6 Kapten Man City Era Pep Guardiola yang Pindah Klub, Ada Guendogan!

Vincent Kompany diboyong Manchester City dari Hamburg pada Agustus 2008 saat usianya baru 22 tahun. Tugas sebagai kapten pertama kali diembannya pada 2010/2011 ketika Carlos Tevez absen. Pada musim berikutnya, bek asal Belgia ini ditunjuk menjadi kapten utama seiring kepergian Tevez.

Saat Pep Guardiola tiba di Etihad Stadium pada 2016, Kompany tetap dipercaya memimpin rekan-rekannya. Selama berada di bawah arahan sang pelatih, ia turut mengantarkan Manchester City dua kali menjuarai English Premier League (EPL). Setelah mengabdi selama 11 tahun, Kompany memutuskan hengkang dan kembali ke Anderlecht untuk menjadi playerm/manager.

Selepas kepergian Vincent Kompany pada 2019, David Silva mengemban ban kapten Manchester City. Saat itu, ia memang salah satu pemain senior di Etihad Stadium. Gelandang serang asal Spanyol tersebut sudah bergabung dengan The Sky Blues sejak Juni 2010.

Di bawah kepemimpinannya, rival sekota Manchester United itu mampu meraih trofi League Cup setelah mengalahkan Aston Villa di final. Sayangnya, Silva cuma semusim menjadi kapten Manchester City karena memutuskan hengkang dengan status bebas transfer. Mantan pemain Valencia ini kembali ke Spanyol untuk membela Real Sociedad.

Sepeninggal David Silva, Pep Guardiola mengonfirmasi Fernandinho menjadi kapten Manchester City untuk 2020/2021. Ia sukses memimpin rekan-rekannya mengangkat trofi League Cup pada April 2021. Sebulan kemudian, Manchester City merajai Premier League sekaligus menjadi gelar liga pertama Fernandinho sebagai kapten.

Gelandang bertahan asal Brasil ini masih bermain di Etihad Stadium pada musim berikutnya. Namun, itu menjadi musim terakhirnya bersama The Cityzens. Pasalnya, ia memutuskan untuk hengkang dan akhirnya bergabung dengan Athletico Paranaense pada Juni 2022.

Setelah kepergian Fernandinho, Ilkay Guendogan ditunjuk sebagai kapten Manchester City berikutnya. Berbeda dengan kapten-kapten sebelumnya yang diangkat Pep Guardiola, pemain asal Jerman tersebut langsung dipilih rekan-rekan setimnya. Ia memimpin klub tepat pada tahun ketujuh merumput di kasta tertinggi Liga Inggris.

Di bawah kepemimpinan Guendogan, Manchester City sukses besar. Mereka merengkuh treble winners pada 2022/2023, termasuk trofi UEFA Champions League (UCL) pertama sepanjang sejarah klub. Namun, itu sekaligus menjadi tahun terakhir Guendogan di Manchester City karena tidak memperpanjang kontrak dan memutuskan bergabung dengan Barcelona.

Yaya Toure sebenarnya bukan kapten utama Manchester City, baik di bawah arahan Pep Guardiola maupun pelatih-pelatih sebelumnya. Namun, ia sempat menyandang tugas tersebut ketika kapten utama, Vincent Kompany, absen. Bahkan, ia ditunjuk memimpin tim dalam laga perpisahan kontra Brighton & Hove Albion pada Mei 2018.

Gelandang asal Pantai Gading ini sendiri tiba di Manchester City pada 2010 setelah bergelimang trofi bersama Barcelona. Ia langsung klop dengan atmosfer Liga Inggris dan membawa Manchester City meraih titel juara Premier League pada 2011/2012. Setelah mengabdi selama 8 tahun, Toure merapat ke klub Yunani, Olympiacos.

Seperti Yaya Toure, Sergio Aguero juga bukan kapten utama Manchester City asuhan Pep Guardiola. Namun, penyerang asal Argentina ini beberapa kali dipercaya mengemban tugas tersebut, terutama saat Vincent Kompany absen. Ia pun mampu melaksanakan tanggung jawab itu dengan baik.

Walau tidak pernah menjadi kapten utama, kontribusi Aguero untuk Manchester City tidak perlu diragukan. Ia mengantarkan mereka lima kali memenangi gelar juara Premier League dan menjadi top skor sepanjang masa klub dengan 260 gol. Setelah merumput di Etihad Stadium selama 1 dekade, Aguero hijrah ke Barcelona pada Mei 2021.

Setelah Guendogan pergi pada musim panas 2023, sejumlah nama dinilai pantas menjadi pemimpin tim. Kevin de Bruyne merupakan kandidat terkuat mengemban ban kapten. Selain itu, ada pula pemain seperti Ruben Dias, Kyle Walker, dan Bernardo Silva.