5 Kiper Termuda Sepanjang Masa Euro, Verbruggen Terbaru

Petr Cech, nama yang tak asing di telinga para pecinta sepak bola. Dikenal sebagai salah satu kiper terbaik pada masanya, Cech telah menorehkan banyak prestasi gemilang di level tim maupun individu. Bersama Chelsea, ia menjelma menjadi benteng kokoh di bawah mistar gawang hingga berhasil mengantarkan klub meraih berbagai trofi bergengsi.

Kehebatan Cech tak hanya terpancar di level klub. Di level timnas, ia merupakan pemain legenda Republik Ceko dengan 124 caps. Ia bahkan meraih penghargaan sebagai pemain terbaik sebanyak sembilan kali berturut-turut. Pencapaian luar biasa tersebut tentu sangat sulit dicapai oleh pemain lain.

Pada Euro 2004, Cech menorehkan sejarah di turnamen ini. Di usianya yang masih muda, 22 tahun 26 hari, ia melakoni laga perdananya di Euro saat negaranya menghadapi Latvia pada penyisihan Grup D. Cech turut berperan penting dalam mengantarkan Republik Ceko meraih kemenangan dengan skor 2-1 pada laga tersebut.

Catatan: Penulis kesulitan menemukan foto pemain terkait di internet

Nama selanjutnya dalam daftar kiper termuda Euro adalah Leif Nielsen. Legenda sepak bola Denmark ini aktif bermain pada era 1960-an hingga awal 1970-an. Kemampuannya di bawah mistar gawang diakui dengan dinobatkannya sebagai pemain terbaik Denmark pada 1966.

Nielsen sendiri mencatatkan rekor sebagai salah satu pemain termuda Euro pada usia 22 tahun 20 hari. Debutnya di Euro langsung diuji di laga krusial, yaitu saat Denmark berhadapan dengan Uni Soviet di babak semifinal. Sayangnya, Nielsen tak mampu menyelamatkan timnya dari kekalahan telak 0-3 sehingga Denmark pun gagal melaju ke babak final.

Bart Verbruggen menjadi nama terbaru yang masuk ke dalam daftar kiper termuda sepanjang masa Euro. Debutnya di turnamen resmi bersama Timnas Belanda pada usia 21 tahun 303 hari saat melawan Polandia pada penyisihan Grup D menahbiskannya sebagai kiper termuda ketiga di Euro. Meski sempat kebobolan terlebih dahulu, Verbruggen menunjukkan kualitasnya dengan melakukan beberapa penyelamatan krusial hingga mengantarkan Belanda meraih kemenangan dengan skor 2-1.

Penampilan gemilang Verbruggen tak hanya membuatnya menorehkan rekor di Euro, tetapi juga menjadikannya kiper debutan termuda di Timnas Belanda. Terpilihnya Verbruggen sebagai kiper utama juga menandakan era baru bagi tim Oranye yang sebelumnya kerap mengandalkan kiper senior. Sejak Piala Dunia 2006, Belanda kerap menurunkan kiper-kiper senior, seperti Edwin van der Sar, Maarten Stekelenburg, hingga Andries Noppert.

Viliam Schrojf bukan hanya kiper termuda kedua di Euro, tetapi juga legenda sepak bola Cekoslovakia. Namanya terukir dalam sejarah Piala Dunia 1962 sebagai peraih Golden Glove berkat performa gemilangnya mengantarkan Cekoslovakia menuju final melawan Brasil. Sayangnya, mereka harus mengakui ketangguhan Pele dan skuad Timnas Brasil dengan skor 1-3.

Di Euro, Schrojf menorehkan debutnya pada usia 21 tahun 276 hari pada edisi pertama Euro pada 1960. Debutnya langsung diwarnai performa luar biasa saat Cekoslovakia melaju ke semifinal menghadapi sang juara, Uni Soviet. Meski kalah di laga tersebut, Cekoslovakia berhasil meraih peringkat ketiga setelah mengalahkan Prancis dengan skor 2-0.

Jose Angel Iribar, kiper legendaris Spanyol, menjadi kiper debutan termuda di Euro. Iribar mencatatkan debutnya pada usia 21 tahun 108 hari. Ia turun laga pada semifinal Euro 1964 melawan Hungaria. Pertandingan sengit ini berakhir imbang 1-1 dan harus dilanjutkan dengan adu penalti. Di momen krusial ini, Iribar menunjukkan kecemerlangannya dengan berhasil menepis tendangan penalti Hungaria dan mengantarkan La Furia Roja melaju ke final.

Kegemilangan Iribar tak berhenti di situ. Pada partai final, Spanyol berhasil mengalahkan Uni Soviet dengan skor 2-1 sekaligus menahbiskan mereka sebagai juara Euro untuk pertama kalinya. Prestasi ini sekaligus menjadikannya sebagai kiper termuda yang menjuarai turnamen bergengsi ini.

Rekor Iribar sebagai debutan termuda Euro hampir saja dipecahkan oleh dua kiper muda kala itu, Iker Casillas di Euro 2000 dan Igor Akinfeev di Euro 2004. Namun, keduanya tak mendapatkan kesempatan untuk tampil saat itu. 

Penampilan impresif mereka di usia muda menjadi bukti bahwa talenta dan potensi tidak mengenal batas usia. Pada masa mendatang, penggemar mungkin akan melihat lebih banyak kiper muda berbakat yang bersinar di Euro dan mengantarkan tim mereka meraih prestasi gemilang.