5 Legenda Sepak Bola yang Tidak Pernah Bermain di Kompetisi Eropa

Yasuhito Endo adalah salah satu pesepak bola paling berprestasi di Asia pada masanya. Pemain asal Jepang ini memulai kariernya di Liga Jepang dengan bermain bersama Yokohama Flugels. Sempat hengkang ke Kyoto Sanga, ia kemudian melanjutkan karier ke Gamba Osaka. Bersama klub itu, ia mampu mencatatkan lebih dari 500 pertandingan selama 19 tahun.

Sepanjang karier profesionalnya, Endo telah membukukan 894 pertandingan dan mencetak 137 gol serta 181 assist. Walau saat ini usianya sudah 41 tahun, sang pemain nyatanya masih aktif bermain sebagai pesepak bola. Endo juga menciptakan 152 caps untuk negaranya selama periode 13 tahun.

Sebelum era Diego Maradona, Ricardo Bochini dianggap oleh banyak orang sebagai salah satu pemain terbaik di Argentina. Pemain yang berposisi sebagai gelandang ini hanya menghabiskan kariernya bersama satu klub saja, yaitu Independiente. Bochini secara luas dikagumi karena keterampilannya yang luar biasa.

Oleh karena itu, tidak mengherankan jika ia memainkan peran kunci dalam dominasi Independiente di Liga Argentina. Dalam 634 pertandingan untuk timnya itu, Bochini sukses membukukan 97 gol. Ia juga sempat bermain bersama tim nasional Argentina sebanyak 28 kali.

Carlos Alberto adalah salah satu bek sayap terbaik yang pernah ada. Ia merupakan kapten tim nasional Brasil ketika negaranya berhasil menjuarai trofi Piala Dunia 1970. Pemain yang lahir di Rio de Janeiro ini menghabiskan sebagian besar kariernya di kompetisi Brasil. Santos, Fluminense, dan Flamengo menjadi tiga tim yang pernah Alberto perkuat.

Pada tahun 1977, ia memilih melanjutkan karier di kompetisi Amerika Serikat dengan bermain untuk New York Cosmos. Empat tahun kemudian Alberto bergabung bersama California Surf, sebelum akhirnya pensiun pada 1982. Meski berposisi sebagai bek kanan, Alberto tergolong pemain yang produktif dengan mencetak 72 gol untuk klub dan negara.

Mane Garrincha merupakan salah satu pesepak bola Brasil terbaik sepanjang sejarah. Pemain yang berposisi sebagai penyerang itu membentuk mitra duet yang menjanjikan bersama Pele untuk membawa Brasil juara Piala Dunia 1958. Dalam laga final melawan Swedia, Garrincha ikut membantu mencetak 2 gol dalam kemenangan 5-2.

Di Piala Dunia 1962, Garrincha harus bekerja sendirian di lini depan karena Pele saat itu mengalami cedera.Walau begitu, sang pemain berhasil membawa negaranya kembali menjadi juara dalam turnamen tersebut setelah mengalahkan Cekoslowakia dengan skor 3-1. Sementara itu, di level klub, ia menghabiskan sebagian besar kariernya di kompetisi Brasil dengan membela Botafogo, Corinthians, Flamengo, hingga Olaria AC.

Nama Pele tentu tidak asing lagi bagi pencinta sepak bola saat ini. Pria asal Brasil ini dianggap sebagai ikon sepak bola karena dedikasinya yang luar biasa. Ia bahkan sukses membawa negaranya memenangi tiga trofi Piala Dunia. Bersama Timnas Brasil, Pele berhasil menciptakan 77 gol serta 21 assist.

Sementara itu, di level klub, sang pemain menghabiskan kariernya selama 18 tahun di Santos. Selama kurun waktu tersebut, Pele sukses memenangi enam gelar Serie A Brasil, dua Copa Libertadores, dan dua Piala Interkontinental. Ia kemudian menghabiskan dua tahun terakhir karirnya di New York Cosmos, sebelum akhirnya pensiun pada 1977.

Meski tidak berkarier di kompetisi Eropa, kelima nama di atas tetap berhasil membuktikan diri menjadi yang terbaik dan telah diakui oleh dunia. Tercatat hanya Yasuhito Endo yang saat ini masih belum pensiun.