5 Pemain Top Era 2000-an yang Jadi Pelatih Klub Serie A di Musim Ini

Sinisa Mihajlovic adalah bagian dari skuad Red Star Belgrade saat menjuarai Liga Champions 1990/91. Pada musim berikutnya ia hijrah ke Serie A untuk gabung dengan AS Roma. Namun, masa keemasannya terjadi saat ia berkostum Lazio dan Inter Milan. Ia sukses mempersembahkan masing-masing satu Scudetto untuk kedua tim. Mihajlovic dikenal sebagai bek dengan kemampuan free kick terbaik.

Setelah gantung sepatu pada 2006, ia menapaki karier kepelatihan sebagai asisten manajer Roberto Mancini di Inter Milan. Setelahnya, ia melanglangbuana bersama Bologna, Fiorentina, AC Milan, Torino, dan pada 2019 kembali ke Bologna sampai saat ini. Musim ini ia cukup berhasil dengan membawa timnya duduk di peringkat ke-9 hingga pekan ke-12.

Karier Simone Inzaghi sebagai pemain memang tak secemerlang kakaknya, Filipo Inzaghi. Namun, dalam perihal kepelatihan, Simone Inzaghi dinilai lebih berpengalaman dan mumpuni. Simone Inzaghi menghabiskan sebagian besar kariernya di Lazio sejak bergabung pada 1999 dari Piacenza dan gantung sepatu pada 2010.  Setelah pensiun, ia menapaki karier kepelatihan berjenjang di tim akademi Lazio, U-19 Lazio, hingga akhirnya ditunjuk menjadi pelatih utama pada 2016.

Selama menangani klub ibu kota, Inzaghi berhasil mempersembahkan satu Coppa Italia dan dua Super Coppa Italia. Ia merupakan salah satu pelatih muda paling potensial di Italia. Tidak mengherankan jika Inter Milan menunjuk dirinya sebagai pengganti Antonio Conte pada musim panas 2021 kemarin. Hasilnya pun cukup impresif. Inter Milan mampu bersaing meski kehilangna beberapa pemain bintangnya.

Igor Tudor dikenal sebagai gelandang keras dan kuat saat bermain untuk Juventus pada era 1998 hingga 2007. Ia kemudian gantung sepatu pada 2008 di klub masa mudanya, Hajduk Split, dan mulai menjalani karier kepelatihannya di klub asal Kroasia itu. Sempat menangani Galatasaray pada 2017, ia kembali ke Serie A pada 2018 untuk menangani klub Serie A, Udinese.

Sempat menjadi asisten Andrea Pirlo di Juventus, Tudor ditunjuk menjadi pelatih Hellas Verona pada September 2021 kemarin mengantkan Eusebio Di Francesco yang dipecat klub. Di bawah tangan dinginnya, Verona berhasil bangkit dan kini bertengger di posisi 10. Di bawah asuhan Tudor, Verona sukses mengalahkan Lazio dan Juventus serta menahan imbang Napoli.

Thiago Motta adalah pemain asal Italia dengan darah Brasil. Ia memulai kariernya di Spanyol bersama Barcelona dan Atletico Madrid di era 2001 hingga 2008. Ia kemudian hengkang ke Italia untuk membela Genoa sebelum hijrah ke Inter Milan pada 2009. Ia merupakan bagian dari Jose Mourinho saat persembahkan treble winner.

Motta gantung sepatu pada 2018 di PSG dan langsung memulai kariernya sebagai pelatih tim akademi Paris Saint Germain. Tidak butuh lama, setahun kemudian ia ditunjuk menjadi pelatih utama Genoa. Sayangnya, ia hanya bertahan dalam 10 laga saja usai menderita lima kekalahan dan hanya menang dua kali.

Sempat menanggur, musim panas 2021 kemarin ia ditunjuk menjadi pelatih Spezia. Motta menggantikan Vincenzo Italiano yang hengkang ke Fiorentina. Saat ini Spezia berada di urutan ke-16.

Siapa yang tidak mengenal Andriy Shevchenko? Ia adalah salah satu striker terbaik Serie A di era 2000-an bersama AC Milan. Satu Scudetto dan satu Liga Champions ia persembahkan untuk Rossoneri sebelum hijrah ke Chelsea. Sheva, nama panggilannya, mengakhiri kariernya sebagai pemain pada 2012 di Dynamo Kiev. Empat tahun kemudian ia kembali ke dunia sepak bola. Menariknya, ia langsung menangani Timnas Ukraina mengantikan Mykhaylo Fomenko.

Meski kurang berpengalaman, Sheva berhasil membawa negaranya lolos ke perempat final Piala Eropa 2020. Itu menjadi capaian terbaik dalam sejarah sepak bola mereka. Pada Agustus lalu, ia mengundurkan diri dan kini ia ditunjuk menjadi pelatih Genoa. Ini akan menjadi pengalaman pertamanya melatih klub. Namun, tugas berat sudah menanti untuk mengeluarkan klub dari zona degradasi.

Menjadi seorang pelatih bukanlah tugas yang mudah. Mereka harus bertanggung jawab di dalam dan luar lapangan. Tak hanya itu, jika performa klub anjlok, mereka pun jadi pihak pertama yang disalahkan. Bahkan, itu bisa membuat posisi mereka terdepak. Lalu, bisakah lima pelatih di atas mencetak prestasi di Serie A?