Berbicara mengenai striker, ada banyak striker yang subur di depan gawang lawan. Bahkan, tidak sedikit yang akhirnya berhasil mencatatkan banyak gol yang membuat mereka diganjar sepatu emas sebagai top skor kompetisi.
Yang menarik, Beberapa juru gedor tidak hanya tajam di satu klub. Saat hengkang ke tim lain, ketajaman mereka tetap terasah. Akhirnya, penyerang-penyerang ini sukses menjadi top skor liga, tidak dua, tetapi di tiga klub berbeda. Siapa saja mereka?
The Real Ronaldo, demikian fans dan media menyebut pemain asal Brazil ini. Di masa jayanya, Ronaldo adalah penyerang yang sangat komplet. Ia memiliki kecepatan lari yang luar biasa, dribbling memukau, finishing yang baik, dan tentu saja berbagai trofi.
Ia adalah top skor Eredivisie musim 1994/1995 bersama PSV Eindhoven. Kemudian, saat menyeberang ke Barcelona musim 1996/1997, Ronaldo mampu meraih gelar El Pichichi dengan 34 gol. Di musim 2003/3004, Ronaldo kembali menjadi raja gol LaLiga, kali ini bareng Real Madrid.
Romario memang bergelimang gelar saat masih merumput di lapangan hijau. Ia adalah pahlawan Brazil saat meraih Piala Dunia 1994. Di tahun yang sama, Romario dinobatkan sebagai Pemain Terbaik Dunia versi FIFA serta merengkuh FIFA World Cup Golden Ball.
Urusan mencetak gol, Romario pun rajanya. Ia adalah top skor Liga Belanda tiga kali beruntun bersama PSV Eindhoven. Kemudian, dirinya sempat menjadi top skor LaLiga bersama Barcelona. Ia juga raja gol di Liga Brazil tahun 2001 dan 2005 bersama Vasco da Gama.
Van Nistelrooy adalah penyerang subur Belanda selepas era Patrick Kluivert dan Dennis Bergkamp. Ia tidak hanya menjadi mesin gol bagi negaranya, tetapi juga klub-klub yang sempat dibelanya, termasuk PSV Eindhoven, Manchester United, dan Real Madrid.
Ia dua kali menjadi top skor Eredivisie bersama PSV Eindhoven. Saat berlabuh di Manchester United, ia menaklukkan Premier League musim 2002/2003 dengan 25 gol. Lalu, Van Nistelrooy menjadi raja gol LaLiga bareng Real Madrid pada musim 2006/2007.
Nama Luca Toni menjadi terkenal saat ia membela Fiorentina medio 2000-an. Kala itu, ia sukses merebut gelar top skor Serie A musim 2005/2006 dengan 31 gol. Akhirnya, Bayern Munich tertarik memboyong penyerang bertubuh jangkung ini pada tahun 2007.
Di klub Jerman, Toni tetap tajam. Ia sukses menjadi raja gol Bundesliga musim 2007/2008 dengan 24 gol. Kembali ke Italia, Toni masih menunjukkan taji saat usianya menua. Di usia 38 tahun, ia merebut capocannoniere musim 2014/2015 bersama Hellas Veroa.
Salah satu penyerang terbaik yang pernah dilahirkan di Bumi. Sering berpindah-pindah klub, pemain berpaspor Swedia ini membuktikan bahwa dirinya mampu beradaptasi dengan cepat sehingga melahirkan banyak gol untuk tim yang baru dibelanya.
Ibra tercatat pernah dua kali menjadi top skor Serie A, masing-masing bersama Inter Milan musim 2008/2009 dan AC Milan musim 2011/2012. Saat pindah ke PSG, ia tiga kali menjadi raja gol Ligue 1, yakni musim 2012/2013, 2013/2014, dan 2015/2016.
Kisah Luis Suarez mirip dengan Ruud van Nistelrooy. Penyerang berpaspor Uruguay ini juga menjadi top skor di Liga Belanda, Liga Inggris, dan Liga Spanyol. Bedanya, Suarez membela klub-klub rival tim yang sempat diperkuat van Nistelrooy.
Pada musim 2009/2010, ia menjadi top skor Eredivisie bersama Ajax dengan 35 gol. Kemudian, Suarez adalah pencetak gol terbanyak Premier League musim 2013/2014 saat membela Liverpool. Pindah ke Barcelona, ia meraih gelar El Pichichi musim 2015/2016.
Di era 1990-an hingga 2000-an, nama Amoroso memang kurang populer dibandingkan pemain Brazil lainnya semacam Ronaldo, Romario, Rivaldo, atau Ronaldinho. Namun, striker kelahiran 1974 ini adalah salah satu penyerang yang cukup tajam.
Ia adalah top skor Campeonato Brasileiro Serie A tahun 1994 bersama Guarani. Kemudian, ia sempat meraih capocannoniere Serie A musim 1998/1999 bersama Udinese. Kemudian, Amoroso menjadi penyerang tersubur Bundesliga 2001/2002 bareng Borussia Dortmund.
Menjadi pencetak gol terbanyak liga di tiga klub yang berbeda memang bukan perkara yang gampang dilakukan. Namun, penyerang-penyerang di atas ternyata bisa mengalahkan tantangan tersebut. Siapa lagi menyusul? Cristiano Ronaldo?