Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
lastwordonfootball.com

Kemenangan 6-0 Manchester City atas Chelsea pada pertandingan Minggu (10/02) lalu terbilang mengejutkan, mengingat keduanya merupakan tim papan atas Liga Primer. Selisih gol besar memang tak jarang terjadi di Liga Primer, namun lebih sering pada pertandingan antara dua tim yang beda kualitasnya jauh.  

Selisih gol yang ditorehkan Manchester City belum masuk sebagai yang terbesar dalam sejarah Liga Primer Inggeris. Masih banyak pertandingan lain yang berakhir dengan selisih gol lebih besar.

Berikut lima pertandingan dengan selisih gol terbesar di Liga Primer.

1. Man. United 9 - 0 Ipswich Town, Musim 1994/1995

manchestereveningnews.co.uk

Manchester United menggasak Ipswich Town 9 - 0 pada pertandingan yang berlangsung Sabtu, 4 Maret 1995. Kemenangan ini menjadi rekor selisih gol terbesar pada sebuah pertandingan dalam sejarah Liga Primer.

Roy Keane menjadi pembuka kemenangan MU. Sementara Andy Cole secara fantastis menorehkan sejarah dengan mencetak 5 gol. Mark Huges menyumbang 2 gol dan Paul Ince 1 gol.

2. Newcastle 8 - 0 Sheffield Wed, Musim 1999/2000

chroniclelive.co.uk

Delapan gol tanpa balas disarangkan pemain-pemain Newcastle United ke gawang Sheffield Wednesday pada pertandingan yang berlangsung Minggu, 19 September 1999. Aaron Hughes menjadi pembuka kemenangan Newcastle melalui golnya di menit ke-11. Alan Shearer menciptakan hattrick dalam waktu 12 menit. Newcastle unggul 4 - 0 di babak pertama.

Baru saja babak ke-2 mulai, Kieron Dyer sudah mencetak gol. Disusukl kemudian oleh Garry Speed. Alan Shearer menambah 2 gol di sepuluh menit akhir pertandingan, yang menghantarkannya ke kumpulan pemain yang mencetak 5 gol dalam satu pertandingan.

3. Tottenham 9 - 1 Wigan, Musim 2009/2010

90min.com

Tottenham Hotspur mempercundangi Wigan Athletic dengan sembilan gol berbalas satu pada laga yang berlangsung Minggu, 22 November 2009. Peter Crouch membuka kemenangan Tottenham pada menit ke-9. Uniknya, hingga babak pertama berakhir Wigan hanya kebobolan 1 gol itu saja.

Babak ke-2 Wigan baru mengalami prahara. Jermaine Defoe mencatatkan dirinya sebagai pemain yang bisa melesakkan 5 gol dalam satu pertandingan. Aaron Lennon dan Niko Kranjcar memberi andil masing-masing 1 gol. Ditambah dengan 1 gol bunuh diri pemain Wigan, Chris Kirkland. Satu gol balasan Wigan dihasilkan oleh Paul Scharner.

4. Chelsea 8 - 0 Wigan, Musim 2009/2010

premierleague.com

Musim 2009/2010 benar-benar musim prahara bagi Wigan Athletic. Setelah dipercundangi Tottenham Hotspur 9 - 1, Wigan kembali remuk oleh Chelsea dengan delapan gol tanpa balas di musim yang sama.

Pada pertandingan yang digelar di Stamford Bridge, Minggu 9 Mei 2010 tersebut. Nicolas Anelka membuka gol kemenangan pada menit ke-6 dan tambahan 1 gol di menit ke-56. Didier Drogba mencetak hattrick di babak ke-2. Frank Lampard, Salomon Kalou dan Ashley Cole menyumbang masing-masing 1 gol.

5. Southampton 8 - 0 Sunderland, Musim 2012/2013

talksport.com

Diarsiteki oleh manajer Ronald Koeman, Southampton mempermalukan Sunderland 8 - 0 pada pertandingan yang berlangsung Sabtu, 18 Oktober 2014. Uniknya, kemenangan Southampton dibuka oleh gol bunuh diri pemain Sunderland. 

Kemenangan Sunderland diawali oleh gol bunuh diri pemain Sunderland, Sergio Vergini di menit ke-12. Tambahan gol Graziano Pelle dan Jack Cork membuat  kedudukan 3 - 0 untuk Sunderland di babak pertama.

Gol pembuka untuk Southampton di babak ke-2 juga dihasilkan dari gol bunuh diri pemain Sunderland. Kali ini Liam Bridcutt yang melakukannya. Selanjutnya Graziano Pelle kembali menambah gol bagi kemenangan Southampton, diikuti oleh Dusan Tadic, Victor Wanyama dan Sadio Mane masing-masing 1 gol.

Menjelang akhir pertandingan, lagi-lagi pemain Sunderland Patrick melakukan gol bunuh diri. Kali ini oleh Patrick van Aanholt. Southampton unggul 8 - 0.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team