Jakarta, IDN Times -Pengerjaan venue equestrian atau yang lebih dikenal dengan venue pacuan kuda untuk ajang Asian Games 2018 akan segera rampung dalam waktu dekat.
Proyek yang menelan anggaran Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang sangat fantastis yaitu Rp417 miliar tersebut digadang-gadang menjadi pacuan kuda terbesar di kawasan Asia.
Presiden Direktur PT Pulomas Jaya Bambang Mursalim menjelaskan venue seluas 35 hektare tersebut memiliki beragam fasilitas terbaik sesuai dengan standar federasi berkuda internasional.
"Saya dengar dari konsultan federasi international equestrian, fasilitas (equestrian pulomas) ini adalah salah satu yang terbesar di Asia. Desain kita sudah disetujui oleh federasi internasional," ujar Bambang Mursalim di Equestrian Pulo Mas, Jakarta Timur, Selasa (3/4) lalu.
Bangunan utama pada venue ini adalah tribune yang terdiri dari empat lantai yang berguna untuk menampung 1.000 penonton di luar ruangan.Di dalam ruangan juga tersedia fasilitas ruang very important person (VIP) dan very very important person (VVIP) yang bisa menampung hingga 500 orang.
"Bangunan tribund-nya juga agak spesial, kita desain seperti kuda melompat. Memang didesain seperti itu, jadi ikonik," kata Bambang Mursalim.
Adapun fasilitas lain yang diperuntukkan untuk kuda-kuda yang akan bertanding Asian Games mendatang adalah klinik yang difasilitasi dengan mesin sinar X, ultrasonography (USG) dan mesin tes darah untuk kuda. Juga kandang yang didesain sangat nyaman sebagai tempat peristirahatan kuda selama perlombaan.
"Kandang kudanya yang biasanya satu lantai, di sini dua lantai dan jumlahnya lebih dari cukup, yaitu 156 unit untuk menampung kira-kira 100-120 kuda dari seluruh wakil negara Asia," lanjutnya.
Bambang mengatakan tidak ada kendala berarti selama penggarapan venue yang telah dimulai sejak Februari 2017 lalu. Ia memastikan Equestrian Pulomas akan segera rampung pengerjaannya pada bulan Mei mendatang atau tiga bulan sebelum penyelenggaraan Asian Games.
"Perkembangan pembangunan equestrian sudah 95 persen. Karena yang tersisa adalah lapangan pasir, outdoor arena, special footing material yang tinggal menunggu datangnya pasir dan bahan mix-nya yang di-impor dari Jerman, dan juga pembenahan cross country arena, landscape yang sebentar lagi selesai," tutup Bambang Mursalim.