Inter Milan merupakan klub Italia yang ramah pemain asing. Sudah ada banyak pemain sepak bola di luar Negeri Piza yang sempat berseragam biru-hitam khas La Beneamata, termasuk dari Jerman, salah satu kekuatan tradisional di kawasan Eropa.
Dalam sejarahnya, setidaknya ada sembilan pemain berpaspor Jerman yang pernah merumput di Giuseppe Meazza, kandang Inter Milan. Bahkan, ada yang sampai menjadi trio menakutkan pada era 1990-an.
Horst Szymaniak merupakan pemain Jerman pertama yang merumput di Inter Milan. Ia bergabung dengan I Nerazzurri pada 1963 setelah 2 tahun membela Catania. Sebelumnya, Szymaniak berkiprah di beberapa klub Jerman, salah satunya Karlsruher SC.
Dikutip dari situs resmi Inter Milan, ia memang cuma 1 musim membela klub tersebut dengan total 12 penampilan di semua kompetisi. Namun, Szymaniak adalah bagian skuad Inter Milan saat memenangi Piala Eropa (sekarang Liga Champions Eropa) pertama mereka.
Hansi Muller mengawali karier profesional bersama VfB Stuttgart pada 1975. Setelah memainkan lebih dari 180 pertandingan di liga dengan klub berjuluk Die Schwaben itu, ia menjajal kompetisi Italia ketika menerima pinangan Inter Milan pada Juli 1982.
Dideskripsikan sebagai gelandang serang dengan sentuhan luar biasa, musim pertama Muller di Inter Milan berlangsung sulit karena harus bersaing dengan Evaristo Beccalossi. Musim keduanya berjalan lebih baik, tetapi ia memilih meninggalkan klub pada 1984.
Nama Karl-Heinz Rummenigge besar bersama Bayern Munich. Penyerang asal Jerman itu 2 kali meraih Bundesliga, 2 kali European Cup, dan 1 kali Intercontinental Cup ketika membela Die Roten. Satu dasawarsa di FC Hollywood, ia bergabung dengan Inter Milan pada 1984.
Sayangnya, karier Rummenigge bersama Il Biscione tidak berlangsung mulus. Performanya terganggu masalah cedera. Ia pun hanya bertahan 3 musim di Italia dan mencetak 24 gol di liga. Setelah itu, Rummenigge pindah ke klub Swiss, Servette, dan gantung sepatu di sana.
Lothar Matthaus cuma 4 musim membela Inter Milan. Namun, ia meninggalkan warisan luar biasa bagi tifosi I Nerazzurri. Datang pada 1988, ia langsung memberikan titel Serie A pada musim perdana, disusul Supercoppa Italiana 1989 dan UEFA Cup 1990/1991.
Melansir situs resmi Inter Milan, beberapa kalimat tidak cukup menggambarkan kehebatan Matthaus sebagai salah satu pemain terhebat dalam sejarah Inter Milan. Ia memenangi Ballon d'Or saat berseragam biru-hitam dan akhirnya dilantik ke dalam Inter Hall of Fame pada 2018.
Andreas Brehme datang ke Inter Milan berbarengan dengan rekan senegaranya, Lothar Matthaus. Biasa beroperasi di sisi kiri, baik sebagai bek sayap maupun gelandang serang, Brehme digambarkan sebagai pemain yang punya kecepatan dan penguasaan bola tingkat tinggi.
Sama seperti Matthaus, Brehme pun memperkuat Inter Milan selama 4 musim. Dalam kurun waktu tersebut, ia turut mempersembahkan gelar Serie A, Supercoppa Italiana, dan UEFA Cup. Selepas di Italia, Brehme melanjutkan karier di Liga Spanyol bareng Real Zaragoza.
Juergen Klinsmann bergabung dengan Inter Milan pada 1989. Ia akhirnya membentuk trio Jerman yang legendaris bersama Lothar Matthaus dan Andreas Brehme. Ketiganya menjadi pemain kunci klub saat memenangkan Supercoppa Italiana 1989 dan UEFA Cup 1990/1991.
Sebagai penyerang, mungkin Klinsmann tidak cukup subur selama di Inter Milan. Ia membuat 40 gol dalam 123 partai di semua kompetisi. Namun, karena mampu meredam ego dan lebih bermain sebagai tim, membuat pemenang Piala Dunia 1990 itu dicintai Interisti.
Tiba dari Stuttgart pada 1991, Mattias Sammer baru bisa tampil untuk Inter Milan pada 1992 karena ada aturan pembatasan pemain asing. Setelah melakukan debutnya, bek Jerman ini memainkan total 12 partai di seluruh kompetisi dan mencetak 4 gol.
Sayangnya, karier Sammer bersama Inter Milan tidak berlangsung lama. Karena ada masalah dengan manajer Osvaldo Bagnoli dan kesulitan beradaptasi dengan gaya hidup Italia, ia bertahan sekitar 2 tahun dan pulang ke Jerman pada Januari 1993.
Setelah membawa Jerman merebut trofi Piala Dunia 2014, Lukas Podolski justru terlempar dari tim utama Arsenal. Karena ingin mendapatkan lebih banyak menit bermain, pemain kelahiran Polandia ini akhirnya setuju dipinjamkan ke Inter Milan pada Januari 2015.
Ia menghabiskan 6 bulan di Giuseppe Meazza hingga Juni 2015. Dalam kurun waktu tersebut, Podolski membuat 17 penampilan di Serie A dan mencetak sebiji gol. Selesai masa peminjaman di Inter Milan, Arsenal menjual Podolski ke klub asal Turki, Galatasaray.
Robin Gosens bermain hebat di Atalanta. Membela tim tersebut sejak 2017, ia menjadi andalan di sisi kiri La Dea. Gosens memainkan 121 pertandingan di liga dan menyumbangkan 25 gol. Tidak heran jika akhirnya Inter Milan kesengsem dan memboyongnya pada Januari 2022.
Pemain yang memulai debut bersama timnas Jerman pada 2020 itu direkrut dengan status pinjaman sampai akhir 2021/2022. Namun, manajemen Inter Milan wajib membelinya secara permanen pada akhir musim nanti apabila sejumlah syarat terpenuhi.
Sebagai salah satu kekuatan utama sepak bola Eropa, bahkan dunia, Jerman memang dianugerahi segudang talenta berbakat. Karena itu, tidak heran jika banyak klub yang akhirnya kesengsem dengan pemain asal negara ini. Namun, memang tidak semuanya meraih sukses.