9 Sosok Presiden FIFA yang Mengubah Sepak Bola dari Masa ke Masa 

Robert Guerin merupakan seorang jurnalis berkebangsaan Prancis. Sebelum menjabat presiden FIFA, pria berkumis tersebut bekerja di surat kabar Le Martin dan aktif sebagai sekretaris departemen sepak bola Union des Societes Françaises de Sports Athletiques, Prancis.

Jasa Guerin terbilang sangat penting di sepak bola, karena dirinya lah yang mengumpulkan para negara pendiri FIFA sebelum diresmikan. Pada umurnya yang ke-28 tahun, Guerin resmi terpilih sebagai presiden pertama FIFA pada tahun 1904.

Setelah masa jabatan Robert Guerin selesai dengan singkat, Daniel Burley Woolfall seorang administrator dari The Football Association Inggris (FA) terpilih menjadi presiden FIFA ke-2 pada tahun 1906.

Pada masa jabatannya sebagai presiden FIFA, ia memiliki tujuan yaitu menyeragamkan aturan sepak bola di tingkat internasional atau Laws of the Game. Tak hanya itu, Woolfall juga tercatat pernah membantu penyelanggaraan kompetisi sepak bola internasional pertama di Olimpiade 1908.

Jules Rimet merupakan presiden FIFA ke-3 yang menjabat paling lama yaitu selama 33 tahun. Tak hanya itu, Rimet juga merangkap jabatan sebagai presiden federasi sepak bola Prancis (FFF) pada tahun 1919 hingga 1942.

Setelah perang dunia pertama, FIFA dibawah kepemimpinan Jules Rimet mengadakan Piala Dunia pertama di Uruguay pada tahun 1930. Pada masa kepresidenan Jules Rimet, FIFA mendirikan konfederasi regional di Eropa, Afrika, Asia, Oseania, dan Amerika Utara-Tengah-Karibia.

Rodolphe William Seeldrayers terkenal sebagai olahragawan berprestasi di masa mudanya. Pria berkebangsaan Belgia ini pernah memenangkan kejuaraan Racing Club Brussels.

Sebelum diangkat menjadi presiden ke-4, Seeldrayers telah menjabat sebagai wakil presiden FIFA selama 27 tahun. Ketika Jules Rimet mengundurkan diri sebagai presiden, Seeldrayers diangkat menjadi presiden FIFA ke-4 pada tahun 1954. Namun, ia meninggal dunia pada 7 Oktober 1955 di usia 78 tahun.

Setelah kematian Rodolphe William Seeldrayers, Arthur Drewry diangkat sebagai presiden sementara FIFA selama enam bulan. Kemudian pada bulan Juni 1956, pria berkebangsaan Inggris ini resmi menjadi presiden FIFA ke-5 menggantikan Seeldrayers.

Tak hanya itu, Drewry juga pernah terpilih menjadi presiden Football League dan ketua Asosiasi Sepak Bola Inggris. Di masa jabatannya, Arthur Drewry telah membuat Piala Dunia FIFA 1958. Namun sayangnya, cerita Drewry harus berakhir setelah dirinya dinyatakan meninggal dunia di kantornya pada tahun 1961.

Kontribusi Sir Stanley Rous dalam dunia sepak bola sangatlah mengesankan. Sebelum terpilih menjadi Presiden FIFA ke-6, pria kebangsaan Inggris ini merupakan sorang wasit kelas dan anggota dari FA.

Tak hanya itu, Stanley Rous juga membantu menulis ulang Laws of the Games di tahun 1934 pada masa kepemimpinan Jules Rimet. Kontribusinya mensukseskan Olimpiade London tahun 1948, membuat dirinya memperoleh gelar kebangsawanan "Sir" di tahun 1949.

Ketika Arthur Drewry meninggal dunia, Sir Stanley Rous memenangkan voting presiden ke-6 FIFA. Hal itu membuat dirinya menjadi presiden FIFA ke-3 yang berkebangsaan Inggris.

Setelah mengalahkan Sir Stanley Rous dalam pemilihan 1974, Dr Joao Havelange resmi menjadi presiden FIFA ke-7. Masa jabatan Joao Havelange juga terbilang sangat lama setelah Jules Rimet yaitu 24 tahun.

Pada masa kepemimpinannya, tim yang berkompetisi dalam piala dunia bertambah menjadi 32 tim yang sebelumnya hanya 16 tim saja. Tak hanya itu, Havelange juga pertama kali meluncurkan kompetisi "The FIFA Youth Championships" untuk kategori U-17 dan U-20. Pria berkebangsaan Brazil ini juga mencetuskan pertama kali Piala Dunia untuk Wanita pada 1991.

Pada tahun 1998, Joseph S. Blatter terpilih menggantikan Dr Joao Havelange dan resmi menjadi presiden FIFA ke-8. Pada saat kepemimpinannya, FIFA memperkuat sektor kegiatannya untuk mempengaruhi dan mengembangkan sepak bola di kalangan masyarkat dunia.

Terlihat, Blatter lebih berfokus pada memperluas pengaruh sepak bola memalui berbagai program seperti pendidikan, kesehatan, dan bahkan sosial. Untuk memperkuat hal itu, pria berkebangsaan Swiss ini membuat berbagai kompetisi seperti FIFA Club World Cup, FIFA Beach Soccer World Cup, FIFA U-17 Women's World Cup dan FIFA U-20 Women's World Cup.

Sejak pemilihan pertamanya pada 2016, Gianni Infantino resmi menjadi presiden FIFA ke-9 mengantikan Joseph S. Blatter. Dimasa jabatannya ini, Infantino lebih berfokus untuk memperluas refomasi FIFA di dunia.

Pria berkebangsaan Swiss ini memiliki visi jangka panjang untuk FIFA pada kepengurusannya, yaitu menjadikan sepak bola benar-benar mendunia, menjadikan FIFA standar organisasi dunia, dan memperluas kompetisi sepak bola.

Di balik perjalanan sepak bola yang kita nikmati saat ini, ternyata terdapat orang-orang hebat yang berusaha mengembangkan mati-matian. Pemikiran dari masa ke masa ini pun melahirkan peraturan sepak bola yang makin sempurna.