Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Skandal Pengaturan Skor Kembali Guncang IBL

Logo IBL. (iblindonesia.com)
Logo IBL. (iblindonesia.com)

Jakarta, IDN Times - Kompetisi Indonesian Basketball League kembali diguncang kasus pengaturan skor. Enam pemain basket nasional terbukti melakukan pengaturan skor dalam kompetisi musim 2021 lalu.

Keenamnya adalah Aga Siedarta Wismaya (AS), Jorge Gabriel Senduk (JS), M. Nur Aziz Wardhana (AW) Yoseph Wijaya (YW), Ariesanda Djauhari (AD), dan Yerikho Tuasela (YT). Lima pemain pertama berasal dari klub Pacific Caesar Surabaya dan nama terakhir adalah pemain Bali United.

IBL dan PP Perbasi sudah menjatuhkan sanksi kepada mereka. Seluruhnya mendapatkan sanksi larangan melakukan kegiatan di basket Indonesia.

IBL menjatuhkan sanksi seumur hidup kepada mereka di lingkup kompetisi. Sedangkan, Perbasi menjatuhkan sanksi yang variatif, larangan aktif satu hingga empat tahun, sesuai dengan AD/ART Perbasi dan kode etik disiplin federasi.

1. Kronologi

Unsplash/Markus Spiske
Unsplash/Markus Spiske

Kasus ini bermula dari laporan manajemen Pacific pada Mei 2021 lalu mengenai kejanggalan dari beberapa pertandingan. Kemudian, Pacific melihat adanya keanehan performa dari sejumlah pemain sepanjang musim reguler.

Hingga akhirnya, Pacific melayangkan laporan resmi kepada IBL. Laporan itu ditindaklanjuti dan berujung pada terbuktinya kasus pengaturan skor ini.

"Tindakan ini jadi bagian dari komitmen kami untuk meningkatkan kualitas kompetisi agar semakin baik, profesional, dan sehat," kata Direktur Utama IBL, Junas Miradiarsyah, dilansir situs resmi IBL.

2. Coreng basket nasional

default-image.png
Default Image IDN

Kasus ini tentu menjadi catatan hitam kesekian buat basket Indonesia. Nama baik basket Indonesia pun tercoreng, padahal akan menjadi tuan rumah dalam hajatan besar FIBA Asia Cup 2023 dalam waktu dekat.

"Kami ingin memberikan efek jera kepada mereka yang bertindak mencederai sportivitas, membuat kompetisi jadi buruk, dan ada pandangan negatif terhadap basket Indonesia," ujar Junas.

3. Semua harus sportif

Konferensi pers Final IBL 2021, Pelita Jaya vs Satria Muda. (dok. IBL)
Konferensi pers Final IBL 2021, Pelita Jaya vs Satria Muda. (dok. IBL)

Diharapkan, kasus ini tak ditemukan lagi di kemudian hari. Junas meminta kepada semua pemain, pelatih, dan ofisial, agar bisa menjalankan kompetisi dengan sportif dan wajar.

"Manajemen IBL sangat menyesalkan kejadian ini dan mengimbau seluruh pihak agar tak terulang. Kami mengapresiasi para pemain Pacific yang berkomitmen dengan prinsip kompetisi sehat," ujar Junas.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Satria Permana
EditorSatria Permana
Follow Us