5 Alumnus Akademi Barcelona yang Bersinar di Klub Lain

Nama Mauro Icardi tentu tak bisa dilepaskan dari sepak bola Italia, namun tahukah kamu, Barcelona-lah yang jadi tempat striker asal Argentina ini menimba ilmu! Mauro Icardi adalah angkatan 1993 di La Masia dan siapa sangka, di tahun 2011, setelah belasan tahun menimba ilmu sejak di usia dini, Mauro Icardi harus merelakan dirinya dijual ke Sampdoria.

Mencuat bersama Il Samp, Icardi meraih puncak karier bersama Inter Milan di mana ia sempat didaulat menjadi kapten dan mencatatkan 219 penampilan dengan koleksi 124 gol di semua kompetisi bersama Inter. Sayang, hubungan buruk dengan suporter dan manajemen membuat Icardi kini hengkang dan melanjutkan kiprahnya bersama Paris Saint-Germain (PSG), di mana klub kaya Prancis itu rela menggelontorkan dana €60 juta untuk striker berusia 27 tahun itu.

Mekar bersama Ajax Amsterdam dan jadi salah satu sweeper keeper potensial dunia saat ini, Andre Onana memulai semuanya bersama Barcelona. Mengawali karier junior dari akademi sepak bola milik Samuel Eto'o, kiper yang kini berusia 24 tahun itu lantas bergabung bersama La Masia.

Sayang, 5 tahun di Catalan, kiper Timnas Kamerun ini nyatanya tak diberi waktu berkembang dan menjajal peluang jadi kiper di tim utama Blaugrana. Ia dijual ke Ajax di usia 20 tahun pada Januari 2015 dan siapa sangka, 4 tahun kemudian, harga €150 ribu yang dibayarkan Ajax kini naik berlipat-lipat dan Andre Onana kini salah satu kiper muda dengan banderol hampir menyentuh angka €40 juta karena performa konsistennya di bawah mistar Ajax.

Dani Olmo adalah salah satu talenta terbaik produk La Masia yang layak disebut sebagai the one that got away. Bagaimana tidak, secara cuma-cuma, Barcelona melepas sang pemain untuk bergabung dengan Dinamo Zagreb, pada musim panas 2014, saat sang pemain baru berusia 16 tahun.

Merantau ke negara nun jauh di timur Eropa pada usia dini, tak membuat Dani Olmo gagal berkembang. Dia 5 kali membawa Dinamo jadi juara Liga Kroasia dan hanya dalam tempo 5 tahun sejak promosi ke tim utama Dinamo Zagreb, ia diboyong RB Leipzig dengan mahar murah saja hanya seharga €21 juta dan kini sudah mencatatkan namanya sebagai penggawa Timnas Spanyol di usia baru 22 tahun.

Eric Garcia adalah bek muda didikan Barcelona dan masuk ke La Masia sebagai angkatan 2001. Sayang, seperti kisah rekan-rekannya yang lain, Eric lantas dijual ke Manchester City pada 2017 dengan mahar €1,7 juta saja. Di Manchester, ia ditempa langsung oleh Pep Guardiola dan kini di usianya yang beranjak 19 tahun, namanya sudah rutin bermain di tim utama The Citizens.

Eric Garcia sudah catatkan debut bersama Timnas Spanyol dan kini punya 2 caps di La Roja. Meski sudah membulatkan tekad untuk pulang kampung dan membela Barcelona di masa depan, Blaugrana urung mampu mendatangkan sang bek muda di musim panas 2020 ini.

Sukses dengan Francesc Fabregas, Arsenal menerapkan strategi transfer serupa ketika memboyong Hector Bellerin dari akademi Barcelona pada tahun 2011. Dengan mahar sebesar €500 ribu, Bellerin yang masih berusia 16 tahun diboyong The Gunners ke London untuk merintis jejak yang pernah ditapaki Fabregas.

Sejak debut bersama Arsenal pada 2014, Bellerin kemudian jadi salah satu bek kanan andalan The Gunners hingga saat ini. Di bawah asuhan Arsene Wenger, Unai Emery, hingga Mikel Arteta, namanya rutin dipercaya sebagai bek kanan andalan dan kini sudah diberi nomor punggung 2, yang menjadikannya bek kanan utama The Gunners.