5 Rekor Buruk Ole Gunnar Solskjaer sebagai Pelatih Manchester United

14 Nov 2021, 13:14 WIB

potret Ole Gunnar Solskjaer (sky.com)

Ole Gunnar Solskjaer ditunjuk menjadi pelatih Manchester United pada 2019 silam dengan menggantikan Louis van Gaal. Pada awal kariernya di Old Trafford, harapan muncul di benak fans lewat performa menjanjikan yang ia tunjukkan. Musim lalu, Setan Merah bahkan berhasil finis sebagai runner-up, prestasi terbaik sejak era tanpa Alex Ferguson.

Musim ini MU hadir dengan skuad yang sangat kompetitif dengan hadirnya Cristiano Ronaldo, Jadon Sancho, dan Raphael Varane. Namun, performa klub justru angin-anginan. Kabar pemecatan sang pelatih pun berembus kencang. Di bawah asuhannya, MU menunjukkan performa inkonsisten. Ironisnya, beberapa rekor buruk terjadi pada masa jabatan Solskjaer.

1. Kekalahan kandang terburuk dalam sejarah Premier League

potret Manchester United vs Tottenham (talksport.com)

Musim ini Manchester United telah menelan empat kekalahan di Premier League. Buruknya, tiga di antaranya terjadi di kandang mereka sendiri, Old Trafford. Satu laga yang menjadi rekor buruk adalah kala MU dibantai Liverpool 0-5 pada pekan ke-9.

Ini bukan satu-satunya rekor buruk Solskjaer kala bermain di kandang. Musim lalu, mereka menelan kekalahan kandang terburuk dengan skor 1-6 dari Tottenham Hotspur asuhan Jose Mourinho. Itu menyamai rekor terburuk lainnya pada era Alex Ferguson. Kala itu, Manchester United dibantai 1-6 oleh Manchester City asuhan Roberto Mancini.

2. Sekitar 21 persen kekalahan kandang di EPL datang pada era Solskjaer

potret para pemain Manchester United saat dikalahkan Leicester (skysports.com)

Old Trafford merupakan kandang yang menakutkan bagi lawan ketika berhadapan dengan Setan Merah. Namun, pada era Solskjaer, keangkeran tersebut tampaknya telah luntur. Sepanjang sejarah di EPL, MU telah menderita 63 kekalahan di Old Trafford. Buruknya, 21 persen di antaranya (13) terjadi pada era Solskjaer.

Pelatih asal Norwegia itu sudah mencatatkan 108 laga Premier League bersama Setan Merah. Ia menorehkan 56 kemenangan, 29 imbang, dan 23 kekalahan. Artinya. ia memiliki rata-rata poin 1,82 per pertandingan.

3. Start terburuk di Premier League

potret Manchester United vs Liverpool (premierleague.com)

Pada 2019/2020, Manchester United berhasil finis di peringkat ketiga, di bawah Liverpool dan Manchester City. Meski ini bukanlah prestasi yang buruk, Solskjaer memulai kompetisi musim itu dengan sangat buruk. Setan Merah hanya mampu mengumpulkan 10 poin dari 9 laga awal Premier League.

Dari 9 laga itu, MU hanya mampu meraih 2 kemenangan, 4 imbang, dan 3 kekalahan. Itu menjadi start terburuk Manchester United di EPL sejak 1986/1987.

4. Tanpa clean sheet dalam 14 laga kandang terakhir

potret kecewa para pemain Manchester United (skysports.com)

Pada 2021, MU tidak hanya menelan kekalahan kandang terburuk, tetapi juga catatan clean sheet terburuk. Setan Merah kini tak pernah mencatatkan clean sheet dalam 14 laga kandang beruntun di semua kompetisi. Ini menjadi catatan terburuk klub sejak 1959.

Catatan ini membuat lini pertahanan Setan Merah kerap mendapatkan kritikan tajam dari fans. Sosok Harry Maguire, yang merupakan kapten dan bek termahal, menjadi sasaran utama. Ia kerap melakukan blunder. Musim ini, MU pun mendatangkan Raphael Varane untuk menambal lini belakang mereka. Sayangnya, ia belum maksimal karena faktor cedera.

5. Kekalahan terburuk dari Liverpool

selebrasi gol Mohamed Salah (twitter.com/LFC)

Liverpool dan Manchester United merupakan dua tim dengan trofi terbanyak Premier League. Keduanya merupakan rival abadi, yang selalu menghadirkan duel panas kala berjumpa. Musim ini, mereka bertemu pada pekan ke-9 di Old Trafford dengan berakhir tragis bagi tim tuan rumah. Setan Merah dibantai The Reds dengan skor 0-5 di hadapan fans sendiri.

Itu menjadi kekalahan kandang terburuk mereka dalam sejarah pertemuan keduanya sejak 1895. Kekalahan ini sempat membuat posisi Solskjaer terancam dan diisukan bakal diganti Antonio Conte. Namun, itu tak terwujud karena Solskjaer masih diduukung manajemen klub.

Sejak kekalahan dari Liverpool pada pekan ke-9, Ole Gunnar Solskjaer diberikan kesempatan untuk mempertahankan posisinya. Kabarnya, ia diberikan waktu hingga akhir 2021 untuk membangkitkan performa klub.

Dengan skuad yang dimiliki MU saat ini, mereka sebenarnya berpotensi besar bersaing di papan atas. Akankah Solskjaer bertahan hingga akhir musim?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.