JK Minta Maaf Soal Kacaunya Pengaturan Tiket Pertandingan Asian Games

Banyak penonton yang tidak kebagian tiket pertandingan

Jakarta, IDN Times - Wakil Presiden Jusuf "JK" Kalla sempat meminta maaf terhadap beberapa hal yang dinilai kurang nyaman selama penyelenggaraan Asian Games 2018. Salah satunya yang menjadi sorotan yakni soal buruknya pengaturan penjualan tiket. Sejak awal, masyarakat mengaku kesulitan untuk mendapatkan tiket. 

Kalau pun publik sudah mendapatkan tiket, mereka terpaksa harus antre panjang, karena loket untuk penukaran tiket jumlahnya terbatas. 

"Atas nama panitia dan pemerintah serta pribadi, saya mohon maaf, apabila dalam penyelenggaraan Asian Games ke-18, terdapat hal-hal yang kurang memuaskan, seperti ketersediaan kursi, karena animo yang begitu besar melebihi ketersediaan kursi," ujar JK dalam pidato penutupan Asian Games yang dibacakan pada Minggu (2/9) di Stadion Gelora Bung Karno. 

Lalu, seperti apa carut marutnya soal pengadaan tiket ini?

1. Sempat terjadi peralihan penjualan tiket dari KiosTix, ke e-commerce lain

JK Minta Maaf Soal Kacaunya Pengaturan Tiket Pertandingan Asian Games

Sebelumnya, masyarakat yang ingin menyaksikan pertandingan selama Asian Games, diarahkan membeli tiketnya di e-commerce KiosTix. Tapi, belakangan, KiosTix mengaku tidak sanggup mengatasi antusiasme yang begitu tinggi dari publik yang ingin membeli tiketnya. Situs KiosTix bahkan sempat tidak dapat diakses oleh publik. 

Alhasil, penjualan tiket dialihkan ke e-commerce lain yakni Blibli.com, Tiket.com dan Loket.com. 

Aturan mainnya, pembelian tiket untuk semua cabang olah raga bisa dilakukan di Blibli.com dan Tiket.com. Bedanya, Blibli.com hanya melayani pembelian tiket online dengan batas maksimum 2 hari sebelum dimulainya pertandingan. Sedangkan, batas maksimum pembelian tiket online di tiket.com, bisa dilakukan 1 hari sebelum pertandingan. 

Namun, keluhan soal penjualan tiket ini tetap nyaring terdengar. Lantaran, tidak ada kejelasan jam pertandingan di dalam tiket yang ingin mereka beli. 

Peristiwa yang paling fatal terjadi ketika digelar final bulutangkis nomor beregu putra pada (22/8) lalu. Saat itu, Indonesia bertemu dengan musuh bebuyutannya di babak final. Sebanyak 1.600 lembar tiket dinyatakan habis hanya dalam waktu 20 menit. Padahal, ticket box baru dibuka pukul 08:00 WIB. 

Publik sempat meminta kepada panitia INASGOC agar bersikap lebih transparan. Sebagai alternatifnya, panitia kemudian menggelar nonton bareng di luar Istora Senayan. 

 

Baca Juga: Ingin Nonton Penutupan Asian Games, Warga Antre Tiket Sejak Pagi

2. Direktur Ticketing INASGOC sempat mengatakan akan mundur kalau ada tiket yang jatuh ke tangan calo

Kacaunya pengaturan tiket ketika final bulu tangkis beregu, kemudian sempat memancing Direktur Ticketing INASGOC Sarman Simanjorang bersedia mundur kalau ada tiket yang sampai di tangan calo dan bukan ke tangan pembeli. Apalagi, kalau pada faktanya, Istora Senayan justru kosong. 

"Kami mengucapkan terima kasih dan apresiasi terhadap antusiasme penonton badminton. Saya melihat itu sebagai semangat kebangsaan. Tapi, kapasitas Istora terbatas," kata Sarman kepada publik yang tengah antre di depan ticket box di area Gelora Bung Karno pada (22/8) lalu. 

"Kalau nanti, katakanlah saat Indonesia (bertanding) lalu penontonnya (di Istora) kosong, teman-teman bilang saya mengundurkan diri, maka saya siap bertanggung jawab untuk itu," kata dia lagi. 

Ketika mendengar pernyataan itu, banyak publik yang bergumam tidak percaya. Toh, pada kenyataannya hingga saat ini Sarman memang tetap menjabat posisinya. Padahal, Direktur INASGOC mendapat teguran langsung dari Dewan Olimpiade Asia (OCA) soal kosongnya beberapa venue ketika dilihat di kamera. 

 

3. INASGOC sempat ditegur oleh Dewan Olimpiade Asia

JK Minta Maaf Soal Kacaunya Pengaturan Tiket Pertandingan Asian Games(Siluet pengunjung mengantre di Merchandise Store Asian Games di GBK) / ANTARA FOTO/M Agung Rajasa

Tidak berselang lama, INASGOC kemudian mendapat teguran dari Dewan Olimpiade Asia (OCA). Hal itu lantara, OCA menyaksikan ada banyak kursi yang kosong di beberapa venue pertandingan. 

Dalam surat OCA yang ditanda tangani Sekjen Husain Al-Musalim, OCA melihat masih banyak kursi kosong di venue pertandingan Asian Games. Menurut mereka, kursi kosong di dalam venue membuat tampilan di televisi tidak terlalu bagus. Sementara, publik di luar justru kesulitan untuk mendapatkan tiket. 

"Sebelumnya OCA telah memberikan instruksi supaya kursi diberikan untuk ofisial jumlahnya tidak lebih dari 10 persen kapasitas venue. Kami akan berterima kasih kalau Anda menginformasikan hal ini kepada ofisial di venue terkait," demikian pernyataan OCA pada (21/8). 

Menanggapi hal tersebut, Deputi II Bidang Administrasi Pertandingan Asian Games Organizing Committee (INASGOC), Francis Wanandi mengatakan akan menjalankan instruksi dari OCA tersebut.

"Kami akan mengutamakan kepentingan penonton supaya kursi-kursi yang dipesan tidak kosong. Kami terima dengan baik kebijakan OCA, yang tadinya dipesan 20 persen, sekarang diturunkan jadi 10 persen saja yang bisa dipesan," kata Francis kepada media. 

Well, mana suaranya yang juga sempat kesulitan mendapatkan tiket pertandingan saat Asian Games?

Topik:

Berita Terkini Lainnya