Sebagai olahraga paling populer di dunia, setiap klub sepak bola memiliki basis fans setianya masing-masing. Beberapa klub bahkan memiliki fans garis keras.
Pada sebuah pertandingan, tensi tinggi dan rivalitas panjang klub kerap memicu perseteruan di luar kendali yang berpotensi menimbulkan kericuhan. Dalam sejarahnya, beberapa insiden justru melibatkan perkelahian antara pemain dan fans lawan, lho.
Berikut ini adalah 5 keributan yang paling diingat antara pemain sepak bola dan fans.
Pada pertandingan Liga Eropa bulan Oktober 2017 di Goodison Park antara Everton melawan Lyon, sempat terjadi keributan pemain. Itu disebabkan oleh dorongan Ashley Williams yang tidak perlu pada kiper Lyon Anthony Lopes. Keributan meilbatkan banyak pemain, dan salah satu fans Everton tidak bisa menahan diri untuk terlibat dalam bentrokan.
Seorang laki-laki di antara kerumunan maju ke depan untuk bergabung dan mendaratkan tamparan di wajah penjaga gawang Lyon. Apa yang membuat insiden itu semakin aneh adalah ketika seorang fans tersebut menggunakan satu tangannya untuk memukul pemain Lyon, sementara tangan lainnya ia gunakan untuk menggendong anak laki-lakinya yang masih balita. Pria itu akhirnya dilarang hadir di Goodison Park seumur hidup.
Dalam derby Yorkshire yang berapi-api, pemain Leeds United, Michael Tonge baru saja menyamakan kedudukan melawan Sheffield Wednesday ketika kiper Owls Chris Kirkland tiba-tiba dengan keras wajahnya didorong oleh seorang pendukung Leeds. Sang kiper harus menerima perawatan di lapangan selama beberapa menit setelah kejadian.
Oknum fans yang melakukan tindakan kekerasan itu kemudian dipenjara. Dalam pembelaannya, dia mengaku sangat mabuk sehingga dia tidak mengingat kejadian tersebut.
Ketika laga baru berjalan 36 menit dalam pertandingan Piala KNVB antara AZ Alkmaar melawan Ajax, kiper Alvarado didekati oleh seorang fans Ajax yang tampak berniat menyerang penjaga gawang berusia 22 tahun itu. Keduanya kemudian terlibat perkelahian di tengah lapangan dan saling menendang satu sama lain. Fans Ajax tersungkur, namun kiper AZ Alkmaar terus menendangnya.
Alvarado diganjar kartu merah akibat aksinya itu. Manajer Gertjan Verbeek pun memerintahkan para pemainnya masuk ke ruang ganti sebagai bentuk protes kepada wasit.
Sebuah insiden mengerikan terjadi di pekan ketiga Ligue 1 saat OGC Nice menghadapi Marseille. Dimitri Payet dilempari botol ketika akan mengambil tendangan pojok oleh fans Nice. Payet yang tersulut emosinya lalu mengambil botol itu dan melemparkannya kembali ke tribun penonton. Aksi balasan dari Payet itu bikin para suporter menggila sekaligus menyebabkan perkelahian massal di lapangan.
Di tengah kekacauan penggemar masuk ke lapangan, beberapa pemain seperti Dimitri Payet, Matteo Guendouzi dan pemain Merseille lainnya juga terlibat bentrok fisik dengan fans lawan. Laga itu sendiri kemudian tidak dilanjutkan dengan keunggulan Nice 1-0. Kini, hukuman berat tampaknya sedang menanti kedua belah pihak.
Mungkin momen paling mengejutkan dalam sejarah Liga Premier adalah ketika Eric Cantona mengarahkan tendangan kungfu kepada fans Crystal Palace, Matthew Simmons setelah ia diduga mengejek pemain Manchester United tersebut dengan kata-kata tak pantas.
Eks pemain Leeds United itu kemudian dihukum dengan larangan bermain 9 bulan dan juga hukuman 120 jam pelayanan masyarakat.
Kekerasan yang terjadi dalam sepak bola menyalahi nilai-nilai fair play. Apapun yang terjadi di dalam lapangan bukan menjadi alasan sebuah kerusuhan harus terjadi. Hukuman berat memang layak dijatuhkakan kepada setiap pihak yang terlibat.