Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

3 Lulusan Akademi Everton yang Kariernya Terjun Bebas Usai Pindah Klub

Ross Barkley (evertonfc.com)

Everton merupakan salah satu klub English Premier League (EPL) yang sering melahirkan pemain-pemain kelas dunia. Sebut saja Wayne Rooney yang menjadi legenda di Manchester United dan Timnas Inggris. Namun, sebagian talenta berbakat jebolan akademi Everton ternyata tidak memiliki nasib sebaik Rooney dalam perjalanan kariernya.

Terlebih lagi, permainan para pemain itu merosot tajam usai pindah klub. Seperti tiga lulusan akademi Everton ini, yang kariernya terjun bebas setelah memutuskan meninggalkan klub. Padahal, ketiga pemain ini sempat digadang-gadang menjadi bintang EPL dan Timnas Inggris.

1. Karier Michael Johnson rusak akibat ulahnya sendiri

Michael Johnson (mancity.com)

Michael Johnson sempat berpindah-pindah klub ketika masih bermain di level junior. Ia pernah menimba ilmu di akademi Leeds United, Feyenoord Rotterdam, dan Everton. Johnson kemudian pindah ke Manchester City U-18 setelah menjadi bagian dari tim muda Everton selama 2 tahun.

Johnson lalu mencatat rekor sebagai debutan termuda di Manchester City. Manajer Stuart Pearce menurunkannya dalam laga Premier League melawan Wigan Athletic pada 2006/2007. Johnson baru mencetak gol perdananya bagi Manchester City ketika menang 1-0 melawan Derby County pada pertandingan EPL 2007/2008. Performa gemilangnya itu membuat media dan fans berharap ia bisa menjadi bintang masa depan Manchester City dan Timnas Inggris.

Sayangnya, Johnson mengalami cedera serius yang membuatnya kehilangan tempat di tim utama The Citizens. Ia juga memiliki berbagai masalah di luar lapangan, seperti berkendara dalam keadaan mabuk pada 2012. Johnson akhirnya memutuskan pensiun dari sepak bola pada usia yang cukup muda, yakni 24 tahun, pada 2013.

2. Jack Rodwell gagal total ketika bermain di Manchester City

Jack Rodwell (kiri) (evertonfc.com)

Jack Rodwell menunjukkan potensinya sebagai calon bintang Timnas Inggris sejak debut di skuad utama Everton pada 2007/2008. Ia adalah pemain bertahan yang memiliki fleksibilitas. Rodwell dapat bermain sebagai bek tengah dan gelandang bertahan. Ia total mengoleksi 109 penampilan dengan torehan 8 gol dan 6 assist di semua kompetensi bersama Everton pada periode 2008--2012.

Penampilan apik Rodwell membuat Manchester City tertarik mendatangkannya. The Citizens sepakat membelinya dari Everton dengan harga 15 juta euro atau Rp254 miliar pada musim panas 2012. Sayangnya, Rodwell gagal bersaing dengan para bintang Manchester City lainnya. Ia hanya bermain dalam 25 pertandingan dan mencetak 2 gol di semua kompetensi selama 2 tahun.

Rodwell kemudian hengkang ke Sunderland pada musim panas 2014. Akan tetapi, ia bersama rekan-rekannya gagal menyelamatkan The Black Cats dari zona degradasi pada 2016/2017. Rodwell sendiri kini bermain di A-League bersama Sydney FC.

3. Ross Barkley tidak mampu memaksimalkan bakatnya di Chelsea

Ross Barkley (premierleague.com)

Ross Barkley masuk ke akademi Everton mulai pada usia 11 tahun. Ia lalu debut di tim utama ketika laga Premier League melawan Queens Park Rangers pada Agustus 2011. Ia total menorehkan 27 gol dan 28 assist dari 179 laga di semua kompetisi bersama Everton pada 2011--2016.

Barkley pindah ke Chelsea pada musim panas 2017. Sayangnya, ia gagal bersaing untuk mendapat tempat di tim utama dan sering kali mengalami cedera. Barkley mencatat 100 penampilan dan 12 gol serta 11 assist untuk Chelsea di seluruh ajang. Namun, performanya tidak begitu spesial selama membela The Blues.

Ia dilepas secara gratis pada musim panas 2022 dan bergabung dengan OGC Nice selama setahun. Barkley kini bermain untuk Luton Town sejak musim panas 2023. Ia sebenarnya digadang-gadang akan menjadi pilar utama lini tengah Timnas Inggris bersama Dele Alli dan Jesse Lingard. Akan tetapi, cedera serta inkonsisten performa membuatnya tidak pernah mendapat panggilan dari Manajer Timnas Inggris, Gareth Southgate.

Ketiga pemain di atas gagal memaksimalkan potensinya ketika bermain di level yang lebih tinggi. Berbagai masalah di dalam dan luar lapangan cukup mempengaruhi penurunan karier mereka. Sangat disayangkan talenta besar seperti pemain jebolan akademi Everton di atas terbuang sia-sia.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Audi Rahmantio
EditorAudi Rahmantio
Follow Us