3 Fakta Menarik Jelang Duel Panas AC Milan vs AS Roma

11 Apr 2024, 17:50 WIB

Tino Satrio

Potret duel AC Milan vs AS Roma. (acmilan.com).

Intinya sih...

AC Milan menjamu AS Roma dalam leg pertama perempat final Liga Europa musim 2023/24.
Milan memiliki rekor positif atas Roma, belum pernah kalah dalam sembilan pertemuan terakhir.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - AC Milan bakal menjamu AS Roma dalam leg pertama perempat final Liga Europa musim 2023/24, Jumat (12/4/2024) dini hari WIB. Duel jilid pertama yang dihelat di San Siro ini diprediksi bakal berjalan seru dan panas.

Berduel di depan publik sendiri, Rossoneri tentu lebih difavoritkan untuk meraih hasil positif. Terlebih, tim asuhan Stefano Pioli punya rekor mentereng atas Giallorossi.

Sebelum menyaksikan duel panas yang melibatkan Rafael Leao dan Paulo Dybala, ada baiknya menyimak fakta menarik yang menyelimuti laga ini. Berikut IDN Times sajikan faktanya!

1. Pertemuan pertama di Eropa

Selebrasi Ruben Loftus-Cheek usai jebol gawang Rennes, Jumat (16/2/2024). (Twitter/@acmilan).

Laga ini menjadi monumental buat Milan dan Roma karena merupakan pertemuan perdana di kompetisi Eropa. Namun, Milan punya kenangan pahit kala bersua sesama tim Italia di fase gugur.

Milan sempat disingkirkan Inter Milan di semifinal Liga Champions musim 2022/23. Asa Olivier Giroud dan kawan-kawan ke final sirna usai keok dengan agregat 0-3.

2. Milan punya modal positif

Selebrasi AC Milan usai membobol gawang Rennes, Jumat (16/2/2024). (Twitter/@acmilan).

Hanya saja, Milan punya modal positif untuk mengobati kenangan pahit tersebut. Rossoneri tidak pernah kalah dari Roma dalam sembilan pertemuan terakhirnya.

Rapornya pun cukup menjanjikan dengan enam kemenangan dan tiga hasil imbang. Fakta menariknya, pada periode 1970-1979, Milan pernah tak terkalahkan 20 laga dari Giallorossi.

3. Roma loyo di laga tandang

Selebrasi Paulo Dybala usai membobol gawang Torino, Selasa (27/2/2024). (X/@ASRomaEN).

Fakta tersebut memaksa Roma untuk tampil lebih gereget mengingat tim yang lahir pada Juni 1927 itu selalu loyo setiap melakoni laga tandang di kompetisi Eropa.

Betapa tidak, dalam 14 laga tandang terakhirnya, Roma hanya mampu membukukan dua kemenangan, enam imbang dan sisanya kalah. Mereka juga belum pernah menang dalam delapan laga tandang terakhir fase gugur di seluruh kompetisi.