Ganda putra Indonesia, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan ke final Indonesia Masters 2020 (IDN Times/PBSI)
Kabar mengenai perubahan sistem skor di bulu tangkis bukan baru pertama kali digaungkan. Sejak Rapat Umum Tahunan BWF pada 2018 lalu, wacana ini sudah sempat dibahas.
Kala itu, banyak anggota rapat yang menolak usulan perubahan sistem skor menjadi 5x11. Termasuk Indonesia, yang diwakili oleh PBSI.
Kepala bidang Hubungan Luar Negeri PP PBSI, Bambang Roedyanto, mengakui ketika voting pada 2018 lalu, PBSI memutuskan untuk menolak wacana perubahan sistem skor. Namun hal itu dilakukan bukan tanpa alasan.
"Karena saat itu BWF mau mengubah format secepat mungkin. Hanya ada tiga atau empat uji coba di turnamen kecil, lalu langsung diterapkan," ujar Rudy (sapaan akrabnya).
Dengan uji coba yang minim, PBSI kala itu merasa waktunya sangat tak tepat lantaran sejumlah agenda besar menanti di depan mata. Salah satu yang jadi sorotan adalah kualifikasi Olimpiade 2020.
PBSI saat itu menilai perubahan sistem skor yang mendadak akan bikin susah atlet. Terlebih, ketika itu ada wacana atlet tak bisa didampingi pelatih dengan format skor 5x11.