Argentina merupakan salah satu negara yang dikenal selalu melahirkan pemain-pemain berkualitas setiap periodenya. Sampai saat ini, sudah banyak legenda yang lahir dari negara tersebut, seperti Javier Zanetti, Gabriel Batistuta, Mario Kempes, hingga Diego Maradona.
Walau begitu, ada juga beberapa pemain Argentina yang gagal memaksimalkan potensinya. Padahal, mereka sempat memiliki karier yang baik saat usia muda. Lantas, siapa saja para pemain Argentina yang dimaksud itu? Check this out!
Javier Saviola pertama kali mencuat ketika membela River Plate. Penampilan impresif sang pemain membuat Barcelona kepincut dan memutuskan untuk merekrutnya pada musim panas 2001. Blaugrana saat itu harus mengeluarkan biaya yang cukup besar untuk mendapatkan tanda tangan Saviola, yakni 35,9 juta euro atau Rp573 miliar.
Awalnya, Saviola tampil cukup baik bersama klub asal Catalunya tersebut. Namun, seiring berjalannya waktu, pria asal Argentina itu mulai kehilangan posisi inti. Ia bahkan sempat dipinjamkan ke sejumlah tim, seperti AS Monaco dan Sevilla. Sempat bergabung dengan Real Madrid, Saviola tidak bisa menemukan sentuhan terbaiknya lagi. Sejak saat itu, kariernya semakin menurun.
Fernando Gago tumbuh dan besar bersama akademi Boca Juniors. Ia naik kasta ke tim utama pada tahun 2005. Pada Januari 2007, sang pemain direkrut Real Madrid dengan biaya sebesar 20,5 juta euro atau setara Rp327 miliar. Ketika itu usia Gago masih tergolong muda, 21 tahun.
Bersama klub raksasa Spanyol itu, Gago tampil cukup apik dalam beberapa musim. Sang gelandang sukses mencatatkan 121 laga dan mencetak 1 gol serta 13 assist di berbagai ajang. Setelah itu, Gago dipinjamkan ke AS Roma sebelum akhirnya dilepas secara permanen ke Valencia. Sejak meninggalkan Santiago Bernabeu, namanya sudah sangat jarang terdengar.
Juan Iturbe merupakan pesepak bola kelahiran Buenos Aires, Argentina. Ketika usianya masih belasan tahun, ia sempat masuk dalam skuad inti tim nasional Argentina U-20. Penampilan ciamik sang pemain saat itu sempat diprediksi bakal membuat kariernya semakin cemerlang.
Sayangnya, Iturbe justru gagal memaksimalkan potensinya. Ia juga gagal tampil apik bersama AS Roma. Padahal, Iturbe dibeli AS Roma dengan nominal sebesar 24,5 juta euro atau setara Rp391 miliar pada 2014. Setelah meninggalkan AS Roma, Iturbe sempat membela beberapa tim Meksiko sebelum akhirnya hengkang ke klub Yunani, Aris Thessaloniki.
Marcos Rojo dikenal banyak orang karena penampilan impresifnya bersama tim nasional Argentina di Piala Dunia 2014. Performa ciamik dari sang pemain saat itu membuat Manchester United jatuh hati. Alhasil, ia didatangkan ke Old Trafford dari Sporting Lisbon dengan harga 20 juta euro atau setara Rp319 miliar pada musim panas 2014.
Awalnya, Rojo tampil begitu menjanjikan di lini pertahanan Setan Merah. Namun, ia mulai kehilangan posisi inti seiring berjalannya waktu. Manchester United menjadi satu-satunya klub elite Eropa yang pernah dibela oleh Rojo. Pasalnya, setelah meninggalkan Old Trafford, ia memilih kembali berkarier di Argentina dengan membela Estudiantes dan Boca Juniors.
Nicolas Gaitan merupakan produk asli akademi Boca Juniors. Sang pemain naik kasta ke tim senior pada tahun 2008. Setelah itu, ia digaet oleh klub Portugal, Benfica, pada tahun 2010. Pada musim panas 2016, Atletico Madrid memutuskan untuk merekrutnya ke Wanda Metropolitano seharga 25 juta euro atau Rp399 miliar.
Kehadiran Gaitan saat itu diharapkan bisa membuat lini serang Atletico Madrid lebih tajam. Sayangnya, ia gagal bersaing di skuad inti Los Rojiblancos. Hanya bertahan satu setengah tahun, Gaitan kemudian dilepas dengan harga murah ke klub China, Dalian Professional. Kini pria berusia 34 tahun itu bermain untuk tim Portugal, FC Pacos de Ferreira.
Mereka sempat diprediksi bakal menjadi bintang besar saat masih muda. Namun, performa kelima pemain itu justru menurun sangat drastis seiring berjalannya waktu. Kira-kira, faktor apa saja yang memengaruhi penampilan mereka?