Bournemouth memang tak populer jika dibandingkan dengan klub papan atas di Liga Inggris. Klub berjuluk The Cherries ini bahkan hanya berkompetisi di Championship, kasta kedua Liga Inggris. Bournemouth terakhir kali bermain di Premier League pada 2019/2020.
Meski begitu, dalam urusan transfer pemain, Bournemouth rupanya tak kalah cerdas. Membeli pemain dengan harga murah, mereka malah sukses melepas para pemain itu ke klub lain dengan biaya cukup mahal.
Relasi antara Aaron Ramsdale dan Bournemouth berlangsung dalam waktu lama. Ia telah berseragam The Cherries sejak 2017.
Kiper berusia 23 tahun itu sebenarnya pernah dipinjamkan ke dua klub berbeda. Namun, kans untuk tampil bersama Bournemouth akhirnya tiba pada 2019/2020. Ramsdale mulai mendapatkan kepercayaan saat itu.
Berstatus kiper utama, ia tampil reguler selama semusim. Namun, Ramsdale gagal menyelamatkan timnya yang harus terdegradasi ke Championship. Ia akhirnya kembali tampil di Premier League usai dibeli Sheffield United seharga 20,5 juta euro atau sekitar Rp333 miliar. Sayangnya, Sheffield United juga terdegradasi pada 2020/2021. Ramsdale kemudian menyeberang ke Arsenal pada 2021/2022 ini.
Membela Bournemouth dalam waktu lama menjadi bagian alur karier Callum Wilson. Ia berseragam The Cherries selama 6 musim pada 2014—2020. Wilson menjadi tumpuan utama Bournemouth yang begitu diandalkan sebagai predator saat itu.
Sayangnya, kegagalan timnya bertahan di Premier League memaksa Wilson memilih opsi lain. Pemain Inggris itu berpisah dengan The Cherries. Wilson dibeli tim kontestan Premier League, Newcastle United, seharga 23,5 juta euro atau sekitar Rp381 miliar. Ia masih dipercaya sejauh ini dan sudah tampil 43 kali.
Sebelum bersinar bersama Aston Villa, bakat Tyrone Mings terpendam lama di Bournemouth. Ia menjadi bagian dari skuad The Cherries sejak 2015/2016. Pemain berdarah Barbados tersebut mampu tampil konsisten dengan dipercaya mengisi jantung pertahanan. Tak heran bila Aston Villa tertarik kepadanya.
Mings menerima tawaran dari The Villans dengan direkrut secara pinjaman pada awal 2019. Pada masa peminjaman tersebut, pemain berusia 28 tahun itu sukses menunjukkan sinarnya. Mings meluluhkan manajemen Villa untuk mempermanenkannya pada akhir musim. Ia ditebus seharga 22,3 juta euro atau Rp362 miliar.
Arnaut Danjuma tetap setia bersama The Cherries meskipun terdegradasi ke Championship. Berkarier selama dua musim di sana, kiprah pemain Belanda itu cukup menyita perhatian. Aksinya di sisi sayap penyerangan begitu berpengaruh terhadap permainan Bournemouth secara keseluruhan.
Penampilannya di Inggris lantas dipantau klub top LaLiga, Villarreal. Klub berjuluk The Yellow Submarine itu akhirnya mendaratkan sang pemain ke Spanyol pada musim panas 2021. Biaya sebesar 23,5 juta euro atau sekitar Rp381 miliar pun rela dikeluarkan Villarreal. Keputusan itu terbukti tepat lantaran Danjuma sukses tampil impresif sejauh ini.
Nathan Ake merupakan pemain termahal yang dijual Bournemouth hingga detik ini. Hal itu terjadi saat Manchester City merekrutnya ke Etihad Stadium seharga 45,3 juta euro atau sekitar Rp735 miliar. Didatangkan pada musim panas 2020, situasi Ake sejatinya tak begitu baik lantaran terdegradasi bersama The Cherries.
Meski begitu, hal itu tetap tak membuat Manchester City berputar arah. Ake dinilai sebagai pemain bertalenta sebab mampu bangkit usai terpuruk bersama Chelsea. Hadirnya pemain Belanda itu makin memperdalam lini belakang The Cityzens. Meski dibeli mahal, sejauh ini, Ake cukup kesulitan menjadi pilihan utama karena harus bersaing dengan bek ternama lainnya.
Bournemouth sendiri punya kans besar untuk kembali ke Premier League usai memuncaki klasemen sementara Championship 2021/2022. Tak menutup kemungkinan jika pemain Bournemouth juga bakal laris diincar klub papan atas Eropa.