Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Regulasi Mesin Formula 1 2025 dan Peta Pemasok Engine Tiap Tim

potret para mekanik Formula 1 Red Bull (pexels.com/@jonathanborba)
Intinya sih...
  • Pentingnya memahami power unit sebagai jantung mobil Formula 1 2025
    • Power unit terdiri dari berbagai komponen yang bekerja secara terpadu untuk menghasilkan efisiensi dan tenaga maksimal.
    • Batasan konsumsi bahan bakar, kecepatan putaran, dan peran elemen hibrida dalam konversi energi.
    • Ada batasan komponen dan penalti agar balapan tetap kompetitif
      • FIA menerapkan regulasi ketat terkait jumlah maksimal pemakaian komponen mesin sepanjang musim demi mengendalikan biaya operasional.
      • Pelanggaran batasan akan mengakibatkan penalt

Perkembangan teknologi mesin dalam Formula 1 tak pernah stagnan. Seiring berjalannya waktu, tuntutan efisiensi dan keberlanjutan mengubah cara tim merancang jantung mobil balap mereka. Musim 2025 menjadi masa transisi untuk era hybrid sebelum pergantian aturan baru yang mulai berlaku pada musim depan.

Bagi penggemar olahraga jet darat, penting untuk benar-benar mengerti regulasi mesin F1 2025, karena ini akan memengaruhi strategi dan desain mobil. Tidak hanya menyangkut spesifikasi dan pembatasan komponen, tetapi juga peta pemasok mesin yang terus berubah. Mari kita urai struktur power unit modern, batasan regulasi teknis, distribusi pemasok mesin, serta arah evolusi menuju 2026.

1. Pentingnya memahami power unit sebagai jantung mobil Formula 1 2025

Power unit dalam Formula 1 2025 merupakan sistem kompleks yang melampaui definisi mesin pembakaran konvensional. Komponen utamanya meliputi internal combustion engine (ICE), motor generator unit-kinetic (MGU-K), motor generator unit-heat (MGU-H), turbocharger, energy store (penyimpanan energi), kontrol elektronik, dan sistem pembuangan. Kombinasi elemen-elemen tersebut bekerja secara terpadu untuk menghasilkan efisiensi sekaligus tenaga maksimal.

Konfigurasi mesin tetap menggunakan V6 1,6 liter dengan sudut 90 derajat, sebagaimana sudah berlaku sejak 2014. Sistem turbocharger tunggal dan direct injection bertekanan hingga 500 bar memungkinkan akselerasi tinggi dengan konsumsi bahan bakar yang lebih hemat. Mesin ini mampu berputar hingga 15.000 rpm dengan aliran bahan bakar dibatasi maksimal 100 kg/jam pada putaran di atas 10.500 rpm.

Dua elemen hibrida, MGU-K dan MGU-H, memainkan peran penting dalam konversi energi. MGU-K memulihkan energi saat pengereman dan menyimpannya dalam baterai untuk digunakan kembali untuk memberikan tambahan tenaga hingga 120 kW. Sementara itu, MGU-H menangkap energi dari gas buang untuk mengurangi turbo lag (keterlambatan respons tenaga ketika pengemudi menginjak pedal gas) dan menghasilkan daya listrik tambahan yang juga bisa digunakan untuk mengisi energy store atau membantu MGU-K. Kombinasi seluruh sistem ini memungkinkan sistem tenaga modern menghasilkan tenaga lebih dari 1.000 tenaga kuda (hp).

2. Ada batasan komponen dan penalti agar balapan tetap kompetitif

Federation Internationale de l'Automobile (FIA) menerapkan regulasi ketat terkait jumlah maksimal pemakaian komponen mesin sepanjang musim demi mengendalikan biaya operasional. Dilansir laman resmi Formula 1, pada 2025, yang terdiri dari 24 seri balapan, tiap pembalap hanya boleh menggunakan maksimal 4 unit untuk ICE, MGU-H, MGU-K, dan turbocharger. Selain itu, hanya 2 unit energy store dan control electronics yang diizinkan serta 8 unit sistem pembuangan (exhaust).

