Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Rekrutan Pertama Gerard Houllier saat Melatih Liverpool

Gerard Houllier liverpoolfc.com)
Gerard Houllier liverpoolfc.com)

Gerard Houllier cukup dikenang penggemar Liverpool sebagai salah satu manajer yang sukses. Jauh sebelum datangnya Rafael Benitez dan Juergen Klopp, Houllier adalah manajer terakhir yang mempersembahkan gelar juara di tingkap Eropa untuk The Reds. Momen tersebut terjadi pada musim 2000/2001 ketika Liverpool menjuara Liga Eropa.

Houllier melatih Liverpool hampir 6 tahun (1998--2004). Dalam kurun waktu tersebut, deretan pemain didatangkan Houllier untuk dicetak menjadi pemain hebat. Itu termasuk beberapa nama yang menjadi rekrutan awal Houllier di Liverpool. Untuk mengetahuinya, berikut ulasan enam pemain pertama yang direkrut Houllier ketika melatih Liverpool.

1. Rigobert Song jadi rekrutan pertama Gerard Houllier di Liverpool

Rigobert Song (fifa.com)
Rigobert Song (fifa.com)

Pemain pertama yang diboyong Gerard Houllier ke Liverpool adalah Rigobert Song. Bek legendaris Timnas Kamerun ini didatangkan pada 1 Januari 1999 dari Salernitana. Selama dilatih Houllier di Liverpool, Song tak begitu mentereng. Ia hanya bisa mencatat 38 gol dengan sumbangan 2 assist dalam 2 musim. 

2. Djimi Traore baru panas sejak 2002/2003

Djimi Traore (liverpoolfc.com)
Djimi Traore (liverpoolfc.com)

Djimi Traore didatangkan dari Stade Lavallois pada 17 Februari 1999. Bek asal Mali ini gagal beradaptasi dengan cepat. Traore sering kalah saing dari Sami Hyypia dan Stephane Henchoz sehingga ia terpaksa mengambil posisi sebagai bek kanan meski Traore berposisi asli sebagai bek tengah.

Namun, sejak musim 2002/2003, Traore mulai panas. Ia menjadi pemain reguler Liverpool hingga akhirnya bisa mencatat 141 laga selama 6,5 tahun (1999--2006) berseragam The Reds.

3. Sander Westerveld sempat jadi kiper utama Liverpool

Sander Westerveld (twitter.com/LFC)
Sander Westerveld (twitter.com/LFC)

Beralih ke bursa transfer musim panas 1999, kali ini ada Sander Westerveld yang didatangkan dari Vitesse Arnhem pada 1 Juli 1999. Kiper asal Belanda ini sempat menjadi andalan Liverpool selama 2,5 musim (1999--2002). Namun, ia perlahan tersingkir seiring datangnya Jerzy Dudek. Westerveld sendiri menorehkan 103 laga dengan catatan 42 nirbobol di Liverpool.

4. Sami Hyypia jadi pemain yang paling diandalkan Gerard Houllier di Liverpool

Sami Hyypia (liverpoolfc.com)
Sami Hyypia (liverpoolfc.com)

Sami Hyypia didatangkan dari Willem II pada 1 Juli 1999. Bek asal Finlandia ini langsung menjadi pemain andalan Gerard Houllier. Bahkan, Hyypia tercatat sebagai pemain yang paling diandalkan Houllier dalam karier kepelatihannya. Hal ini cukup wajar jika melihat permainan Hyypia yang tegas dan memiliki kepemimpinan yang baik. Hyypia sendiri mencatat 464 laga dengan sumbangan 35 gol dan 15 assist selama 10 tahun berseragam The Reds.

5. Stephane Henchoz sangat disiplin dalam bertahan

Stephane Henchoz (twitter.com/LFC)
Stephane Henchoz (twitter.com/LFC)

Sama seperti Sander Westerveld dan Sami Hyypia, Stephane Henchoz juga datang pada 1 Juli 1999. Bek tengah asal Swiss yang bermain untuk Liverpool dari 1999--2005 dengan permainan yang luar biasa. Henchoz menjadi pemain kunci Liverpool di lini pertahanan. Ia tak begitu sering menyerang dan sangat disiplin dalam bertahan. Tak heran ia bisa mencatat 205 penampilan di Liverpool.

6. Vladimir Smicer bertahan selama 6 tahun di Liverpool

Vladimir Smicer (liverpoolfc.com)
Vladimir Smicer (liverpoolfc.com)

Pemain terakhir yang datang pada 1 Juli 1999 adalah Vladimir Smicer. Pemain asal Republik Ceko ini bertahan selama 6 tahun (1999--2005) di Liverpool. Dalam kurun waktu tersebut, Smicer bermain apik sebagai seorang gelandang serang. Bahkan, ia memiliki peran besar kala Liverpool menjadi juara Liga Champions 2005. Selama berseragam Liverpool, Smicer mencatat 19 gol dan 32 assist dari 184 laga.

Enam pemain pertama yang diboyong Gerard Houllier ke Liverpool memiliki kualitas yang cukup baik. Namun, hanya Rigobert Song yang gagal bersinar bersama The Reds. Kendati demikian, ia bisa bersinar di tim lain dan menjadi legenda sepak bola.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Mufqi Fajrurrahman
EditorMufqi Fajrurrahman
Follow Us