6 Pelatih Top Dunia yang Pensiun dalam Sedekade Terakhir, Masih Ingat?

Salah satu pelatih yang momen pensiunnya paling menyita perhatian adalah Sir Alex Ferguson. Pelatih yang akrab disapa Fergie itu pensiun sebagai pelatih di akhir musim 2012/13 setelah mengantarkan Manchester United juara Premier League. Fergie melatih MU selama 27 tahun sehingga menjadi pelatih terlama yang pernah menangani MU.

Selama membesut MU, Fergie sukses meraih tak kurang dari 38 trofi, termasuk 13 Premier League yang masih menjadi rekor hingga kini. Sebelum itu, pelatih asal Skotlandia ini juga pernah melatih Aberdeen di Liga Skotlandia dan meraih 11 trofi. Hingga kini, Fergie pun masih dikenang sebagai salah satu pelatih terbaik sepanjang sejarah sepak bola.

Setahun berselang, giliran Ottmar Hitzfeld yang memutuskan pensiun sebagai pelatih. Pria asal Jerman ini juga adalah pelatih yang luar biasa. Namanya paling dikenang kala ia melatih Borussia Dortmund dan Bayern Munchen. Selain itu, Hitzfeld juga pernah menangani 3 klub asal Swiss serta Timnas Swiss sendiri sebagai tim terakhirnya.

Hitzfeld sukses meraih 5 trofi bersama Dortmund dan 14 trofi saat menangani Munchen. Ia bahkan sukses juara Liga Champions bersama Dortmund dan Munchen sehingga menjadi 1 dari 5 pelatih yang pernah juara Liga Champions dengan dua tim berbeda. Tak ketinggalan, Hitzfeld pernah 2 kali dinyatakan sebagai pelatih terbaik dunia.

Berikutnya ada Vicente del Bosque, pelatih asal Spanyol yang mengakhiri kariernya sebagai pelatih pada 2016. Del Bosque pernah sukses melatih Real Madrid dengan mempersembahkan 7 trofi bagi Los Blancos, termasuk 2 Liga Champions. Namun, namanya paling mencuat saat berhasil membawa Timnas Spanyol berprestasi.

Pada 2010, Del Bosque menjadi pelatih pertama yang sukses membawa Spanyol juara Piala Dunia. Hebatnya, 2 tahun berselang mereka juga berjaya sebagai juara Piala Eropa, mempertahankan gelar yang diraih tahun 2008 bersama pelatih Luis Aragones. Del Bosque pun tercatat sebagai salah satu pelatih Spanyol tersukses.

Pelatih asal Italia pun banyak yang terkenal berkualitas, salah satunya Fabio Capello. Capello pernah melatih banyak tim sepanjang kariernya, termasuk Real Madrid, AC Milan, Juventus, AS Roma, bahkan Timnas Inggris. Periode tersuksesnya adalah saat melatih AC Milan yang berbuah 9 trofi, termasuk 4 Serie A dan 1 Liga Champions.

Capello juga sukses membawa AS Roma juara Serie A pada 2001, alias Scudetto pertama mereka dalam 18 tahun. Bersama Juve pun ia sukses meraih 2 Scudetto meski kedua gelar itu belakangan dicabut karena skandal Calcopoli. Capello pensiun pada tahun 2018 saat usianya menginjak 72 tahun.

Pelatih top yang memutuskan pensiun pada 2018 bukan hanya Capello. Ada juga Jupp Heynckes, pelatih asal Jerman yang pernah membawa Bayern Munchen pada tahun 2013. Heynckes pernah menangani Munchen dalam beberapa periode berbeda dan secara total meraih 9 trofi bersama The Bavarian.

Selain Munchen, Heynckes juga pernah melatih Real Madrid dan ia membawa Madrid juara Liga Champions 1997/98. Dengan demikian, Heynckes jadi salah satu pelatih yang sukses juara Liga Champions bersama 2 klub berbeda. Heynckes pensiun setelah mengantar Munchen menjuarai Bundesliga 2017/18.

Terakhir ada Marcelo Lippi yang baru saja memutuskan pensiun tahun 2020 lalu. Lippi pernah melatih banyak klub Italia serta Timnas Italia dan di penghujung kariernya ia sempat melatih di Tiongkok. Prestasi Lippi yang paling menonjol adalah berhasil membawa Italia juara Piala Dunia 2006.

Sementara itu, di level klub, Lippi pernah meraih trofi bersama Juventus meski ia juga pernah menangani Inter Milan dan Napoli. Total 13 trofi ia persembahkan bagi Juve, termasuk 5 Scudetto dan 1 Liga Champions. Lippi adalah pelatih terakhir yang membawa Juve juara Liga Champions hingga kini.

Selain pemain top, dunia sepak bola juga menarik diikuti karena keberadaan para pelatih top yang sanggup membawa tim asuhannya meraih banyak trofi. Para pelatih di atas memang telah pensiun, tetapi jasa-jasa mereka pasti masih diingat oleh fans. Siapa pelatih yang paling kamu kagumi di antara mereka?