9 Partai Final Liga Champions yang Terjadi Lebih dari Sekali

Partai final Liga Champions edisi perdana mempertemukan Real Madrid dengan tim asal Prancis, Stade de Reims. Saat itu, laga final digelar di Paris, sehingga Reims semestinya lebih diuntungkan. Namun, Real Madrid berhasil keluar sebagai juara berkat kemenangan 4-3.

Tiga tahun berselang, Real Madrid dan Reims kembali bertemu di final Liga Champions 1958/1959. Hasilnya ternyata serupa, yaitu Los Blancos jadi kampiun setelah mengalahkan Reims 2-0. Setelah dua final tersebut, Stade de Reims tak pernah lagi unjuk gigi di Eropa hingga sekarang.

AC Milan dan Benfica juga pernah dua kali bersua di final Liga Champions. Yang pertama adalah pada musim 1962/1963. Benfica yang menjadi juara dalam dua musim sebelumnya pantas lebih dinggulkan. Namun, Milan sukses merebut trofi setelah menang dengan skor tipis 2-1.

Pertemuan kedua terjadi pada musim 1989/1990. Saat itu, giliran Milan yang lebih diunggulkan karena mereka berstatus juara bertahan. Benar saja, Rossoneri lagi-lagi mengalahkan Benfica dengan skor tipis 1-0. Itu adalah kali terakhir Benfica berlaga di final Liga Champions hingga saat ini.

Tak hanya Benfica, AC Milan juga pernah melawan Ajax Amsterdam lebih dari sekali di final Liga Champions. Milan lebih dulu keluar sebagai pemenang pada 1968/1969 dengan skor 4-1. Pierino Prati mencetak hat-trick pada laga tersebut, sehingga menjadi salah satu dari tiga pemain yang pernah mencetak hat-trick di final Liga Champions.

Kedua klub lalu bertemu lagi di final musim 1994/1995, dan Ajax berhasil membalas dendam. Sang wakil Belanda menang 1-0 atas Milan melalui gol tunggal Patrick Kluivert. Itu adalah gelar Liga Champions keempat sekaligus terakhir bagi Ajax hingga saat ini.

Sementara Ajax pun tak hanya pernah bertemu AC Milan dua kali di final Liga Champions. Mereka juga pernah menggelar dua final melawan Juventus, yaitu pada musim 1972/1973 dan 1995/1996. Ajax memenangi final pertama, sementara final kedua menjadi milik Juventus.

Kedua final tersebut pun sama-sama berlangsung sengit. Pada 1973, Ajax hanya menang tipis 1-0. Sedangkan pada 1996, Juve harus melalui babak adu penalti untuk mengalahkan Ajax. Trofi musim 1995/1996 sendiri akhirnya jadi trofi Liga Champions terakhir yang diraih Juventus sampai sekarang.

Setelah jadi juara musim 1995/1996, Juventus sebenarnya sempat lima kali lagi melangkah ke final Liga Champions. Namun, semuanya berakhir dengan kekalahan. Dua di antaranya mereka alami di tangan Real Madrid pada musim 1997/1998 dan 2016/2017.

Final tahun 1998 dimenangi Real Madrid dengan skor 1-0. Sementara pada final tahun 2017, Juve kalah telak 1-4. Juventus pun kini tercatat sebagai klub yang paling sering kalah di final Liga Champions, yaitu tujuh kali.

Berikutnya ada pertemuan antara Liverpool dan AC Milan, yang terjadi di final Liga Champions 2004/2005 dan 2006/2007. Pada final tahun 2005, Liverpool keluar sebagai juara setelah melakukan aksi comeback yang luar biasa. Sempat tertinggal 0-3, The Reds menyamakan kedudukan jadi 3-3 lalu menang pada babak adu penalti.

Pada final dua tahun berselang, AC Milan sukses membalas dendam atas kekalahan menyakitkan itu. Rossoneri menang 2-1 melalui dua gol Filippo Inzaghi yang hanya bisa dibalas sekali oleh Liverpool. Itu adalah trofi Liga Champions ketujuh sekaligus yang terakhir bagi Milan sampai saat ini.

Barcelona sempat menjadi tim yang dominan di Liga Champions saat dilatih Pep Guardiola. Mereka sukses dua kali meraih trofi pada musim 2008/2009 dan 2010/2011. Kebetulan, lawan yang dikalahkan Barca pada laga final kedua musim tersebut adalah tim yang sama yaitu Manchester United.

Barcelona memenangi final tahun 2009 dengan skor 2-0 atas Manchester United. Sementara final tahun 2011 berkesudahan 3-1 bagi Barca. Dalam kedua final tersebut, Lionel Messi mencetak masing-masing satu gol yang turut mengantarkan Barca jadi juara.

Partai Real Madrid melawan Atletico Madrid adalah satu-satunya laga derby klub sekota yang pernah terjadi dua kali di final Liga Champions. Pada musim 2013/2014, Real Madrid mengalahkan Atletico 4-1 di final melalui perpanjangan waktu.

Derby Madrid kembali tersaji di final Liga Champions 2015/2016, dan lagi-lagi Real Madrid jadi pemenang. Kali itu mereka harus melalui babak adu penalti untuk meraih trofi. Atletico Madrid sendiri akhirnya tercatat sebagai klub yang paling sering tampil di final Liga Champions tanpa pernah juara, yaitu tiga kali.

Delapan partai final Liga Champions di atas pernah terjadi dua kali. Namun, partai Real Madrid melawan Liverpool kini dipastikan bakal berlangsung tiga kali di final. Ya, setelah bertemu di final musim 1980/1981 dan 2017/2018, Si Putih dan Si Merah bakal kembali berjibaku di final Liga Champions 2021/2022.

Dua partai final sebelumnya sendiri dimenangi Liverpool dan Real Madrid masing-masing sekali. Liverpool juara pada musim 1980/1981 setelah mengalahkan Real Madrid dengan skor 1-0. Real Madrid lalu membalas di final 2017/2018 dengan skor 3-1.

Final ketiga nanti dipastikan bakal berlangsung sengit. Liverpool sedang on fire musim ini dan bahkan berpeluang meraih quadruple winners. Sementara Real Madrid pun tak bisa diremehkan, seperti terlihat dari perjalanan mereka yang luar biasa sampai ke final. Siapa yang bakal keluar sebagai pemenang?

Final Liga Champions 2021/2022 bakal mempertemukan Real Madrid dan Liverpool untuk ketiga kalinya. Klub mana yang jadi jagoanmu di final nanti?