5 Pengguna Nomor Punggung 8 Chelsea sebelum Enzo Fernandez

Mateo Kovacic merupakan pemakai nomor punggung 8 terakhir sebelum Enzo Fernandez. Pada musim panas 2023, gelandang asal Kroasia itu hengkang dari Stamford Bridge. Ia memutuskan untuk bergabung bersama Manchester City.

Pemain berusia 29 tahun tersebut awalnya merupakan pemain pinjaman dari Real Madrid pada 2018/2019. Setelah semusim berseragam Chelsea, manajemen terkesan dengan penampilannya dan dipermanenkan pada musim panas 2019. Ia kemudian memilih nomor punggung 17.

Pada pertengahan musim 2021/2022, Kovacic baru beralih ke nomor punggung 8. Secara keseluruhan, ia membela Chelsea pada periode 2018–2023. Selama 5 tahun, ia mencatatkan 221 penampilan dan mengemas 6 gol serta 15 assist. Gelar bergengsi berupa masing-masing satu titel juara Liga Champions, Liga Europa, UEFA Super Cup, dan Piala Dunia Antarklub berhasil dipersembahkannya.

Ross Barkley didatangkan Chelsea pada musim dingin 2018. Saat itu, kiprah impresifnya bersama Everton membuat manajemen terkesan. The Blues langsung memberikan nomor punggung 8 pada awal kedatangannya.

Pemain kelahiran Liverpool ini mampu tampil apik pada 2 tahun awalnya di Chelsea. Namun, perilakunya kerap dianggap tidak baik sehingga mulai menuai kritikan. Pada musim panas 2020, ia dipinjamkan ke Aston Villa.

Barkley kemudian kembali dari masa peminjaman dan dilibatkan dalam skuad Chelsea untuk 2021/2022. Sayangnya, ia gagal mengulangi performa apiknya. The Blues akhirnya melepas sang pemain secara gratis pada musim panas 2022. Ia kemudian pindah ke OGC Nice untuk 2022/2023. Kini, ia membela klub promosi English Premier League (EPL), Luton Town.

Oscar datang ke Chelsea sebagai salah satu gelandang potensial. Ia didatangkan dari Internacional pada musim panas 2012. Usianya saat itu masih 21 tahun kala mencuri perhatian The Blues.

Awal kedatangannya, Oscar mengenakan nomor punggung 11. Ia baru memakai nomor punggung 8 pada 2014/2015. Bergantinya nomor tersebut memberi tuah bagi Chelsea. Ia sukses membawa The Blues menjuarai EPL sebanyak dua kali. 

Pemain asal Brasil ini membela Chelsea selama 4,5 tahun dengan catatan 203 penampilan. Ia berhasil mengemas 38 gol dan menghasilkan 37 assist. Ia kemudian memutuskan pindah ke China pada Januari 2017. Ia hengkang usai mendapatkan tawaran gaji besar dari Shanghai Port dan hingga kini masih menjadi andalan di sana.

Nomor punggung 8 Chelsea sangat identik dengan Frank Lampard. Pasalnya, ia sudah mengenakan nomor tersebut saat didatangkan dari West Ham United pada 2001 lalu. Ia mencuat sebagai salah satu talenta muda Inggris saat itu.

Seiring berjalannya waktu, Lampard menjadi andalan lini tengah Chelsea dalam waktu lama. Ia berada di Stamford Bridge selama 13 tahun mulai 2001–2014. Karier sepak bolanya sebagian besar dihabiskan dengan membela Tim London Biru.

Secara keseluruhan, ia sudah bermain dalam 648 pertandingan. Ia berhasil mengemas 211 gol dan menciptakan 145 assist. Lampard menjadi bagian penting kebangkitan Chelsea era sepak bola modern. Koleksi 3 trofi EPL, 4 Piala FA, 2 Piala Liga Inggris, hingga torehan mewah titel juara Liga Champions menjadi bukti keberhasilannya bersama The Blues. Ia telah pensiun pada 2017 lalu dan kini menjajaki karier sebagai pelatih.

Sebelum Frank Lampard dengan nomor 8 ikonisnya, ada pemain yang juga berprestasi. Namanya Gustavo Payet. Ia mengenakan nomor 8 pada akhir 1990-an. Payet membela Chelsea pada 1997–2001.

Payet datang ke Chelsea pada musim panas 1997 secara gratis dari Real Zaragoza. Selama 4 tahun di London Biru, ia bermain sebanyak 144 kali. Ia mengemas 44 gol dan membuat 9 assist. Payet mampu mempersembahkan masing-masing satu Piala FA, Community Shield, dan UEFA Super Cup.

Pria asal Uruguay ini kemudian pindah ke Tottenham Hotspur pada musim panas 2001. Ia menghabiskan waktu 3 tahun di London Utara dan memutuskan pensiun di sana pada 2004. Payet saat ini menjadi pelatih Timnas Yunani dan sudah bertugas sejak 2022 lalu.

Para pemain di atas punya memori istimewa dengan nomor punggung 8 Chelsea. Mereka mampu membawa The Blues bersaing kompetitif dan menghasilkan gelar juara. Enzo Fernandez kini punya beban besar untuk meneruskan jejak prestasi tersebut. Terlebih lagi, statusnya sebagai gelandang termahal dunia makin melambungkan harapan. Mampukah ia membuktikannya?