Zhou Guanyu akan menjalani musim keduanya di Formula 1 pada tahun 2023. Ia masih tetap memperkuat Alfa Romeo dan menjadi rekan setim Valtteri Bottas.
Kehadiran Bottas dalam tim rupanya membantu Zhou dalam mengarungi ketatnya persaingan di ajang balap jet darat itu. Zhou bahkan menyebut Bottas sebagai 'guru' yang baik.
Zhou dan Bottas memang sama-sama bergabung ke Alfa Romeo pada musim 2022. Keduanya menggantikan Kimi Raikkonen yang pensiun dari Formula 1 dan Antonio Giovinazzi yang pindah ke Formula E.
Oleh karena itu, Alfa Romeo jadi satu-satunya tim dengan susunan pembalap yang benar-benar baru tahun lalu dibandingkan dengan musim 2021. Padahal, musim 2022 Formula 1 menerapkan sejumlah regulasi baru dan mayoritas tim lebih memilih mempertahankan komposisi pembalap mereka demi menjaga stabilitas.
Dalam musim pertama di Alfa Romeo, Bottas dan Zhou mampu membawa tim bercokol di posisi keenam klasemen konstruktor dengan perolehan 55 poin. Hasil ini mengalami peningkatan ketimbang musim 2021 lalu.
Alfa Romeo harus puas berada di posisi kesembilan pada musim 2021 dengan hanya mengemas 13 poin. Mereka tertinggal 10 poin dari Williams yang finis di posisi kedelapan kala itu.
Bottas menjadi pembalap Alfa Romeo penyumbang poin terbanyak musim lalu dengan 49 poin. Pembalap asal Finlandia itu bertengger di posisi ke-10 klasemen pembalap. Sementara itu, Zhou Guanyu menempati peringkat ke-18 lewat koleksi 6 poin.
Zhou menceritakan dirinya kesulitan untuk terbiasa mengemudikan mobil Formula 1, khususnya saat sesi kualifikasi. Kurangnya waktu latihan menjadi salah satu faktor yang membuat pembalap berkebangsaan China itu butuh waktu lebih lama agar bisa nyaman dibalik kemudi C42.
"Cukup sulit, khususnya tahun 2022. Ini karena dalam pramusim meskipun kami punya dua atau tiga hari di Barcelona dan Bahrain, para pembalap tidak melakukannya dalam semua hari tes.
Selain itu, kami juga punya banyak masalah porpoising. Jadi, kami tak bisa benar-benar menjalankan program dengan normal. Tes di Bahrain adalah tes kelayakan aktual pertama yang kami bisa lakukan. Kami duduk dan melihat data untuk menganalisis," kata Zhou dilansir PlanetF1.
Meski alami kesulitan, Zhou merasa bersyukur dengan hadirnya Bottas di dalam tim Alfa Romeo. Zhou bahkan menilai Bottas sebagai salah satu 'guru' terbaik yang pernah ditemuinya selama berkiprah di ajang balap.
"Dia (Bottas) tentunya salah satu guru terbaik yang pernah aku miliki dalam karier balapku. Tentu saja, aku pernah memiliki beberapa pembalap yang aku kenal dengan baik. Namun, bersama Bottas, dia benar-benar meluangkan waktu untuk membantuku," cerita Zhou.
Zhou ingat betul momen saat dirinya menjalani balapan di GP Bahrain. Itu menjadi balapan debutnya di ajang Formula 1 yang berbuah sebiji poin usai finis di posisi kesepuluh.
Saat itu, ia belajar dari Bottas mengenai hal-hal apa saja yang perlu dilakukan saat balapan berlangsung. Momen itu baginya adalah hal penting demi meningkatkan performa di atas lintasan.
"Itu adalah balapan pertamaku dan ada banyak hal yang harus aku pelajari. Itu musim yang luar biasa. Aku coba meniru apa yang dia lakukan di dalam maupun di luar trek untuk belajar cara menjadi pembalap Formula 1 yang profesional," pungkas Zhou.
Zhou dan Bottas masih akan memperkuat Alfa Romeo pada musim Formula 1 2023. Menarik untuk menanti dobrakan seperti apa yang bakal dilakukan tim, terlebih selepas Frederic Vasseur selaku Team Principal yang memutuskan pindah ke Ferrari. Mampukah hasil musim 2022 mengalami peningkatan tahun ini?