Ballon d'Or bisa disebut sebagai penghargaa individu paling bergengsi. Penghargaan ini menjadi incaran banyak pemain sepak bola. Dengan meraih titel tersebut, pemain seolah sah dinobatkan sebagai salah satu yang terbaik di kancah sepak bola dunia.
Ada banyak jalan untuk meraih Ballon d'Or. Selain tampil apik bersama klub, gelar juara Piala Dunia bersama negara juga bisa menjadi acuan pemain layak mendapatkan penghargaan.
Nah, ini sederet pemain yang raih Ballon d'Or setelah juara Piala Dunia.
Bobby Charlton adalah anggota Timnas Inggris saat merengkuh trofi Piala Dunia 1966. Dalam turnamen tersebut, mantan pemain Manchester United tersebut membuat 3 gol dengan rincian 1 ke gawang Meksiko dan 2 ke gawang Portugal.
Berkat penampilan apiknya, Charlton akhirnya diganjar dengan Ballon d'Or edisi 1966. Saat itu, ia menyisihkan penyerang Portugal, Eusebio, yang bermain untuk Benfica dan Franz Beckenbauer, yang ia kalahkan dalam laga final Piala Dunia 1966 di kandang sendiri.
Tahun 1982 bisa dibilang sebagai tahunnya Paolo Rossi. Pasalnya, ia sukses membawa Juventus merajai Serie A 1981/1982. Tidak hanya itu, penyerang kelahiran Siena itu juga mengantarkan Italia juara Piala Dunia 1982 sekaligus meraih gelar pemain terbaik turnamen.
Pada akhir tahun, tepatnya Desember 1982, Rossi memenangi Ballon d'Or. Ia menjadi pemain Italia ketiga yang meraih penghargaan tersebut setelah Omar Sivori dan Gianni Rivera. Ia mengungguli Alain Giresse asal Prancis dan rekan setimnya di Juventus asal Polandia, Zbigniew Boniek.
Lothar Matthaus turut mengantarkan Timnas Jerman Barat menjuarai Piala Dunia 1990 yang berlangsung di Italia. Saat itu, ia seolah bermain di kandang sendiri. Pasalnya, Matthaus memperkuat Inter Milan dan kebetulan laga negaranya kebanyakan digelar di Stadion San Siro, Milan.
Kesuksesan bersama negara merembet ke prestasi individu. Pada Desember 1990, ia dinobatkan sebagai pemenang Ballon d'Or. Pada tahun yang sama, mantan pemain Bayern Munich itu juga meraih IFFHS World's Best Player dan World Soccer Awards Player of the Year.
Siapa yang menyangsikan talenta seorang Zinedine Zidane? Semasa masih aktif bermain, Zidane dikenal sebagai salah satu gelandang terbaik dunia. Sihirnya terasa saat membawa Juventus menjuarai Serie A 1997/1998, disusul trofi Piala Dunia 1998 untuk Prancis.
Berkat penampilan apiknya, pria yang sekarang berprofesi sebagai pelatih tersebut dinobatkan sebagai peraih Ballon d'Or edisi 1998. Ia meraih total 244 poin, unggul jauh atas Davor Suker dari Kroasia yang menempati posisi kedua dan Ronaldo asal Brasil di posisi ketiga.
Setelah sempat cedera panjang, yang membuat kariernya flop selama di Inter Milan, Ronaldo mengamuk di Piala Dunia 2002. Ia mencetak delapan gol dan membuatnya meraih gelar top skor sekaligus mengantarkan Brasil menjuarai Piala Dunia untuk kelima kalinya.
Ditambah penampilan apiknya bersama Real Madrid, mantan pemain Barcelona tersebut dianugerahi Ballon d'Or 2002, sekaligus gelar kedua setelah 1997. Ia mengalahkan rekan senegaranya, Roberto Carlos, dan kiper asal Jerman, Oliver Kahn.
Fabio Cannavaro adalah kapten timnas Italia saat merebut Piala Dunia 2006. Ia tampil gemilang di lini belakang Gli Azzurri, tidak menerima satu pun kartu kuning maupun kartu merah selama 690 menit bermain. Gawang Italia pun cuma kebobolan dua gol sepanjang turnamen.
Kepemimpinan Cannavaro di lapangan, termasuk mengatur pertahanan Italia, selama Piala Dunia 2006 membuatnya meraih banyak trofi individu. Ia memenangi gelar FIFA World Player of the Year 2006, World Soccer Player of the Year 2006, dan Ballon d'Or 2006.
Paling baru, Lionel Messi sukses memimpin rekan-rekannya di Timnas Argentina untuk menjuarai Piala Dunia 2022 Qatar. Ia disebut-sebut sebagai kandidat terkuat peraih Ballon d'Or 2023. Apakah prediksi itu bakal terwujud?