9 Pemain yang Terkena Kutukan No 9 di AC Milan! Siapa Saja Mereka?

Alexandre Pato merupakan wonderkid paling sensasional pada masanya. Dalam 4 musim pertamanya bersama Milan, Pato selalu mencetak 2 digit gol di seluruh kompetisi yang dijalaninya.

Namun, petaka muncul saat dirinya mewarisi nomor punggung 9 dari Inzaghi. Sebelumnya, Pato menggunakan nomor punggung 7. Namun, saat berganti nomor punggung pada 2012, karier dari Pato seakan terjun bebas. Dirinya hanya bermain dalam 7 pertandingan dengan catatan 2 gol dan 1 assist.

Pato hanya bertahan selama setengah musim menggunakan nomor keramat tersebut karena pada Januari 2013 dirinya hengkang ke Corinthians.

Pada awal 2010 Italia pernah memiliki calon penyerang yang ganas dalam diri Alessandro Matri. Bersama Cagliari dan Juventus, secara konsisten dalam 4 musim, dirinya selalu mencetak 2 digit gol.

Hal tersebut membuat Milan kepincut dan memboyongnya pada musim panas 2013. Namun, kesalahan Matri sudah dimulai saat memilih angka 9 sebagai nomor punggungnya. Matri gagal total bersama I Rossoneri dengan hanya mencetak 1 gol dalam 18 pertandingan.

Setelah menjalani musim yang buruk di Milan, Matri menjalani serangkaian masa pinjaman dan performanya tetap tidak sebaik saat sebelum bergabung dengan Milan.

Karier dari Fernando Torres sebenarnya sudah turun saat bergabung dengan Chelsea. Namun, Torres bergabung dengan Milan dengan status pinjaman dengan harapan dapat mengembalikan kembali performanya seperti dulu.

Namun, ternyata kiprah Torres bersama Milan bahkan lebih buruk ketimbang saat berkostum Chelsea. Bergabung pada musim panas 2014, Torres hanya bertahan semusim saja dengan catatan 1 gol dalam 10 pertandingan.

Pascakepergian Torres, Milan kembali mendatangkan pemain pinjaman dari sesama klub Serie A, yaitu AS Roma. Pemain yang dipinjam adalah Mattia Destro. Dirinya tampil baik saat berkostum Siena dan Roma.

Namun, saat bergabung dengan Milan, Destro seakan kehilangan taringnya. Dalam 15 pertandingan, Destro hanya mencetak 3 gol saja. Atas penampilan buruk tersebut, Milan enggan mempermanenkan Destro.

Luiz Adriano merupakan salah satu talenta Brasil yang sangat bersinar bersama Shakhtar Donetsk. Berkat penampilan gemilangnya dengan mencetak 130 gol dan 41 assist dalam 265 pertandingan, Milan mendatangkannya pada musim panas 2015.

Namun, permainannya bersama Milan seakan terjun bebas dan tidak menunjukkan penampilan impresif seperti bersama Shakhtar. Luiz Adriano bermain sebanyak 36 kali dengan mencetak 6 gol dan 4 assist. Akibatnya, pada Januari 2017, Luiz Adriano memutuskan hengkang ke Spartak Moscow.

Sebelum bergabung dengan Milan pada 2016, Gianluca Lapadula belum pernah bermain untuk klub Serie A. Lapadula memang sangat tajam saat bermain di divisi bawah yang puncaknya membawa Pescara promosi dengan mencetak 21 gol dalam 40 pertandingan.

Namun, karier Lapadula bersama klub Serie A pertamanya tidak berlangsung manis. Lapadula hanya mencetak 8 gol dan 3 assist dalam 29 pertandingan. Semusim berselang, Lapadula bergabung dengan Genoa.

Andre Silva merupakan talenta muda yang menjadi komoditas panas pada 2017 lalu. Milan merupakan klub yang beruntung dapat mendatangkan wonderkid asal Portugal tersebut.

Catatan gol Andre Silva sebenarnya tidak buruk. Saat berkompetisi di Europa League, ia mencatatkan 6 gol dalam 10 pertandingan. Namun, di Serie A dia tampil buruk dengan hanya mencetak 2 gol dalam 24 pertandingan. Saat ini, Andre Silva sudah bergabung dengan Eintracht Frankfurt dan kembali bersinar di sana.

Kualitas dari Gonzalo Higuain tidak perlu diragukan lagi. Dirinya merupakan predator ulung saat berseragam Napoli dan Juventus. Higuain datang ke San Siro pada musim panas 2018 dan mencoba mematahkan kutukan nomor punggung 9 di Milan.

Performa Higuain sebenarnya tidak terlalu buruk dengan mencetak 8 gol dari 22 pertandingan. Namun, ekspektasi publik yang menginginkan lebih membuat Higuain hanya bertahan setengah musim di San Siro.

Krzysztof Piątek menjadi fenomena half season wonder di Serie A dengan mencetak 19 gol dari 21 pertandingan bersama Genoa. Berkat penampilan impresif tersebut, pada Januari 2019 Milan memboyongnya dengan harga 35 juta euro atau sebesar Rp605 miliar.

Paruh musim pertama Piatek bersama Milan berlangsung baik dengan mencetak 11 gol dalam 21 pertandingan. Saat itu Piątek masih menggunakan nomor punggung 19. Namun, pada awal musim 2019/2020, Piątek memilih menggunakan nomor 9 untuk mematahkan kutukan.

Namun sayang, Piątek tetap terkena kutukan tersebut. Dalam 20 pertandingan selanjutnya, Piątek hanya mencetak 5 gol saja. Pada Januari 2020, Piątek memutuskan hengkang ke Hertha Berlin.

Itulah para pemain yang terkena kutukan nomor 9 di Milan. Hingga saat ini Mandzukic baru bermain dalam 4 pertandingan dan masih terlalu dini untuk menilainya. Siapa pemegang nomor 9 paling buruk menurut kamu? Yuk, komen di bawah!