkat raihan satu kemenangan dan mengakhiri musim di peringkat keempat. Kocinski kemudian menambah tiga kemenangan lagi sebelum pindah ke Superbike di musim 1996.

Tak butuh waktu lama bagi Kocinski untuk tampil bagus, dalam dua balapan pertamanya ia langsung meraih kemenangan. Rekor terbaik bagi seorang debutan Superbike sebelum dipatahkan Alvaro Bautista dengan pada musim 2019. Bahkan, Kocinski sempat menang pada gelaran GP Indonesia di Sirkuit Sentul. Musim debutnya pun diakhiri Konciski dengan bertengger di peringkat ketiga.

Musim berikutnya, pembalap berjuluk Little John ini berhasil menjadi juara dunia Superbike dengan raihan sembilan kemenangan dan harus bersaing sengit dengan Carl Fogarty yang saat itu merupakan dua kali juara dunia. Setelah musim yang spektakuler tersebut, Kocinski kembali ke MotoGP untuk musim 1998 dan 1999.

Apakah kalian masih ingat dengan Ben Spies? Ya, ia merupakan pembalap yang ditunjuk Yamaha untuk menggantikan posisi Valentino Rossi yang memilih bergabung ke Ducati pada 2010. Keputusan Yamaha menunjuk Spies memang cukup beralasan, sebab ia merupakan juara dunia Superbike pada musim 2009.

Musim itu, ia meraup 14 kemenangan dan meraih 462 poin, Spies mengungguli Noriyuki Haga dengan selisih 12 poin. Selama di MotoGP kariernya lumayan baik untuk pembalap yang baru pindah dari Superbike meskipun hanya sekali menang di GP Belanda. Sayang, kariernya harus terhenti di tahun 2013 akibat cedera yang memaksanya pensiun lebih cepat.

Tak banyak yang tahu, bahwa Cal Crutchlow ternyata mengawali kariernya di ajang Superbike. Di sana ia membalap pada musim 2008 dan 2010, meskipun musim pertamanya ia hanya tampil pada beberapa balapan. Musim 2010 ia tampil satu musim penuh dan berhasil mendapatkan tiga kemenangan yang membuatnya bertengger di urutan kelima klasemen akhir.

Semusim berselang ia pindah ke MotoGP, namun pembalap asal Inggris ini harus menunggu hingga tahun 2016 untuk memenangi balapan pertamanya. Ia memenangkan dua race musim itu, tepatnya pada GP Ceko dan Australia. Satu kemenangannya di GP Argentina pada musim 2018 melengkapi koleksi tiga kemenangannya sebelum pensiun pada akhir 2020 lalu.

Checa memenangi balapan MotoGP pertamanya pada musim 1996 di sirkuit Catalunya, Spanyol. Kemudian ia harus menunggu dua musim untuk kembali berdiri di podium teratas, tepatnya di sirkuit Jarama, Spanyol.

Uniknya dua kemenangannya itu diraih di kandangnya sendiri, yakni Spanyol. Setelah itu, Checa tak berhasil lagi meraih kemenangan hingga musim terakhirnya di MotoGP pada tahun 2007.

Ia pun pindah ke Superbike pada musim 2008 dan langsung meraih kemenangan pada GP Amerika Serikat. Puncaknya saat ia meraih 15 kemenangan di musim 2011 bersama Ducati dan sukses merebut gelar juara dunia. Gelar yang tak pernah diraihnya di kelas manapun selama berkompetisi di MotoGP.

Musim 2006 akan selalu diingat oleh pencinta MotoGP, karena musim itu Nicky Hayden berhasil menyabet gelar juara dunia dengan mengalahkan Valentino Rossi yang mendominasi selama lima musim sebelumnya. Dua kemenangannya waktu itu mengokohkannya di puncak klasemen akhir. Satu kemenangan di musim 2005 melengkapi tiga kemenangannya selama berkarier di MotoGP.

Namun tahukah kamu, bahwa ternyata Hayden sebelumnya pernah turun di ajang Superbike? Yakni pada musim 2002, namun ketika itu ia hanya tampil pada seri yang digelar di Amerika Serikat.

