Ganda campuran muda Indonesia, Jafar Hidayatullah/Felisha Alberta Nathaniel Pasaribu di perempat final Kejuaraan Bulu Tangkis Asia (BAC) 2025 (dok.PP PBSI)
Ketika kalah dari ganda Malaysia, Chen Tang Jie/Toh Ee Wei, di babak 16 besar Kejuaraan Dunia 2025, Jafar mengaku pergerakannya memang terbatas. Sebab, kakinya merasakan nyeri luar biasa. Tapi, dia enggan menjadikannya sebagai alasan kekalahannya.
"Ada, sebenarnya ada sedikit masalah pas lawan Malaysia. Tapi, dari babak pertama juga ada masalah karena gak pernah latihan kayak biasa, cuma di tempat saja. Jadi, pas bergerak itu agak sedikit ganggu, kayak kagok-kagok jadi ya nggak pas lawan Malaysia doang, babak pertama juga kami main jelek banget. Masih sakit, tapi ya namanya sudah di lapangan tak usah dipikirkan sakitnya. Memang kemarin tuh kalah saja, bukan karena sakit," kata Jafar.
Jafar/Felisha juga sebenarnya punya peluang menang atas Chen/Toh dua game langsung. Namun, permainan Jafar/Felisha menurun dan membuka celah buat Chen/Toh tampil lebih maksimal, hingga bangkit dan memenangkan laga.
"Ada penyesalan pastinya, apalagi mereka juga yang juara kan. Jadi, kayak ya kemungkinan buat saya masuk medali itu ada sebenarnya. Apalagi Tang Chu Man (dan Tse Ying Suet) juga kalah sama yang India (Dhruv Kapila/Tanisha Crasto) itu. Jadi, kayak kansnya itu besar. Cuma, sayangnya pas game ketiga, langsung ketat-ketat, kayak kecolongan saja sih itu yang agak disayangkan," kata Jafar.