5 Pemain Ini Pernah Calonkan Diri Jadi Presiden Federasi Sepak Bola

Romario Faria mengumumkan pencalonan dirinya sebagai presiden Federasi Sepak Bola Brasil (CBF) pekan lalu. Pengumuman pencalonan tersebut dilakukan Romario pada empat hari setelah Presiden CBF yang sekarang, Marco Polo del Nero, diberhentikan sementara oleh Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) atas tuduhan korupsi. 

Romario yang kini bekerja sebagai anggota dewan perwakilan rakyat, rupanya tergugah membenahi sepak bola Brasil setelah dirinya memimpin investigasi terhadap korupsi dalam sepak bola Brasil. Romario mengusung tema anti korupsi. Dia mengatakan tak ada calon yang bertarung melawan korupsi lebih semangat dan kuat daripada dirinya.

Menarik ditunggu apakah pencalonan Romario nantinya bisa berakhir bagus alias happy ending, atau malah mundur di tengah jalan.

Kurniawan Dwi Yulianto adalah salah satu legenda sepak bola Indonesia. Tahun lalu, pria yang akrab disapa Si Kurus ini maju pada bursa calon Ketua Umum PSSI periode 2016-2020. Dia secara resmi menyerahkan berkas pendaftaran ke Sekretariat Komite Pemilihan PSSI pada Senin 5 September 2016.

Kurniawan yang tahun lalu berusia 40 tahun, mendapat dukungan dari PS Kwarta Medan. Dengan usia masih 40 tahun, Kurniawan menjadi balon alias bakal calon termuda untuk posisi Ketua Umum PSSI.

Kurniawan yang semasa jadi pemain pernah menimba ilmu di Italia ini mengaku mencalonkan  diri menjadi Ketua Umum PSSI dengan modal tekad yang kuat untuk fokus dalam pembinaan pemain muda, serta tidak ingin ada polemik di internal tubuh federasi sepak bola Indonesia itu. Namun, cerita berikutnya, banyak yang tahu bagaimana kelanjutan pencalonan mantan pemain timnas ini.

Dua tahun lalu, Januari 2015, legenda sepak bola Portugal, Luis Figo mencalonkan diri dalam perebutan kursi presiden Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA). Untuk keperluan pencalonannya, Figo mengatakan telah mengantongi dukungan dari lima asosiasi sepak bola nasional, syarat utama untuk bisa maju.

Pemenang Ballon d’Or alias pemain terbaik dunia edisi 2001 ini memutuskan maju sebagai presiden FIFA antara lain didasari kecintaannya akan sepak bola. Dia juga ingin memulihkan reputasi badan sepak bola dunia yang mengalami skandal itu.

Namun, sepekan jelang pemilihan, yakni pada 22 Mei, Figo memutuskan mundur. Pemain yang pernah memperkuat Barcelona dan Real Madrid ini mempersoalkan prosedur pemilihan awal Mei.

Selain Luis Figo, mantan pesepak bola asal Prancis, David Ginola juga pernah mengumumkan pencalonan dirinya sebagai calon Presiden FIFA. Ginola yang kini berusia 50 tahun, sempat mengumumkan ikut mendaftar.

Kala itu, mantan pemain sayap yang besar di Liga Inggris ini menyebut sepak bola butuh penyegaran. Dia menyebut FIFA harus menjadi pelopor dalam memajukan sepak bola. Apalagi ini adalah olah raga semua masyarakat sehingga harus ada transparansi di setiap pelaksanaannya serta menunjukkan arah sepak bola dunia ini mau kemana.

Namun, sama seperti Figo, Ginola pada akhirnya mundur dari pencalonannya. 

Bila Luis Figo dan David Ginola atau Kurniawan gagal mewujudkan harapannya menjadi presiden federasi sepak bola, tidak demikian halnya dengan Michel Platini. Legenda sepak bola Prancis ini menjadi mantan pesepak bola paling sukses berkarier sebagai pejabat federasi.

Platini mengikuti pencalonan sebagai presiden Federasi Sepak Bola Eropa pada Juli 2006. Dalam pemilihan di Dusseldorf, Jerman pada 26 Januari 2007, dia mengalahkan petahana, Lennart Johansson yang sebelumnya telah memimpin UEFA selama 16 tahun. 

Pada Januari 2016 lalu, Platini berkeinginan maju dalam pencalonan sebagai presiden FIFA menggantikan Sepp Blatter.Namun, ia kemudian memutuskan mundur setelah mendapatkan hukuman yang diberikan komite etik FIFA.