Sudah ada banyak pemain yang sukses menjadi pencetak gol terbanyak Serie A dalam semusim atau kerap disebut capocannoniere. Bahkan, ada beberapa pesepak bola yang meraih titel tersebut tidak cuma sekali, tetapi berkali-kali, bahkan secara beruntun.
Namun, dari puluhan top skor Serie A, cuma segelintir pemain yang mampu membuat minimal 30 gol dalam semusim. Siapa saja mereka dan berapa total lesakan yang mampu mereka ciptakan dalam satu musim kompetisi?
Merupakan lulusan akademi Juventus, nama Ciro Immobile justru bersinar kala membela Lazio. Bersama klub berjuluk I Biancocelesti tersebut, ia tercatat sekali merasakan trofi Coppa Italia dan juga sempat merebut Supercoppa Italiana edisi 2017 dan 2019.
Bersama Lazio, Immobile tiga kali menjadi top skor Serie A. Ia membuat 29 gol pada musim 2017/2018, 36 gol pada musim 2019/2020, dan 27 gol pada musim 2021/2022. Satu trofi lainnya diperoleh saat masih membela Torino pada musim 2013/2014.
Gonzalo Higuain bergabung dengan Napoli pada medio 2013 setelah enam musim berseragam Real Madrid. Penyerang berpaspor Argentina tersebut tidak cuma sukses membawa I Partenopei dua kali juara Coppa Italia, tetapi juga sempat menjadi top skor Serie A.
Pada musim 2015/2016, Higuain menggila dan melesakkan total 36 gol di pentas Serie A, menyamai catatan Gino Rossetti yang ditorehkan pada musim 1928/1929. Namun, itu menjadi musim terakhirnya bersama Napoli karena ia memutuskan menerima pinangan Juventus.
Memulai karier di Modena, nama Luca Toni menjulang saat membela Palermo pada tahun 2003. Dua musim bersama I Rosanero, mantan striker Timnas Italia tersebut diboyong Fiorentina ke Firenze yang mengantarkannya menjadi top skor musim 2005/2006 dengan 31 gol.
Setelah berkelana ke Jerman untuk membela Bayern Munich dan menjuarai Bundesliga, Toni pulang ke kampung halaman pada tahun 2010. Sempat berseragam Genoa dan Juventus, ia kembali menjadi capocannoniere musim 2014/2015 bersama Hellas Verona.
Antonio Valentín Angelillo adalah salah satu dari sedikit pemain asal Argentina yang berhasil meraih gelar capocannoniere atau pencetak gol terbanyak kompetisi Serie A. Ia merebut gelar top skor pada musim 1958/1959 setelah menceploskan 33 gol untuk Inter Milan.
La Beneamata merupakan persinggahan pertama Angelillo kala hijrah ke Italia. Cuma dua musim bersama klub biru-hitam, ia melanjutkan karier di AS Roma. Selepas I Lupi, Angelillo membela AC Milan. Bersama tim berjuluk I Rossoneri, ia akhirnya merasakan titel scudetto.
John Hansen merupakan pemain Denmark yang cukup lama membela Juventus. Ia bergabung dengan klub asal Turin mulai 1948 hingga 1954. Dalam kurun waktu tersebut, Hansen mengantarkan La Vecchia Signora menjuarai Serie A musim 1949/1950 dan 1951/1952.
Dari dua trofi tersebut, capaian pada musim 1951/1952 menjadi istimewa. Pasalnya, Hansen menggenapinya sebagai top skor kompetisi dengan 30 gol. Selepas klub Turin, ia menyeberang ke Lazio selama satu musim sebelum pulang ke klub lamanya, BK Frem.
Gunnar Nordahl adalah pemegang rekor sebagai peraih top skor Serie A terbanyak. Penyerang berpaspor Swedia tersebut tercatat mengoleksi lima trofi capocannoniere dan hingga sekarang masih belum bisa disamai atau dilewati oleh pemain lainnya.
Dari lima raihan Nordhal, ia dua kali mengumpulkan lebih dari 30 gol. Pertama pada musim 1949/1950 dengan 35 gol. Semusim berikutnya, Nordahl menceploskan 34 gol. Tidak cuma gelar individu, ia juga sukses membawa AC Milan dua kali merebut scudetto Serie A.
Fans sepak bola generasi sekarang mungkin tidak familier dengan Felice Borel. Ia adalah penyerang kelahiran Prancis yang cukup lama membela Juventus. Borel tiga kali membawa klub Nyonya Tua merajai Serie A. Ia juga sekali mengantarkan Juventus merebut Coppa Italia.
Tidak hanya secara tim, Borel pernah menorehkan prestasi individu. Pemenang Piala Dunia 1934 tersebut menjadi top skor secara beruntun, yakni musim 1932/1933 dengan 29 gol dan 1933/1934 dengan 31 gol. Selain Juventus, ia juga sempat membela Torino dan Napoli.
Penikmat sepak bola Italia pasti akrab dengan Giuseppa Meazza. Ia adalah salah satu penyerang legendaris Inter Milan. Meazza membela klub berjuluk I Nerazzurri tersebut dalam dua periode, yakni 1927 hingga 1940 dan musim 1946/1947 sebagai player-coach.
Selama berseragam hitam-biru, Meazza sukses membawa Inter Milan tiga kali menjadi kampiun Serie A. Tidak cuma itu, ia juga tercatat tiga kali dinobatkan sebagai top skor kompetisi, salah satunya setelah melesakkan 31 gol pada musim 1929/1930.
Selain nama-nama tersebut, sebenarnya masih ada Julio Libonatti yang membuat 35 gol pada musim 1927/1928 dan Gino Rossetti yang mencetak 36 gol pada musim 1928/1929. Namun, kala itu kompetisi masih belum resmi bernama Serie A.