Jika melampaui batas yang ditentukan, pembalap akan dikenai penalti grid. Pelanggaran pertama terhadap salah satu komponen utama seperti ICE atau turbo akan dihukum dengan penalti turun sepuluh posisi start. Tiap pelanggaran tambahan atas komponen yang sama mengakibatkan penalti lima posisi. Bila total penalti melebihi 15 posisi, pembalap akan langsung start dari posisi paling belakang.

Dalam konteks pengembangan teknis, sejak 2022 diberlakukan engine freeze yang akan berakhir pada akhir musim 2025. Ketentuan ini melarang tim mengembangkan mesin secara bebas, kecuali untuk alasan yang disetujui FIA seperti peningkatan reliabilitas atau penghematan biaya. Regulasi ini bertujuan menjembatani era mesin baru pada 2026, sehingga mendorong pabrikan fokus kepada efisiensi sistem yang ada.

3. Formula 1 2025 memiliki 4 pemasok utama mesin bagi tim peserta

Pada 2025, terdapat empat produsen utama yang menyuplai mesin di Formula 1, yaitu Ferrari, Mercedes, Honda RBPT, dan Renault. Keempat pemasok tersebut menjalin kerja sama dengan berbagai tim yang berlaga di grid. Hubungan mereka mencakup peran sebagai tim pabrikan maupun sebagai pemasok bagi tim pelanggan.

Ferrari menyuplai mesin untuk tiga tim: Scuderia Ferrari, Haas, dan Sauber. Mercedes juga menjadi pemasok dominan dengan memberikan power unit kepada Mercedes-AMG Petronas, McLaren, Williams, dan Aston Martin. Honda RBPT melanjutkan kemitraan eksklusif dengan Red Bull Racing dan Racing Bulls. Sementara itu, Renault hanya menyuplai Alpine dan mengumumkan 2025 sebagai musim terakhir mereka dalam produksi mesin F1.

Pembagian mesin ini punya pengaruh besar kepada performa di lintasan, tidak cuma urusan teknis. Tim seperti McLaren menunjukkan kekuatan signifikan dengan power unit Mercedes, sementara Red Bull menghadapi tantangan dalam pengembangan sasis meskipun masih ditenagai Honda-RBPT. Sementara itu, Ferrari mencoba bangkit bersama Lewis Hamilton dan Charles Leclerc dengan paket mesin dan sasis yang lebih stabil dari tahun sebelumnya. Peran power unit sebagai faktor kompetitif menjadi sangat krusial dalam perebutan gelar.

4. Menatap perubahan radikal power unit menuju era mesin baru pada 2026

Musim 2025 menjadi momentum transisi menjelang perubahan besar yang akan diberlakukan mulai 2026. FIA telah merancang format mesin baru yang lebih ramah lingkungan dengan bahan bakar 100 persen berkelanjutan dan kontribusi sistem pemulihan energi yang lebih dominan dalam menghasilkan tenaga. Perubahan ini mengharuskan semua pabrikan menyesuaikan desain mesin dari awal.

Salah satu perubahan terbesar adalah penghapusan MGU-H karena biaya pengembangannya yang tinggi serta kompleksitas integrasinya dalam sumber tenaga mobil. Dalam sistem baru, energi akan lebih difokuskan melalui MGU-K dan energy store, yang membuat desain power unit lebih sederhana dan ringan. Hal ini juga membuka jalan bagi lebih banyak kompetitor untuk masuk ke dalam ekosistem F1.

Beberapa pabrikan baru telah bersiap mengambil bagian dalam era mesin baru. Red Bull menggandeng Ford untuk membentuk Red Bull Ford Powertrains, sementara Audi akan masuk sebagai pabrikan penuh dengan mengakuisisi Sauber. General Motors juga akan memasuki F1 di bawah bendera Cadillac, meskipun akan menggunakan mesin Ferrari sebagai transisi awal untuk 2026. Perubahan ini menandai transformasi signifikan dalam sejarah teknis olahraga ini.

Musim 2025 menjadi panggung bagi power unit hibrida terakhir dalam format lamanya sebelum revolusi 2026 dimulai. Dalam tekanan kompetisi dan persiapan transisi, tiap detail teknis mesin menjadi penentu arah tim dalam meraih kejayaan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Gagah N. Putra
EditorGagah N. Putra
Follow Us