Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi bola English Premier League (pixabay.com/KelvinStuttard)

Menjadi manajer di Premier League adalah tantangan besar yang tidak semua pelatih bisa hadapi. Beberapa nama besar pernah merasakan tekanan berat hingga akhirnya harus meninggalkan klub dengan reputasi yang tercoreng. Namun, beberapa di antara mereka ada yang berhasil membalikkan keadaan dan membangun kembali reputasi yang telah hancur bersama klub baru.

Beberapa dari mereka sempat terpuruk setelah dipecat oleh klub-klub besar Inggris. Manajer-manajer ini sempat mengalami masa sulit dan mendapatkan banyak kritik. Meski begitu, mereka tidak menyerah dan terus belajar, hingga mereka kini mulai sukses bersama klub barunya. Lantas, siapa saja mereka? Berikut tujuh eks manajer Premier League yang sukses bangkit bersama klub baru.

1. Frank Lampard berhasil membawa Coventry City masuk ke zona play-off hingga pekan 36

Frank Lampard mengalami masa sulit setelah gagal membawa Derby County promosi pada Championship 2018/2019. Chelsea juga memecatnya setelah performa buruk sepanjang Premier League 2020/2021. Terakhir, Everton mengalami keterpurukan saat Lampard berada di kursi kepelatihan meski baru semusim. Namun, Coventry City memberinya kesempatan untuk membuktikan diri pada akhir November 2024. Hasilnya, diluar ekspektasi, ia berhasil membawa Coventry masuk ke zona play-off dengan sembilan kemenangan dari sepuluh laga terakhir di Championship.

2. Marco Silva melatih Fulham sat masih di Championship hingga jadi klub papan tengah

Marco Silva dipecat oleh Everton pada Desember 2019 setelah timnya terpuruk di zona degradasi. Ia harus membangun kembali kariernya dari bawah setelah kegagalan itu. Fulham memberinya kesempatan dan ia tidak menyia-nyiakannya. Meski harus dari divisi kedua, itu tampaknya bukan masalah bagi Marco Silva. Ia langsung membawa Fulham promosi pada 2022/2023 sebagai juara Championship. Selama 4 musim melatih, pada musim ini Ia membawa Fulham menjadi tim papan tengah Premier League.

3. David Moyes sementara berhasil membawa The Toffees keluar dari zona degradasi

David Moyes sempat dianggap sebagai manajer gagal setelah dipecat tiga klub berbeda, Manchester United, Sunderland, dan Real Sociedad. West Ham sempat meragukan keputusannya untuk kembali merekrutnya pada 2019. Namun, ia justru mengubah The Hammers menjadi tim yang solid dan menjuarai UEFA Conference League 2022/2023. Everton kemudian menunjuknya pada 2025 untuk menyelamatkan tim dari jurang degradasi. Dalam waktu singkat, Moyes berhasil membawa The Toffees ke posisi 15, tepat di bawah MU.

4. Unai Emery mampu membawa Aston Villa bersaing di zona Liga Champions

Unai Emery sempat dicemooh karena kegagalan besar saat menangani Arsenal. Banyak yang meragukan kemampuannya karena ia kesulitan berbicara bahasa Inggris dengan lancar. Namun, Aston Villa melihat potensinya saat melati Villarreal dan merekrutnya pada November 2022. Menariknya, ia mampu membawa The Villans dari klub papan tengah hingga bersaing di zona Liga Champions. Kini, tak ada lagi yang meremehkan kapasitasnya sebagai pelatih hebat oleh, terkhususnya bagi penggemar sepakbola di Inggris.

5. Ole Gunnar Solskjaer menolak 40 tawaran setelah dipecat Manchester United

Solskjaer meninggalkan Manchester United dengan catatan yang mengecewakan. Manajemen MU memecatnya setelah serangkaian hasil buruk di Premier League dan kegagalan di final Liga Europa dari Villareal. Menariknya, setelah hengkang dari MU, ole menolak lebih dari 40 tawaran sebelum akhirnya menerima pinangan dari Besiktas. Sejak tiba di Turki, Solskjaer langsung membawa Besiktas meraih tujuh kemenangan dalam sembilan laga pertama. Sayangnya, start impresif ini tercoreng akibat kalah tipis 1-2 dari Gaziantep FK pada pekan 10 Super Lig Turki (11/3/2025).

6. Nuno Espirito Santo mengubah Nottingham Forest menjadi kandidat juara Premier League

Nuno Espirito Santo sempat mengalami kegagalan besar di Tottenham Hotspur. Ia tidak mampu mengangkat performa Son Heung-min dkk dan akhirnya dipecat. Namun, ia menemukan kembali kepercayaan dirinya setelah menangani Nottingham Forest. Ia sukses menyelamatkan Forest dari degradasi pada musim lalu. Tapi yang paling mengejutkan, Pria Portugal ini mampu membawa The Forest ke tiga besar Premier Inggris musim ini, bersaing dengan Liverpool, Arsenal, Chelsea, dan Manchester City.

7. Claudio Ranieri membawa AS Roma meraih 10 kemenangan dari 15 laga terakhir

Claudio Ranieri pernah diremehkan ketika Leicester City merekrutnya pada 2015. Namun, ia membungkam kritik tersebut dengan membawa pulang juara Premier League musim 2015/16. Sayangnya, setelah sejarah tersebut, ia mengalami masa sulit di beberapa klub seperti FC Nantes, Fulham, Sampdoria, Watford, dan Cagliari. Namun, ia kini kembali bersinar bersama AS Roma. Dalam 12 laga terakhir, Roma meraih 10 kemenangan dan bersaing untuk mendapat tiket Liga Champions. Padahal, pada awal musim, AS Roma tercecer dari zona kompetisi Eropa.

Ketujuh manajer ini membuktikan bahwa kegagalan bukanlah akhir dari segalanya. Mereka membuktikan bahwa selalu ada kesempatan untuk bangkit dan meraih kesuksesan, meski harus gagal lebih dulu. Mereka juga menunjukkan bahwa reputasi yang hancur bisa dibangun kembali dengan kerja keras melawan tantangan berat di depan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team