Klub sepak bola di dunia saat ini tentu sudah sering mendapat cibiran dari haters bila dalam performa buruk. Hal ini wajar karena hampir semua klub sepak bola pasti memiliki haters. Semakin besar dan sukses sebuah klub, tentu saja makin banyak pembenci yang terus menghampiri.
Namun, ada juga klub top yang malah sepertinya tak memiliki banyak haters dengan sejumlah alasan. Seperti yang dirasakan 5 klub sepak bola top di Eropa berikut ini. Penasaran klub apa saja? Simak ulasannya di bawah ini.
Ajax Amsterdam merupakan klub kontestan Eredivisie di Belanda. Karena tak sehebat klub-klub top di kawasan Eropa lainnya, Ajax tak jarang dicap sebagai underdog di perhelatan kompetisi bergengsi, seperti Liga Champions. Namun, dengan status itu, mereka ternyata sukses melaju hingga fase semifinal pada musim 2018/2019.
Selain itu, Ajax juga dikenal sebagai klub yang gemar mengorbitkan nama-nama hebat di setiap masanya. Tercatat ada sejumlah pemain yang lahir dan dikenal dari Ajax, seperti Luis Suarez, Zlatan Ibrahimovic, hingga Matthijs de Ligt. Beberapa alasan di ataslah jadi faktor utama mengapa Ajax tak terlalu banyak memiliki haters saat ini.
Beralih ke Bundesliga, ada Borussia Dortmund. Klub yang identik dengan warna kebesaran kuning ini juga masuk daftar klub yang tak banyak memiliki haters karena sejumlah alasan, di antaranya, Dortmund bermain di Bundesliga yang notabene masih kalah pamor daripada liga-liga elite lain, seperti Premier League atau LaLiga.
Sama halnya dengan Ajax, Dortmund juga kerap mengorbitkan pemain-pemain hebat, seperti Marco Reus, Robert Lewandowski, dan yang teranyar Erling Haaland. Alasan terakhir adalah sang kapten Dortmund sendiri, yaitu Marco Reus. Seperti yang kita ketahui, Reus adalah salah satu pemain terloyal di Dortmund yang membuatnya banjir pujian dan tak banyak memiliki haters.
Atalanta berhasil menarik banyak perhatian sejak 2 musim belakangan. Meski identitasnya tak sepopuler Juventus dan Inter Milan, hal inilah yang membuat Atalanta bermain tanpa beban dan sering dicap sebagai tim "kuda hitam". Bahkan, di beberapa laga besar, Atalanta berhasil mengalahkan lawannya yang malah memiliki skuad lebih mewah.
Puncak performa Atalanta yaitu keberhasilan mereka menembus fase perempatfinal Liga Champions musim lalu. Meski harus takluk dari PSG, tak ada yang menduga Atalanta saat itu berhasil melangkah jauh dengan skuad yang tak segemerlap klub lain, seperti Juventus ataupun Manchester City.
Klub Bundesliga, Bayern Munchen, juga masuk dalam daftar ini. Meski kerap kali dikritik karena terlalu mendominasi kasta tertinggi di liga sepak bola Jerman, bukan berarti hal tersebut membuat Munchen dibenci banyak orang. Ada sejumlah alasan logis mengapa hal tersebut bisa terjadi.
Alasan tersebut di antaranya adalah rival Munchen di Bundesliga juga tak memiliki banyak haters, seperti Borussia Dortmund ataupun RB Leipzig. Selain itu, para pemainnya juga tak banyak membuat sensasi atau jauh dari kabar miring, seperti Thomas Muller, Manuel Neuer, dan Robert Lewandowski. Para pemain tersebut lebih banyak dikenal berkat prestasi atau rekor yang berhasil mereka raih.
Dikenal sebagai kompetisi tersengit di dunia, wajar saja bila klub elite kontestan Premier League sering mendapat cibiran saat tengah dalam tren negatif. Di tengah gemerlapnya skuad klubvtop Premier League, ada Leicester City yang sering bersaing di papan atas dan tak terlalu memiliki banyak haters.
Klub yang menjadi kampiun Premier League musim 2015/2016 ini tak banyak mendapat cibiran atau hujatan karena berbagai alasan, di antaranya adalah Leicester City kerap kali memenangkan laga melawan klub top Premier League lainnya. Selain itu, para pemainnya juga dikenal humble, seperti Jamie Vardy yang masih setia bersama The Foxes ataupun N'Golo Kante yang menjadi idola banyak orang meski telah hengkang ke Chelsea.
Nah, itu dia sederet klub yang tidak memiliki banyak haters. Meskipun begitu, klub-klub di atas tentu saja memiliki haters walaupun tak sebanyak klub top lain dan tentu saja tidak akan memengaruhi performa mereka.