Kiper yang banyak kebobolan belum tentu memiliki kualitas yang buruk. Pasalnya, masuknya bola ke gawang juga bisa ikut ditentukan oleh performa pertahanan satu tim secara keseluruhan.
Untuk membuktikannya, kita bisa melihat enam kiper di lima liga top Eropa (Inggris, Spanyol, Jerman, Italia, dan Prancis) yang paling banyak kebobolan pada musim 2021/2022. Apakah mereka memang jelek atau sebetulnya berkualitas?
Illan Meslier mengisi tempat teratas dengan catatan 79 gol. Pemain Leeds United ini tampil di seluruh pertandingan Premier League musim lalu (38). Hanya sekali saja ia tidak bermain penuh, yaitu ketika diganti pada menit 55 melawan Wolverhampton Wanderers pada pekan ke-30 karena cedera.
Jika melihat statistik pribadinya, pemain asal Prancis berusia 22 tahun ini sebetulnya tampil sangat mengesankan. Total, ia mencatatkan 143 penyelamatan, terbanyak di antara kiper lain di Premier League.
Empoli duduk di peringkat ke-14 di klasemen akhir Serie A musim lalu. Namun, mereka kebobolan 70 gol, lebih banyak dari tiga tim degradasi: Cagliari (68), Genoa (60), dan Venezia (69). Hanya Spezia (71) dan Salernitana (78) saja yang kebobolan lebih banyak dari mereka.
Seluruh gol tersebut masuk ketika gawang dijaga oleh Guglielmo Vicario yang memang bermain penuh di seluruh 38 pertandingan. Hebatnya, kiper berusia 25 tahun ini melakukan 152 penyelamatan, terbanyak di antara semua kiper di lima liga top Eropa. Ia juga mencatatkan tujuh clean sheet.
Sebagai catatan, Vicario membela Empoli pada musim ini dengan status pinjaman dari Cagliari. Karena penampilan memuaskannya tersebut, mereka pun memutuskan untuk mempermanenkannya dengan biaya sekitar Rp147,74 miliar.
Seperti telah disebutkan di atas, Cagliari menjadi salah satu tim yang terdegradasi di Serie A musim 2021/2022 dengan jumlah kebobolan sebanyak 68 gol. Alessio Cragno yang bermain di 35 pertandingan menelan 63 di antaranya. Lima gol lain terjadi kala Boris Radunovic bermain di tiga pertandingan sisa.
Pemain berusia 27 tahun ini mencatatkan 106 penyelamatan. Dalam lima musim terakhir, ia menjaga gawang Cagliari yang selalu hanya bisa bersaing di papan bawah hingga akhirnya terdegradasi pada musim ini.
Seperti Cragno, Andrea Consigli yang bermain untuk Sassuolo juga kebobolan 63 gol. Bedanya, jumlah tersebut didapat kiper berusia 35 tahun ini dari 37 penampilan. Sepanjang musim, Consigli total melakukan 109 penyelamatan.
Gianluca Pegolo yang menjaga gawang Sassuolo di satu pertandingan lain kebobolan tiga gol. Di klasemen, mereka berakhir di posisi ke-11. Dengan 66 kebobolan, jumlah tersebut lebih buruk dari empat tim yang berada di bawahnya: Udinese (58), Bologna (55), Sampdoria (63), dan Genoa (60).
Nama yang satu ini cukup tepat jika dianggap tampil mengecewakan. Benoit Costil kebobolan 62 gol dari 25 kali tampil untuk Bordeaux di Ligue 1 musim lalu. Ia pun hanya mampu membuat 72 penyelamatan saja dan tidak mencatatkan satu pun clean sheet.
Namun, secara keseluruhan, Bordeaux memang tampil buruk. Mereka terdegradasi dengan berada di dasar klasemen. Tidak hanya itu, ada 29 gol tambahan yang masuk ke gawang mereka ketika dijaga kiper lain.
Sebagai catatan, di luar lapangan, Costil yang berusia 34 tahun ini juga sempat bermasalah dengan pendukung klub. Ia dituduh melakukan tindakan rasisme, tetapi secara tegas menolaknya. Ia dipastikan angkat kaki ketika kontraknya habis pada akhir Juni 2022 ini.
Nasib Tim Krul hampir sama dengan Costil. Kiper Norwich City ini juga kebobolan sebanyak 62 kali dan harus rela terdegradasi sebagai juru kunci. Bedanya, jumlah tersebut ia catatkan dalam 29 pertandingan.
Secara statistik pribadi, kiper asal Belanda ini memang jauh lebih baik dibanding Costil. Ia mencatatkan 105 penyelamatan dan meraih lima clean sheet. Sementara bagi Norwich, ada 22 gol tambahan ketika bukan Krul yang menjaga gawang.
Aaron Ramsdale bisa menjadi contoh kiper yang tampil luar biasa di saat timnya melewati musim yang buruk. Ia merasakan degradasi dua musim secara beruntun bersama AFC Bournemouth dan Sheffiled United.
Namun, ia kemudian pindah ke klub dengan kualitas skuad yang lebih mumpuni, Arsenal. Hasilnya, kualitasnya pun lebih jelas terlihat dan berdampak signifikan untuk klub barunya itu. Sebagai catatan, Arsenal mengakhiri klasemen di posisi kelima musim ini.
Dari enam nama di atas, Vicario yang dipermanenkan Empoli sudah merasakan hasil dari penampilan mengesankannya tersebut. Setidaknya, masih ada Meslier dan Cragno yang juga bisa meraih hal serupa. Apakah itu akan terjadi pada bursa transfer kali ini? Menarik untuk ditunggu.