5 Pertandingan Piala Dunia dengan Kartu Merah Terbanyak

Pada Piala Dunia 1998, pertandingan panas tersaji antara Denmark menghadapi Afrika Selatan. Pada laga penyisihan grup itu, dua pemain Denmark, Miklos Molnar dan Morten Wieghorst diganjar kartu merah. Sedangkan satu pemain Afrika Selatan, Alfred Phiri, diusir dari lapangan. 

Laga panas di Toulouse itu dipenuhi adu fisik karena ambisi kedua tim untuk memenangkan pertandingan. Pertarungan panas ini akhirnya berakhir dengan skor 1-1. Afrika Selatan akhirnya gagal lolos, sedangkan Denmark mendampingi Prancis ke babak 16 besar. 

Pertandingan penuh tensi terjadi di Piala Dunia 2002 yang mempertemukan Korea Selatan dan Portugal. Kedua tim membutuhkan kemenangan untuk memastikan diri lolos ke 16 besar. Jauh dari dugaan, sang tuan rumah justru berhasil mencuri poin lewat kemenangan 1-0. 

Dalam pertandingan ini dua pemain Portugal diusir dari lapangan karena dianggap melanggar. Joao Pinto bahkan diganjar kartu merah ketika laga baru berjalan 27 menit. Pada babak kedua, giliran Beto yang dihukum kartu merah karena dianggap dengan sengaja menjatuhkan pemain Korsel. 

Laga ini termasuk salah satu kontroversi yang menyelimuti Timnas Korea Selatan di Piala Dunia 2002. Ada anggapan bahwa mereka mampu lolos ke semifinal berkat bantuan wasit yang tidak adil dan selalu berpihak pada tim tuan rumah. 

Pada Piala Dunia 2006, pertandingan sengit antara Australia melawan Kroasia tersaji. Laga pamungkas ini cukup menegangkan karena jadi penentu siapa yang akan lolos ke babak 16 besar. Pada pertandingan itu, tiga kartu merah diberikan kepada dua pemain Kroasia (Dario Simic, Josip Simunic) dan satu pemain Australia (Brett Emerton). 

Kala itu, Kroasia ngotot memenangkan pertandingan, sementara Australia bersikukuh menyamakan kedudukan untuk lolos. Skor akhir 2-2 memastikan Australia lolos ke fase gugur untuk pertama kalinya dalam sejarah. 

Pertandingan sengit juga berlangsung pada babak penyisihan fase grup Piala Dunia 2006 antara Italia vs. Amerika Serikat (AS). Italia ngotot memenangkan laga untuk memastikan lolos, sedangkan AS belum sudi tersingkir lebih cepat. 

Laga itu berakhir dengan tiga kartu merah yang diberikan kepada satu pemain Italia (Daniele De Rossi) dan dua pemain AS (Pablo Mastroeni, Eddie Pope). Ketiganya kedapatan melakukan pelanggaran keras pada pemain lawan.

Hasil akhir laga ini berakhir imbang 1-1. Italia jadi pemuncak grup berkat kemenangan atas Republik Ceko. Sementara, AS menempati posisi juru kunci setelah kalah dari Ghana pada laga pamungkas.

Pertandingan yang ramai kartu merah terjadi ketika Belanda berjumpa Portugal di babak 16 besar Piala Dunia 2006. Laga penuh adu fisik itu dikenal dengan julukan "Battle of Nuremberg" karena wasit Valentin Ivanov mengganjar empat kartu merah untuk kedua belah pihak. 

Empat kartu merah diberikan kepada dua pemain Portugal (Costinha dan Deco) dan dua penggawa Belanda (Khalid Boulahrouz dan Giovanni van Bronckhorst). Keempat pemain itu diganjar kartu merah karena mendapat kartu kuning kedua. Wasit Ivanov juga mengeluarkan 16 kartu kuning dalam laga sengit ini. 

Sejak awal kedua tim menunjukkan keinginan kuat untuk lolos ke perempat final. Namun, Portugal mampu unggul cepat lewat gol dari Maniche. Akibatnya, Belanda terus mencoba menyamakan kedudukan, tetapi keberuntungan tak kunjung datang kepada mereka. Hasilnya, Portugal melenggang ke perempat final. 

Lima pertandingan di atas menunjukkan bahwa sebelum adanya Video Assistant Referee (VAR) keputusan hukuman mutlak di tangan wasit tanpa pertimbangan dari siapa pun maupun bantuan video replay. Mulai edisi Piala Dunia 2010 ke atas, wasit mulai jarang mengeluarkan kartu dan tampak lebih bijak serta transparan dalam mengambil keputusan. Atau bisa juga karena faktor pemain yang lebih berhati-hati?