Jakarta, IDN Times - Petenis Rusia, Daniil Medvedev catat sejarah baru. Medvedev resmi jadi petenis ke-27 yang mencapai peringkat satu dunia Association of Tennis Professionals (ATP).
Medvedev berhasil menggeser posisi petenis Serbia, Novak Djokovic resmi dalam pengumuman ranking baru pada Senin (28/2/2022).
Namun, kesuksesan Medvedev kini terancam hilang akibat ulah negaranya. Aksi invasi militer Rusia terhadap Ukraina justru merugikan prestasi petenis 26 tahun ini.
Medvedev jadi petenis ketiga Rusia sepanjang sejarah yang mampu meraih prestasi itu. Keberhasilan serupa sebelumnya diraih oleh Yevgeny Kafelnikov dan Marat Safin.
Medvedev juga tercatat sebagai petenis pertama di luar "Big Four" yang memegang posisi teratas dalam 18 tahun terakhir. Sebelumnya, prestasi yang sama diraih oleh Andy Roddick pada 1 Februari 2004.
Big Four, Djokovic, Roger Federer, Rafael Nadal, dan Andy Murray memang terbilang mendominasi turnamen tenis nyaris dalam dua dekade terakhir ini.
Federasi Tenis Internasional (ITF) memberi sanksi tegas terhadap Rusia dan Belarusia atas invasi militer yang dilakukan kepada Ukraina. Kedua negara tersebut dilarang menggelar dan mengikuti turnamen.
"Rusia dan Belarus tidak berhak menggelar kompetisi internasional di wilayah mereka, tetapi juga tidak boleh berpartisipasi dalam semua turnamen beregu dan perseorangan ITF di luar negeri," tulis ITF dalam sebuah surat seperti dikutip Express.
Keputusan ini bisa dibilang mempersulit langkah Medvedev untuk mempertahankan kedudukannya mengingat dia berpeluang tak tampil di French Open pada Mei 2022 mendatang.
Melihat situasi panas antara negaranya dan Ukraina, Medvedev menyuarakan pesan damai. Dia tegas menyatakan tak ingin perang terjadi.
Medvedev meminta agar kondisi anak-anak sebagai penerus masa depan menjadi perhatian. Dia mengatakan mimpi anak-anak akan terhenti dengan peperangan.
"Saya ingin meminta perdamaian di dunia, perdamaian antar negara. Anak-anak dilahirkan dengan kepercayaan batin di dunia, mereka percaya pada segala hal: orang tua, keamanan dan keadilan, kepada peluang dalam hidup. Mari kita tunjukkan kepada mereka bahwa itu benar, karena setiap anak tidak boleh berhenti bermimpi," ujar Medvedev dalam akun Instagram pribadinya.