Yuki Tsunoda kini menjalani musim kedua pada ajang Formula 1. Ia masih berstatus sebagai pembalap AlphaTauri dan bertandem dengan Pierre Gasly.
Baru-baru ini, Tsunoda memaparkan penyebab dirinya tak mampu tampil maksimal pada musim perdananya di Formula 1. Salah satu penyebabnya adalah tekanan untuk meraih podium secepat mungkin.
Ambisi untuk meraih podium pada kejuaraan Formula 1 bukan tanpa sebab. Sudah sejak lama tidak ada pembalap Jepang yang finis zona podium. Terakhir kalli ada yang berhasil melakukannya adalah Kamui Kobayashi.
Saat itu, Kobayashi mampu finis ketiga pada balapan GP Jepang musim 2012 dengan memperkuat Sauber F1 Team. Sejak saat itu, tak ada lagi ada pembalap Jepang yang meraih podium.
Bahkan, Kobayashi menjadi pembalap terakhir yang berada di grid Formula 1 sebelum masuknya Tsunoda. Musim 2014 menjadi musim terakhir Kobayashi mengarungi karier balap di Formula 1 bersama Caterham F1 Team.
Tsunoda hadir ke Formula 1 dengan prestasi bagus dari ajang Formula 2. Pembalap bernomor mobil 22 itu mampu menuntaskan Formula 2 musim 2020 dengan bercokol di posisi ketiga klasemen akhir.
Tujuh kali podium berhasil didapatkannya dengan tiga diantaranya berbuah kemenangan. Tsunoda total mengumpulkan 200 poin pada penghujung musim. Ekspektasi besar pun dipikulnya saat merambah ke ajang yang lebih tinggi.
Musim pertama Tsunoda di Formula 1 justru lebih banyak dihiasi dengan momen-momen sumpah serapah yang dirinya keluarkan saat berkomunikasi lewat radio tim saat pekan balapan. Hal ini semakin diperparah dengan beberapa kesalahan penting yang dirinya lakukan saat balapan.
Memasuki musim kedua pada ajang Formula 1, Tsunoda secara terbuka mengakui kesulitan yang dirinya rasakan pada musim lalu. Keinginan meraih podium memicu dirinya kerap melakukan kesalahan yang dirasa tidak perlu.
"Saat ini aku tak tahu apakah bisa menjadi pembalap Jepang pertama yang meraih kemenangan saat balapan. Aku hanya benar-benar fokus pada situasi yang aku miliki sekarang terutama untuk pengembangan mobil.
Pada waktu yang sama, aku berusaha meraih poin sebanyak mungkin. Tentunya, jika aku punya peluang naik podium maka aku akan berusaha memaksimalkannya. Pastinya akan bagus untuk meraih podium. Akan tetapi, saat ini aku tidak benar-benar fokus pada hal tersebut," ungkap Tsunoda dliansir PlanetF1.
Lebih lanjut, Tsunoda juga mengungkapkan jika dirinya jauh lebih bisa mengendalikan diri ketimbang musim lalu. Kesalahan-kesalahan yang dirinya lakukan pada musim debutnya menjadi pelajaran berharga untuk peningkatan performa dalam balapan musim 2022 ini.
"Jauh lebih terkendali ketimbang musim lalu. Tahun lalu, aku tidak sepenuhnya terkendali. Aku tak tahu apa yang aku lakukan. Setiap lap aku mendorong batasanku dan seperti itulah yang terjadi.
Namun, sebenarnya itu yang membuatku meningkat. Jadi, itu adalah pembelajaran yang baik sebagai seorang pembalap," kata Tsunoda.
Musim lalu, Tsunoda bertengger di posisi ke-14 pada klasemen pembalap dengan meraih 32 poin. Dilansir StatsF1, posisi finis terbaiknya adalah peringkat ke-4 pada GP Abu Dhabi.
Saat ini, Tsunoda berada di posisi ke-12 klasemen sementara lewat perolehan 10 poin. Finis ketujuh pada GP Emilia Romagna adalah capaian terbaiknya pada musim 2022 ini. Mampukah Tsunoda mencapai hasil terbaik pada musim keduanya di Formula 1?