Ricciardo Ingin Bungkam Kritik Terkait Performanya pada GP Azerbaijan

Daniel Ricciardo kini dalam sorotan menyusul performa yang kurang mengesankan bersama McLaren. Kondisi tersebut membuat masa depannya di tim menjadi tanda tanya besar.
Menjelang GP Azerbaijan yang berlangsung pada akhir pekan ini, Ricciardo berusaha membungkam kritik yang dialamatkan kepadanya. Ia bertekad meraih hasil terbaik demi meningkatkan posisinya di klasemen sekaligus membantu McLaren mendulang lebih banyak poin.
1. Capaian Ricciardo pada 7 seri awal Formula 1 2022 berbanding terbalik dengan Lando Norris
Sepanjang 7 seri balap Formula 1 musim 2022, Ricciardo baru mengumpulkan 11 poin. Hasil balapan terbaiknya pun adalah finis posisi ke-6 pada GP Australia. Poin yang dikumpulkan menempatkan pembalap bernomor mobil 3 itu berada di posisi ke-11 klasemen sementara.
Kondisi itu jelas bertolak belakang dengan capaian Lando Norris. Pembalap asal Inggris itu tercatat sudah sekali naik podium pada GP Emilia Romagna. Norris kini menempati peringkat ketujuh dalam klasemen lewat perolehan 48 poin.
2. Performa Ricciardo yang tak konsisten merembet ke masa depannya di McLaren
Perbedaan hasil yang didapat jika dibandingkan dengan Norris membuat banyak pihak merasa kiprah Ricciardo di kejuaraan sudah mencapai akhir. Hal ini merembet pada masa depannya bersama McLaren meski kontraknya tersisa hingga akhir musim 2023 mendatang.
Ricciardo memang berhasil mempersembahkan kemenangan pada GP Italia 2021. Namun, hasil itu seperti oase di padang gurun. Pasalnya, Ricciardo justru tampil inkonsisten dan berada di bawah bayang-bayang Norris.
3. Ricciardo bertekad tampil bagus saat balapan di GP Azerbaijan
Kritikan atas performa naik turun Ricciardo di McLaren coba dipatahkan pada GP Azerbaijan yang berlangsung pada 10--12 Juni 2022 mendatang. Ia berusaha tampil bagus di Baku City Circuit guna memperbaiki posisinya di klasemen.
Ricciardo sendiri mengaku Baku City Circuit adalah salah satu sirkuit favoritnya. Ada beberapa bagian sirkuit yang dirasa memberi tantangan bagi para pembalap saat beradu kecepatan di sana.
"Selalu ada pertarungan menyenangkan menjelang tikungan pertama. Di sana Anda akan menemukan 3 mobil melaju saling bersebelahan. Ada banyak cara berbeda yang bisa kami terapkan dari segi strategi pada akhir pekan ini. Namun, posisi start akan menjadi penting saat main race," kata Ricciardo dilansir GPBlog.
4. Akui perasaannya naik turun, tapi tak membuatnya patah semangat
Lebih lanjut, Ricciardo mengakui bahwa perasaannya bisa naik turun dalam momen-momen tertentu. Akan tetapi, dia menegaskan bahwa hal tersebut tak membuatnya kehilangan posisi sebagai kompetitor di atas trek yang terus berupaya mendapat hasil bagus.
"Ini semacam pasang surut saat aku terkadang dalam kondisi terjatuh. Namun, pada waktu lainnya aku bersemangat dan termotivasi untuk membuktikan bahwa apa yang orang nilai terhadapku salah.
Kenyataannya aku tidak lupa caranya mengemudi dalam 6 bulan. Aku belum kehilangan daya saing. Ini hanya semacam momen yang aku tahu aku bisa keluar dari sana," ujar Ricciardo dikutip PlanetF1.
5. Zak Brown sebut ada klausul untuk akhiri kontrak Ricciardo lebih cepat
Sebelumnya, Zak Brown selaku CEO McLaren menyoroti performa Ricciardo yang dianggap tak memenuhi harapan banyak pihak dalam tim. Bahkan, Brown menyebut bahwa dalam kontrak dengan Ricciardo terdapat klausul yang memungkinkan salah satu pihak mengakhiri kerja sama lebih awal.
"Aku tak ingin masuk ke dalam kontrak secara detail. Akan tetapi, ada mekanisme yang membuat kami berkomitmen satu sama lain dan ada yang tidak. Aku telah berbicara tentang itu dengan Ricciardo, kami tidak mendapatkan hasil yang diharapkan. Akan tetapi, kami akan terus berusaha.
Aku pikir dia menunjukkan di Monza bahwa dia bisa menang. Kami juga butuh untuk terus mengembangkan mobil kami. Itu tidak mampu untuk memenangkan balapan, tapi kami ingin melihatnya lebih jauh di grid," jelas Brown dilansir The Race.
Adanya klausul yang memungkinkan Ricciardo terdepak dari tim membuat posisi pembalap yang dikenal murah senyum itu tak aman. Ricciardo pun perlu untuk segera berbenah agar kursi balapnya di tim tetap menjadi miliknya. Akankah Ricciardo bisa bangkit dari performa kurang oke?