Setelah absen lama karena pindah ke MotoGP, Hayden kembali lagi di musim 2016 dan sukses meraih satu kemenangan. Sayang, kariernya harus terhenti di tahun 2017 akibat kecelakaan yang menimpa dirinya saat bersepeda sehingga menyebabkan ia meninggal dunia.

Melandri yang di tahun 2002 sukses menjadi juara dunia di kelas 250cc langsung tampil di kelas MotoGP semusim berselang. Kariernya pun terbilang bagus dengan menjadi peringkat kedua pada musim 2005 di bawah Valentino Rossi. Kala itu ia memenangi dua seri di Turki dan Valencia.

Setahun berselang ia memenangi tiga balapan, namun peringkatnya turun ke posisi empat. Setelah itu, prestasi Melandri perlahan menurun dan tak pernah memenangkan balapan lagi. Ia pun mencoba peruntungannya dengan berkompetisi di ajang Superbike.

Keputusannya itu tak salah, Melandri sukses memenangi 22 balapan dan sempat bertengger menjadi runner up pada musim pertamanya. Hasil terbaik yang ia peroleh selama berkarier di Superbike dari musim 2011 hingga pensiun pada pertengahan 2020 akibat tak lagi kompetitif.

Mick Doohan mengikuti kompetisi Superbike pertama dan satu-satunya pada musim 1988. Meskipun hanya melakoni empat balapan, tiga di antaranya sukses ia menangi.

Prestasi itupun lantas membuat Honda kepincut dan merekrutnya untuk mengarungi MotoGP musim 1989. Prestasi Doohan pun langsung terlihat semusim berselang dengan raihan kemenangan pada GP Hungaria. 

Setelah harus puas menjadi runner up di belakang Wayne Rainey pada musim 1991 dan 1992. Ia menemukan kesuksesannya pada musim 1994 dan untuk pertama kalinya Doohan meraih gelar juara dunia MotoGP.

Prestasinya itu diteruskannya hingga tahun 1998 dengan mendominasi kemenangan dan selalu merengkuh titel juara dunia. Sayang, cedera parah pada musim 1999 harus menjadi akhir tragis bagi pembalap asal Australia ini.

Troy Bayliss bisa dikatakan sebagai legenda Superbike berkat raihan tiga gelar juara dunia ditambah 52 kemenangan miliknya. Tahun 2001 menjadi kali pertama Bayliss menjuarai Superbike dan setelah menjadi runner up semusim berselang ia pun pindah ke MotoGP pada 2003. Musim pertamanya pun ia lalui dengan raihan tiga podium dan bertengger di peringkat enam klasemen akhir.

Dua musim berselang, performanya malah memburuk dan hanya mengakhiri musim di peringkat 14 dan 15. Bayliss pun kembali ke Superbike pada musim 2006, tahun itu juga ia kembali meraih gelar juara dunia.

Prestasinya itupun membuat Ducati menunjuknya menggantikan Sete Gibernau yang cedera pada seri terakhir MotoGP di sirkuit Valencia. Kesempatan itu tak disia-siakan Bayliss, ia pun meraih satu-satunya kemenangan di ajang MotoGP meskipun berstatus pembalap wildcard.

Terakhir ada pembalap yang sering dijuluki Roman Emperor, siapa lagi kalau bukan Max Biaggi. Ia sempat menjadi rival sengit bagi Valentino Rossi pada awal kariernya. Tak salah memang, sebab ia meraup total 13 kemenangan selama berkarier di MotoGP. Namun, ia tak kunjung meraih gelar juara dunia dan akhirnya pindah ke Superbike pada 2006.

Keputusannya ini berbuah manis, pembalap asal Italia ini sukses merengkuh gelar juara dunia Superbike dua kali, tepatnya pada musim 2010 dan 2012 bersama Aprillia. Selama berkarier dari musim 2006 hingga 2012 Biaggi sukses memenangi 21 balapan.

Tak mudah memang untuk berkompetisi pada dua ajang balap motor yang lumayan berbeda ini. Apalagi hingga mampu meraih kemenangan dan menjadi juara dunia, prestasi mereka pun layak mendapatkan acungan jempol.