Jakarta, IDN Times - Siapa tak kenal Lalu Muhamma Zohri? Nama sprinter ini viral karena berhasil menjadi juara di ajang Kejuaraan Dunia Atletik U-20 di Finlandia pekan lalu.
Prestasinya yang sangat membanggakan ini membuat publik ingin mengenalnya lebih dalam. Siapa pemuda berusia 18 tahun ini sebenarnya?
Eni Nuraini adalah pelatih di balik kesuksesan Lalu Muhammad Zohri yang mungkin belum banyak dikenal orang. Perempuan paruh baya ini menceritakan sosok Zohri yang sangat rajin dan tekun dalam berlatih.
“Dia paling disiplin. Dia gak saya suruh saja tetap latihan. Saya sudah beritahu kekurangan dia apa, tanpa saya suruh, selesai latihan dia lakukan latihan-latihan untuk memperbaiki kekurangannya. Di asrama dia tetap latihan,” ujar Eni saat menjemput kepulangan anak asuhnya tersebut di Terminal 3 Ultimate Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Selasa (17/07).
Bahkan, diakui Eni, Zohri sebelum dan sesudah tidur pun tidak luput dari berlatih. Ketekunan Zohri tersebut yang selalu membuat dirinya tersebut kagum.
“Biasanya kan sebelum tidur, saya biasa memberi tahu semua atlet, ada senam-senam tertentu yang bisa dilakukan sebelum tidur. Atau begitu bangun tidur ada gerakan tertentu. Kalau yang lain kan kadang malas, tapi kalau dia yang paling rajin,” ungkapnya.
Baca Juga: Lalu Muhammad Zohri: Modal Saya Latihan dan Berdoa
Meskipun Zohri memiliki tekad dan semangat yang kuat dalam berlatih, Eni mengaku tidak memiliki ekspektasi yang tinggi dalam kejuaraan tersebut, apalagi bisa memperoleh medali emas seperti sekarang ini.
Hal ini lantaran lawan-lawan Zohri yang lebih matang dan memiliki catatan waktu yang lebih baik ketimbang anak asuhnya tersebut. Dengan catatan waktu 10,18 detik yang diraih Zohri di Kejuaraan Dunia di Finlandia, Eni pun mengaku sangat terkejut.
“Saya kaget juga. Gak menyangka dengan waktunya dia yang seperti itu. Gak punya prediksi ke situ. Paling perkiraan saya dia bisa 10,22 detik. Tapi dia bisa di bawah 10,20 itu saya juga gak menyangka,” ungkapnya.
Eni juga menceritakan, semula PASI memprediksikan Zohri hanya mampu berada di urutan kedua di babak semifinal setelah pemain asal Amerika yang memiliki torehan waktu jauh lebih baik yaitu 10,09 detik.
“Awalnya kita cuma berpikir cukup masuk final. Soalnya lihat personal best negara lain kan dia (Zohri) masih di urutan ke berapa itu. Setelah semifinal, saya berharap semoga dia bisa kedua atau ke tiga. Karena dia ranking empat setelah semifinal,” ujarnya.
Zohri juga merupakan salah satu atlet yang akan diturunkan pada ajang pesta olahraga Asian Games 2018 yang berlangsung di Jakarta-Palembang Agustus mendatang.
Meski menjadi juara dunia di nomor lari 100 meter, Eni mengaku tidak akan memberikan target yang berlebih kepada Zohri karena lawan-lawan yang akan dihadapi nanti merupakan lawan kelas berat yang memiliki torehan waktu dibawah 10 detik di nomor lari tersebut.
“Ya semoga dia bisa lebih baik lagi dari ini. Tapi kita gak akan memporsir dia agar segera bagus. Kan ada masanya. Kan kalau kita paksa juga bahaya nya kan bisa juga cedera,” terangnya.
Namun, ia berharap Zohri dapat memberikan prestasi di nomor lain pada kejuaraan Asian Games. Peluang besar mendapatkan medali bisa diraih Zohri melalui nomor 4x100 meter.
“Kalau dia (Zohri) kami fokuskan untuk di estafet saja. Kan selama masuk pelatnas juga dia sudah masuk di tim estafet itu. Cuma karena dia ada kejuaraan junior itu, kadang dia gak tampil (di estafet),” harapnya.
Untuk terus menjaga prestasi Zohri, Eni berharap agar awak media tidak terus menyoroti kehidupan pribadi maupun kehidupan Zohri di lapangan, bukan tanpa sebab, hal tersebut juga akan mempengaruhi porsi latihan yang akan dijalani remaja yang baru saja mendapat penghargaan sebagai pemuda hebat dari Kemenpora ini.
“Tentu kita siapkan, terutama jaga dari ini (media). Jangan sampai dia terlalu terhanyut dengan semua ini hingga lupa latihan,” terangnya.
Lebih jauh Eni berharap bisa menemukan lagi bibit-bibit atlet yang memiliki potensi seperti Zohri agar menjadi regenerasi bagi atlet lain yang sudah mulai memasuki masa pensiun.
“Ya saya kira mungkin banyak, cuma kita belum terpantau. Karena memang untuk di daerah dia saja (Lombok) ada yang sudah bagus. Dengan usia masih remaja, tapi catatan waktunya bagus. Mudah-mudahan setelah ini kita bisa mencari lagi,” katanya.
“Kadang-kadang itu ada di daerahnya tak mengizinkan. Kadang orang tuanya gak mengizinkan karena jauh-jauh (bertanding), Tapi Mudah-mudahan setelah prestasi Lalu (Zohri) ini, bisa lebih percaya lah,” sambungnya.
Atas prestasi yang diraih Zohri saat ini, Eni yang menemukan bakat dan terus melatih Zohri hingga bisa menjadi jawara dunia ini mendapatkan apresiasi dari Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi berupa uang tunai senilai Rp 100 juta.
Baca Juga: Ajak Zohri Keliling Istana Bogor, Ini Pesan yang Dititipkan Jokowi