Juventus hingga saat ini masih menjadi raja kompetisi Serie A, sedangkan Chelsea dapat dikatakan sebagai salah satu tim elite di Premier League. Selain ajang domestik, dua klub tersebut juga sudah sama-sama pernah mencicipi titel Liga Champions Eropa.
Karena itu, tidak mengherankan jika kemudian banyak pemain yang berharap dapat membela salah satu atau keduanya. Nah, berikut sedikit pesepak bola yang pernah merasakan berseragam hitam-putih khas Juventus dan biru kebanggaan Chelsea.
Gianluca Vialli datang ke Juventus pada tahun 1992 setelah menghabiskan 8 musim di Sampdoria. Bersama La Vecchia Signora, penyerang berpaspor Italia ini mendapatkan titel scudetto, Coppa Italia, Supercoppa Italiana, Liga Champions Eropa, dan UEFA Cup.
Hanya empat musim di Kota Turin, Vialli hengkang ke Inggris untuk membela Chelsea. Bertindak sebagai manager-player sejak Februari 1998 seiring lengsernya Ruud Gullit, ia memberikan trofi FA Cup, Piala Liga, Winners' Cup, dan UEFA Super Cup untuk The Blues.
Didier Deschamps resmi berseragam Juventus pada tahun 1994. Di klub Zebra tersebut, gelandang asal Prancis ini 3 kali meraih gelar Serie A, 2 kali Supercoppa Italiana, dan 1 kali Liga Champions Eropa. Lima musim di Turin, ia memutuskan hijrah ke Chelsea.
Karier Deschamps bersama klub London Biru berlangsung singkat, cuma semusim. Namun, ia mampu tampil reguler dengan mencatatkan 27 penampilan di liga domestik. Tidak hanya itu, peraih World Cup 1998 bersama Prancis ini juga sukses menjuarai FA Cup musim 1999/2000.
Sebelum bersinar bersama Lazio, Pierluigi Casiraghi pernah merasakan bermain untuk Juventus. Ia membela The Old Lady sejak tahun 1989 hingga 1993. Selama di Kota Turin, Casiraghi 1 kali merasakan gelar Coppa Italia dan 2 kali gelar UEFA Cup.
Selepas Juventus, mantan striker Timnas Italia ini pindah ke Lazio dan mencetak 41 gol dalam 140 pertandingan di liga domestik serta meraih Coppa Italia. Lima musim bersama Biancocelesti, ia hijrah ke Chelsea, tetapi gagal bersinar bersama klub asal London tersebut.
Tampil konsisten bersama Parma dengan mencetak 18 gol di liga dalam 31 pertandingan, Chelsea mendatangkan Adrian Mutu pada Agustus 2003. Musim perdananya cukup baik. Namun, di musim berikutnya, Mutu dilarang tampil 7 bulan lantaran positif mengonsumsi kokain.
Setelah putus kontrak dengan Chelsea, ia kembali lagi ke kompetisi Italia pada Januari 2005 untuk membela Juventus. Kariernya di I Bianconeri pun tidak berlangsung lama karena pada bulan Juli 2006, manajemen klub memutuskan melepasnya ke Fiorentina.
Gelandang asal Portugal ini datang ke Chelsea pada Juli 2004 ketika era Jose Mourinho di The Blues dimulai. Menjadi bagian integral di lini tengah tim, Tiago Mendes sukses memberikan gelar Premier League dan Piala Liga Inggris untuk klub London Biru.
Sayangnya, ia cuma bertahan semusim di Chelsea dan pindah ke Lyon. Dua tahun di Prancis, Tiago kemudian dipinang Juventus pada Juni 2007. Tidak seperti di Chelsea, ia gagal meraih gelar bersama The Old Lady dan akhirnya pindah ke Atletico Madrid pada 2010.
Anelka adalah salah satu pemain yang doyan gonta-ganti klub. Selama karier panjangnya, Nicolas Anelka setidaknya sempat berseragam 12 klub yang berbeda, termasuk beberapa tim besar seperti Arsenal, Real Madrid, Paris Saint-Germain, Liverpool, Chelsea, dan Juventus.
Di Chelsea, Anelka bergabung pada Januari 2008 hingga Januari 2012 dan menyumbangkan trofi Premier League dan 2 FA Cup. Sementara di Juventus, penyerang asal Prancis ini didatangkan dengan status pinjaman pada Januari 2013 dan sukses menjuarai Serie A.
Winger asal Kolombia ini dibeli Chelsea pada Februari 2015 setelah tampil trengginas saat berseragam Fiorentina. Walau mampu meraih titel Premier League 2014/2015, Juan Cuadrado gagal tampil reguler dan harus rela dipinjamkan ke Juventus pada Agustus 2015.
Setelah dua musim berstatus pinjaman, The Old Lady akhirnya memutuskan untuk membeli Cuadrado secara permanen pada Mei 2017. Sejauh ini, ia sudah 5 kali menyegel gelar Serie A, 4 kali Coppa Italia, dan 2 kali trofi Supercoppa Italiana bersama tim Nyonya Tua.
Bergabung dengan klub besar seperti Juventus atau Chelsea memang memberikan jaminan sukses. Selain mental juara, salah satu faktornya adalah finansial sehingga memungkinkan tim membangun skuad dengan bakat-bakat terbaik.