5 Pencetak Gol Termuda dalam Sejarah Bayern Munchen dan Nasibnya Kini

Jamal Musiala adalah salah satu bintang muda yang sedang naik daun di Bayern Munchen. Ia melakukan debut pada akhir penutupan musim 2019/2020. Luar biasanya, Musiala menutup musim itu dengan menjadi pencetak gol termuda Bayern Munchen di Bundesliga ketika menjebol gawang Schalke dalam kemenangan telak 8-0.

Musiala baru berusia 17 tahun 6 bulan 23 hari pada saat itu. Sejak itu ia pun berkembang pesat. Meski masih sangat muda, ia menjadi andalan pada musim ini dengan tampil dalam 18 laga Bundesliga dengan koleksi tiga gol dan empat assist sejauh ini.

Saat ini Toni Kroos dianggap sebagai salah satu gelandang terbaik dunia bersama Real Madrid. Kehebatannya sendiri sudah terlihat sejak dirinya masih sangat muda ketika berkostum Bayern Munchen. Kroos adalah pencetak gol termuda kedua dalam sejarah klub. Rekor ini tercipta ketika ia mencetak gol di ajang Liga Europa kala Bayern mengalahkan Red Star Belgrade dengan skor 3-2 pada Oktober 2007.

Saat itu usianya masih 17 tahun 9 bulan 21 hari. Meski berstatus pemain kunci, Bayern Munchen kemudian justru melepasnya ke Real Madrid pada 2014 hanya dengan harga 25 juta euro atau sekitar Rrp408 miliar. Alasan kepindahan ini disinyalir karena manajemen Bayern tidak bersedia memenuhi permintaan kontrak sang pemain.

Santa Cruz bergabung dengan Bayern Munchen pada 1999 usai diboyong dari klub Paraguay, Olimpia. Ia langsung menarik hati fans Bayern ketika mencetak gol debutnya pada usia 18 tahun 12 hari saat menang 1-0 atas SpVgg Unterhaching. Ia kemudian menjadi bintang klub era 2000-an setelah bertahan selama delapan tahun.

Sepanjang itu ia telah mempersembahkan lima gelar Bundesliga dan satu Liga Champions. Setelahnya, ia sempat berkarier di Inggris bersama Blackburn dan Manchester City. Hebatnya, saat ini ia sudah berusia 40 tahun dan masih aktif bermain bersama klub Paraguay, Libertad.

Samuel Kuffour adalah salah satu bek terbaik yang dimiliki Bayern Munchen pada era 90-an. Ia memulai kariernya di Bayern Munchen dengan cukup mengesankan. Pada laga debutnya di Liga Champions, ia berhasil mencetak gol saat ditahan imbang 2-2 oleh Lokomotiv Moskow pada November 1994. Saat itu usianya masih 18 tahun 60 hari. 

Ia berkostum Bayern selama 11 musim dengan mempersembahkan enam gelar Bundesliga dan satu Liga Champions. Ia kemudian sempat membela AS Roma dan Ajax sebelum pulang kampung di Senegal hingga akhirnya gantung sepatu pada 2010. Setelah pensiun, ia aktif sebagai bagian dari manajemen beberapa klub asal Senegal dan juga Timnas Ghana.

Bayern Munchen berhasil merekrut Alphonso Davies pada 2019 dari klub MLS, Vancouver dengan harga 10 juta euro atau sekitar Rp163 miliar. Tidak butuh lama baginya untuk menarik perhatian pecinta sepak bola. Full back asal Kanada itu berhasil mencetak gol perdananya di Bunndesliga di usia 18 tahun 5 bulan 15 hari saat Bayern Munchen menang telak 6-0 atas Frankfurt.

Sejak kehadirannya, ia bertransformasi menjadi salah satu full back kiri terbaik di Eropa. Sejauh ini Davies sudah mencatatkan 107 laga dengan koleksi lima gol dan 18 assist. Nilai pasarnya pun kini melesat di angka 70 juta euro atau sekitar Rp1,1 triliun.

Sebagai salah satu klub elit di Eropa, Bayern Munchen adalah klub terhebat dalam satu dekade terakhir. Mereka bahkan sukses meraih dua kali trebel winner. Salah satu kunci klub adalah pengembangan kualitas pemain, termasuk kelima pemain di atas di eranya masing-masing yang berkembang sangat pesat.