4 Keunggulan Liverpool dari Tottenham Jelang Final Liga Champions

Liverpool memiliki sejarah panjang di Eropa. Tim asal kota pelabuhan telah mengoleksi lima trofi Liga Champions.

Itulah mengapa the Reds dihormati di Benua Biru. Jika dihitung jumlah gelar di atas, kubu Merseyde Merah hanya kalah dari Real Madrid (13), dan AC Milan (7).

Secara keseluruhan Liverpool telah memainkan delapan final Liga Champions. Sebanyak tiga di antaranya berakhir dengan kekalahan.

Teranyar, musim lalu, Mohamed Salah dan rekan-rekan ditumbangkan Real Madrid di Kiev, Ukraina. Fakta ini menunjukkan, secara mental, armada The Reds sudah terbiasa berada di pertandingan level tertinggi. Ini menjadi salah satu keunggulan skuad polesan Juergen Klopp menuju Madrid.

Sementara prestasi tertinggi Spurs di kompetisi Eropa, hanya sebagai jawara Piala Winners (1962/1963), dan dua kali juara Piala UEFA (sekarang Liga Europa). Itu terjadi pada musim 1971/1972, dan 1983/1984.

Pasukan Liverpool siap tempur di Wanda Metropolitano. Hanya dua nama yang masuk ruang perawatan sebelum final Liga Champions kontra Tottenham Hotspur. Mereka adalah Roberto Firmino, dan Naby Keita. Pelatih Juergen Klopp mengisyaratkan Firmino bisa bermain di Wanda Metropolitano. Kondisi penyerang asal Brasil itu terus membaik.

Belakangan Firmino dikabarkan sudah berlatih bersama rekan-rekannya. Berbeda dengan Keita. Klopp telah memastikan eks pemain RB Leipzig itu absen di markas Atletico Madrid.

Sementara kubu Spurs lebih merana. Sejumlah pemain inti masih diragukan tampil. Para penggawa Tottenham yang belum 100 persen fit antara lain Harry Kane, Jan Vertonghen, juga Harry Winks. Fakta ini membuat Mauricio Pochettino harus memutar otak memaksimalkan amunisi tersisa. Sementara Klopp lebih memiliki banyak pilihan.

Sebelum menuju final Liga Champions, Liverpool dan Tottenham Hotspur sudah saling berhadapan sejauh musim ini bergulir. Itu terjadi pada ajang Liga Primer Inggris.

Kubu The Reds superior atas lawannya. Dalam dua pertemuan baik di kandang maupun tandang, Jordan Henderson dan rekan-rekan selalu meraih kemenangan. Masing-masing dengan skor 2-1. Ini modal berharga bagi skuad polesan Juergen Klopp jelang partai puncak kompetisi terelit benua Biru.

Liverpool finish di peringkat kedua klasemen akhir Liga Inggris. Skuat Merseyde Merah meraih 32 kemenangan dan tujuh imbang. Mohamed Salah cs hanya sekali mengalami kekalahan.

Berbeda jauh dengan Spurs. Armada The Lilywhites finish di peringkat keempat. Tim asal London Utara itu meraih 23 kemenangan dan dua imbang pada ajang Liga Inggris. Harry Kane dan kawan-kawan menuai kekalahan di 13 laga.

Terlihat Liverpool lebih konsisten meraih hasil positif. Ini menjadi keunggulan tambahan The Kops jelang duel bergengsi di ibu kota Spanyol.

Dalam beberapa bulan terakhir, Mauricio Pochettino terus diperbincangkan. Pelatih Tottenham Hotspur berulang kali dikaitkan dengan sejumlah klub besar. Pertama Real Madrid. Hingga saat ini isu Pochettino bakal ke Santiago Bernabeu masih berembus. Padahal El Real telah memiliki Zinedine Zidane.

Pochettino juga masuk kandidat pengganti Massimiliano Allegri di Juventus. Di tengah persiapan menuju final Liga Champions, juru taktik asal Argentina masih meladeni pertanyaan wartawan tentang hal itu. Ia terus membantah. Pada akhirnya ia bakal memutuskan masa depannya usai duel kontra Liverpool di Madrid. 

Kondisi ini menunjukkan konsentrasi Pochettino terbagi ke berbagai situasi. Sementara pelatih Liverpool, Juergen Klopp tidak terganggu rumor apapun. Klopp fokus hanya untuk anak asuhnya. Belum ada isu pergantian kepelatihan di kubu The Reds apapun hasil musim ini.