Perbedaan jalan dan lari berdasarkan risiko cedera (unsplash.com/jakobowens1)
Perbedaan yang terakhir hadir dalam bentuk risiko cedera. Studi menyatakan bahwa risiko cedera yang dialami pelari jauh lebih tinggi dibandingkan pejalan kaki.
1. Cedera tendon (tibial stress)
Salah satu cedera yang umumnya terjadi pada pelari adalah tibial stress alias peradangan otot tendon. Diperkirakan lebih dari setengah jumlah pelari berisiko tinggi mengalami cedera ini. Sebaliknya, hanya ada satu persen pejalan kaki yang kemungkinan menghadapi cedera ini.
2. Cedera blister
Selain itu, risiko cedera pada pelari adalah cedera blister, yaitu cedera yang berasal dari permukaan kulit. Biasanya hal ini terjadi karena gesekan kulit pada paha bagian dalam, lengan dan ketiak, atau kulit kaki dan tanah.
3. Cedera lutut
Cedera yang paling sering dialami oleh orang yang baru mulai rutin berlari adalah cedera lutut. Dalam berlari, salah satu tumpuannya adalah lutut. Akibatnya, lutut bisa mendapat beban yang terlalu banyak. Jika kamu baru mulai rutin berlari, baiknya diawali dengan jalan kaki santai terlebih dahulu.
4. Cedera telapak kaki
Cedera telapak kaki biasanya dialami oleh para pelari yang ditandai dengan bentuk permukaan telapak tidak rata. Bisa juga disertai dengan benjolan pada telapak kaki.
Cedera ini biasanya disebabkan oleh kaki yang sering bersentuhan dengan medan yang tidak rata. Oleh sebab itu, penting bagi pelari menggunakan sepatu dengan sol yang empuk agar melindungi kaki secara maksimal.